Wangi Hujan Wangi Streptomyces

Wangi Hujan Wangi Streptomyces
31 Agustus 2014
2616

Hujan yang turun terkadang menimbulkan bau khas yang sama meskipun di tempat berbeda. Bau ini berasal dari geosmin hasil produksi bakteri gram positif Streptomyces spp. dan beberapa spesies Actinomyces.

Senyawa organik geosmin ditemukan pada bagian spora, tepatnya bagian mantel spora. Spora hanya diproduksi ketika kondisi kering, yaitu ketika kondisi lingkungan tidak menguntungkan untuk pertumbuhan bakteri, sehingga bakteri memilih membentuk spora untuk reproduksi.

Alasan inilah yang menyebabkan bau hujan hanya dapat tercium jika hujan turun pada tanah yang kering, seperti ketika cuaca terik maupun pada daerah beriklim kering seperti gurun.

Bakteri pembentuk geosmin tersebar di berbagai penjuru tanah, dan ketika hujan turun senyawa kecil geosmin akan terpantul lalu tercium ke hidung. 

Hidung manusia sangat sensitif terhadap keberadaan geosmin, karena itu meskipun konsentrasi geosmin di udara hanya 5x10-12 manusia sudah dapat mencium bau hujan tersebut. Semakin kuat bau hujan menunjukkan peningkatkan jumlah geosmin yang tercium di udara.

Geosmin yang tidak tercium dan masuk ke pernafasan akan kembali ke tanah lalu membentuk filamen untuk tumbuh menjadi bakteri kembali.

 

 

Sumber:

1. Jurnal Oxford (Sensitivitas terhadap geosmin)

2. web.expasy.org (The earth's perfume)

3. Ground smells after the rain

4. NCBI (Senyawa Geosmin dari Actinomycetes)

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *