Sikatan kepala-abu

Satwa
Sikatan kepala-abu
26 Mei 2016
4495

Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) mempunyai ciri-ciri berukuran 12 cm, khas dengan kepala dan dada keabu-abuan serta sedikit jambul. Tubuh bagian atas berwarna zaitun, tubuh bagian bawah kuning. Iris coklat, paruh atas hitam, paruh bawah abu-abu, kaki coklat kekuningan. [1].

( Foto Sikatan kepala-abu oleh Swiss Winnasis di Jawa Timur)

Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) merupakan burung penetap atau native di beberapa negara. Negara yang pernah menjadi catatan perjumpaannya adalah Bangladesh, Bhutan, Brunei Darussalam, Kamboja, Cina, India, Indonesia, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Pakistan, Sri Lanka, Thailand, dan Vietnam [2]. Akan tetapi, pada beberapa negara yang berdekatan, sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) tercatat melakukan migrasi ketika musim dingin [3]. Dari negara-negara tersebut, menjadikan adanya ras-ras tersendiri, adapun ras-ras sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) adalah sebagai berikut :

calochrysea (Oberholser, 1923): Himalaya dari Pakistan utara (Perbukitan Murree) dan Kashmir ke timur sampai India bagian timur-laut, tengah, dan timur bagian tengah, Bangladesh, Cina tengah dan selatan, Myanmar (kecuali Tenasserim selatan), Thailand (kecuali bagian selatan dan barat-daya) dan Indochina bagian utara dan tengah; saat musim dingin bermigrasi menuju Pakistan bagian tengah dan selatan (Lembah Indus) melalui daratan India tengah dan utara sampai ke Cina bagian selatan dan Indochina.

ceylonensis (Swainson, 1820): India barat-daya dan Sri Lanka.

antioxantha (Oberholser, 1923): Myanmar selatan (Tenasserim selatan), Thailand selatan dan barat-daya, Semenanjung Malaysia, Sumatera, Kalimantan, Jawa dan Bali.

sejuncta (E. J. O. Hartert, 1897): Sumbawa, Flores dan Lomblen, di Sunda kecil.

connectens (Rensch, 1931): Sumba, di Sunda kecil [4].  

Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) merupakan burung yang hidup di hutan dataran rendah sampai ketinggian 2200 m, meski paling umum di hutan pegunungan pada rentang ketinggian antara 600 – 1600 m. Biasanya dijumpai pada tajuk bawah dan tengah [4]. Sumber lain menyebutkan, Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) juga menempati hutan dengan pepohonan berdaun lebar dan kering [3]. Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis)  termasuk burung pemakan serangga, kelompok serangga yang menjadi makanannya adalah diptera, coleoptera kecil, hymenoptera, dan lepidoptera [3]. Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) merupakan salah satu burung hutan yang menjadi anggota suatu mix flock atau kelompok campuran. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan penulis, Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) pernah terlihat mengikuti kelompok burung Chloropsidae atau Cica-daun disalah satu hutan Daerah Istimewa Yogyakarta.

Mengenai perkembangbiakannya, sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) tercatat berkembang biak pada akhir Februari. Baik jantan maupun betina sama-sama mengerami telur [3]. Sikatan kepala-abu (Culicicapa ceylonensis) berstatus resiko rendah, dengan kondisi stabil [3]. Akan tetapi, melihat hutan yang semakin banyak yang rusak dan meningkatnya perburuan burung hutan tidak menutup kemungkinan populasinya dapat menurun.

 

 

Referensi :

[1] MacKinnon, Jhon, Keren Philips, & Bas van Balen. 2010. Burung-burung di Sumatera, Jawa, Bali, dan Kalimantan. diterjemahkan oleh Wahyu Rahardianingtrah dkk. Bogor : LIPI-Burung Indonesia.

[2] BirdLife International. 2012. Culicicapa ceylonensis. The IUCN Red List of Threatened Species 2012: e.T22709596A39824676. http://dx.doi.org/10.2305/IUCN.UK.2012-1.RLTS.T22709596A39824676.en. Downloaded on 26 May 2016.

[3] Clement, P. (2016). Grey-headed Canary-flycatcher (Culicicapa ceylonensis). In: del Hoyo, J., Elliott, A., Sargatal, J., Christie, D.A. & de Juana, E. (eds.). Handbook of the Birds of the World Alive. Lynx Edicions, Barcelona. (retrieved from http://www.hbw.com/node/59108on 26 May 2016).

[4] http://www.kutilang.or.id/2013/03/15/sikatan-kepala-abu/                                                                                                  

Sumber foto :

Foto : Foto oleh Swiss Winnasis melalui kutilang.or.id

Foto Tumb : Foto oleh Peter melalui orientalbirdimage.org

Tentang Penulis
Rahmadiyono Widodo
Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2022-01-17
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *