Majagau

Flora
Majagau
29 Mei 2016
1650

Majegau merupakan jenis tumbuhan, lebih tepatnya pohon, yang telah ditetapkan sebagai tumbuhan identitas Provinsi Bali. Tapi apakah semua orang Bali mengenal pohon majegau ini seperti apa rupanya? Tumbuhan ini dahulu memang banyak terdapat di kawasan hutan di Pulau Bali. Tapi sekarang, populasi pohon majegau di Bali mugkin sudah kalah dengan jumlah wisatawan yang berkunjung ke Bali dalam sehari. Karena itu, tidak mengherankan bila menemukan pohon ini bukanlah mudah, di kawasan hutan habitat aslinya sekalipun. Jangan menemukan tumbuhannya, menemukan informasi mengenai tumbuhan ini juga ternyata tidak semudah menemukan informasi mengenai berbagai tumbuhan lainnya. Meskipun telah ditetapkan sebagai tumbuhan identitas Provinsi Bali.

Majegau merupakan tumbuhan dari famili Meliaceae yang tersebar dari bagian selatan Cina, Myanmar, Thailand, Semenanjung Malaysia, Sumatra, Java, Bali dan Nusa Tenggara, Kalimantan, Sulawesi, Sulawesi, dan Filipina. Nama ilmiah majegau adalah Dysoxylum densiflorum (Blume) Miq. (periksa nama ilmiah dan sinonim di GBIF Data Portal dan The Plant List). Di Kalimantan dinamakan humbi, jolurut, langsat-langsat, mengkuang, atau segera. Di daerah lainnya disebut apinango, maranginan, pingku (Sunda), cempaga, cepaga, kraminan (jawa), majegau (Bali), ampeuluh, kheuruh (Madura), tumbawa rendai, tumbawa rintek (Minahasa)

Pohon selalu hijau, kulit batang berlapis, kayu berwarna kekuning-kuningan. Pucuk muda berambut pendek, daun berselang-seling, panjang 35-46 cm, menyirip ganjil, pelepah daun berambut pendek rapat kekuning-kuningan, anak daun berjumlah 7-15, berhadap-hadapan atau agak berhadap-hadapan, tangkai daun 4-6 mm berambut pendek rapat, helai anak daun berbentuk lanset, tetapi anak daun pada bagian ujung lebih besar dan memanjang, berukuran 9-16 cm x 3-6 cm, seperti kertas, permukaan bawah berambut pendek pada bagian tulang daun, permukaan atas berambut pendek hanya pada tulang daun utama, 10-14 tulang daun sekunder pada kanan dan kiri tulang daun utama, pangkal helai daun mempulat, ujung helai daun lancip. Rangkai bunga terdapat pada cabang tua, kadang-kadang pada ketiak daun, tunggal atau mengelompok 2 sampai 3-10, panjang 5-9 cm, poros rangkai berambut pendek rapat. Bunga kekuningan, 8-10 mm, tangka berambut pendek rapat. Kelopak bunga berbentuk mangkuk, 3-4 mm, berlekuk 4, lekuk segitiga, bagian luar berambut jarang, bagian dalam tidak berambut. Mahkota bunga 4 helai atau kelipatannya. Benang sari 6-8 c 2 mm, permukaan berambut pendek, sisi berlekuk 8, kepala sari 8, terletak agak di dalam tabung, ovarium di dalam mangkuk bunga, ditutupi trikoma rapat, beruang 4, kepala putik ca. 8 mm, ditutupi rambut halus jarang, berbentuk cakram dengan tangkai di tengah. Buah berupa kapsul, berwarna hijau kekuningan, bulat sampai agak bulat telur, 4-6 x 2,5-4 cm, kulit buah ditutupi rapat oleh trikoma dan tepung kuning. Biji merah cerah, dengan aril berwarna merah salmon. Berbunga Januari-Juli, buah masak Oktober-November. Tumbuh di kawasan hutan hujan musiman, pada umumnya sampai pada ketinggian 500-800 m dpl., tetapi juga bisa sampai pada ketinggian 1.700 m dpl.

 

Tentang Penulis
Arofi Gusman Maulana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-06-23
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *