Gewang dalam Kebudayaan Masyarakat Pulau Timor

Pangan Lokal, Pertanian
Gewang dalam Kebudayaan Masyarakat Pulau Timor
9 Januari 2024
821

Diantara lekuk-lekuk perbukitan di Pulau Timor yang menyimpan rahasia alam, terdapat sejenis tumbuhan yang lekat dengan budaya dan kehidupan masyarakatnya. Pohon Gewang (Corypha utan L.) nyaris ditemukan di seluruh kabupaten di Pulau Timor. Pohon Gewang banyak ditemukan di Filipina dan beberapa pulau di Indonesia salah satunya pulau Timor. Gewang merupakan jenis tumbuhan yang dikategorikan ke dalam jenis savanna palm yang banyak tumbuh di dataran pulau timor. Gewang tumbuh bersama dengan kebudayaan masyarakat Pulau Timor. Pohon Gewang bisa dikatakan sebagai pohon AL-hayat yang tumbuh di daratan Timor. Tentu bukan hanya nama semata akan tetapi sebuah representasi mendalam dari hubungan yang kokoh antara masyarakat Pulau Timor dan pohon ini.

Pohon Gewang yang tumbuh liar di Daerah Ayotupas

Pohon gewang atau dalam bahasa dawan disebut Tune begitu penting keberadaannya bagi masyarakat Timor walaupun hingga kini masih berstatus liar di kawasan savanna NTT. Dalam masyarakat Dawan, terdapat suatu ritual adat yang asih dilestarikan hingga kini. Ritual tersebut dilakukan apabila sepasang kekasih yang ingin melanjutkan hubungan ke jenjang yang lebih serius namun terdapat pertumpahan darah maupun pertikaian yang pernah terjadi di antara nenek moyang keduanya di masa lampau. Istilah yang merujuk pada pertikaian maupun pertumpahan darah di masa lampau disebut dengan istilah Beba Bata. Beba bata adalah sebutan untuk pagar penghubung yang dibuat dari batang gewang. Sementara ritual untuk menyelesaikan permasalahan tersebut disebut Hela Keta. Ritual dilakukan dengan membawa dua bilah pelepah Gewang yang diikat ke sungai kemudian kedua kubu berdiri bersebrangan lalu memisahkan bebak/pelepah gewang sebagai simbol bahwa masalah di masa lampau telah diputuskan atau diselesaikan. Beba tersebut kemudian dibuang oleh kedua kubu ke air yang mengalir pertanda masalah/penghalang di masa lampau telah berlalu dihanyutkan ke air yang mengalir.

Daun gewang sejak dulu telah dimanfaatkan oleh masyarakat adat di pulau timor sebagai material penutup atap rumah adatnya. Daun gewang dapat bertahan 5 -15 tahun sebelum diganti. Untuk material dinding masyarakat memanfaatkan pelepah daun gewang yang biasa dikenal sebagai material bebak. Pelepah pohon gewang dikeringkan kemudian dirangkai dengan menggunakan dua bilah bambu yang ditusuk menembus bebak untuk melekatkan bebak satu dan lainnya. Berdasarkan kajian arsitektur tradisional pusperkim, pelepah gewang cukup memenuhi standar sebagai papan partikel menurut SNI 03–2105-2006 tentang Papan Partikel namun perlu peningkatan terhadap pengaruh penyerapan air.

Lopo/Rumah adat masyarakat suku dawan yang berfungsi menerima tamu, penutup atapnya menggunakan material daun gewang

Pohon Gewang hanya berbunga sekali seumur hidupnya kemudian ia akan mati. Bunga pohon gewang memiliki getah yang dapat disadap menjadi nira. Masyarakat di Daratan Timor seringkali memanfaatkan nira pohon gewang untuk membuat laru, salah satu jenis minuman beralkohol. Selain itu, nira pohon gewang pun dapat diolah menjadi gula aer, cairan dengan rasa manis menyerupai madu yang dapat dimanfaatkan sebagai pemanis tambahan.

Batang gewang mengandung sari pati yang cukup tinggi. Di zaman dulu, batang gewang diolah seperti merebus singkong, meskipun cara memakannya masih harus menghindari serat-serat gewang yang cukup kasar. Batang Gewang yang dihancurkan dan diolah menjadi tepung dapat menghasilkan kudapan lezat yang biasa dikenal dengan puta laka (Dawan) atau akarbilan (Tetun). Kudapan in terdiri dari tepung gewang, parutan kelapa, dan kacang hijau yang disajikan selagi panas seperti sagu bakar di Papua.   Biji gewang dimanfaatkan sebagian masyarakat untuk meracuni ikan yang akan dipancing, karena ada kantungan toksik didalamnya (Heliawati, 2018)

Seorang Perempuan Dawan menjual Puta Laka, Olahan dari batang gewang

Seorang Perempuan Dawan menjual Puta Laka, Olahan dari batang gewang

Dibalik panggilan "Pohon Kehidupan" terdapat makna yang mendalam. Gewang bukan sekadar tanaman; ia adalah penjaga keseimbangan dan pelindung kelangsungan hidup. Kisah-kisah inspiratif mengenai peran Gewang dalam menjaga kehidupan masyarakat Timor menjadi bukti nyata betapa pohon ini memiliki tempat yang tak tergantikan dalam sejarah dan kehidupan sehari-hari. Gewang bukan hanya pohon, tapi penjaga dan penopang hidup.

Gewang, Pangan Lokal, Pertanian, Seri Gewang
Tentang Penulis
Meryana Linome
Arsitektur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2024-01-17
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *