Secuil Kisah Kupu-Kupu Polyura athamas

Satwa
Secuil Kisah Kupu-Kupu Polyura athamas
3 September 2021
1817

Polyura athamas memiliki nama lain Plain Nawab. Kupu-kupu ini saya pelihara sejak ia masih dalam tahap larva (ulat) yang menjadi hama pada pohon petai, kemudian saya lepaskan beberapa jam sesudah menjadi kupu-kupu.

Klasifikasi
Kingdom : Animalia
Filum       : Arthropoda
Kelas        : Insecta
Ordo        : Lepidoptera
Famili      : Nymphalidae
Subfamili : Charaxinae
Genus      : Polyura
Species    : Polyura athamas athamas

 

Ulat Polyura athamas di pohon petai

Ulat Polyura athamas di pohon petai

Polyura athamas yang saya pelihara memiliki fase pupa 10 hari, terhitung sejak 20 Oktober hingga 30 Oktober 2017. Saat masih menjadi ulat, ia memiliki 4 tanduk pada kulit kepalanya sehingga terlihat seperti kepala naga. Tubuhnya silindris berwarna hijau tua dengan motif hijau muda pada bagian punggung. Ketika akan membentuk pupa, ulat Polyura athamas melepaskan kulit kepalanya yang bertanduk dan juga kulit badannya lalu membentuk pupa berbentuk seperti buah mangga dengan motif garis-garis putih. 10 hari kemudian keluarlah kupu-kupu dengan ciri-ciri warna dasar sayap luar cokelat dengan blok warna hijau muda di tengah sayap dikelilingi blok berwarna coklat kemerahan dengan garis-garis hitam. Permukaan dalam sayap berwarna hitam dengan blok hijau muda di tengahnya. Sayap belakang di dekat margin luar terdapat garis hitam yang berlekuk dan di luarnya terdapat perpanjangan sayap menyerupai pedang kecil. Hal tersebut seperti yang terdapat pada buku Biodiversitas UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta Seri Fauna (2017 : 132-133) bahwa spesies kupu-kupu tersebut yaitu Polyura athamas.

Selain itu, untuk mengidentifikasi familinya, berdasarkan buku Serangga Terbang (Capung dan Kupu-Kupu) di Kawasan PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. Palimanan, Cirebon, Jawa Barat karangan Septianella dkk, varasi warna family Nymphalidae umumnya coklat, jingga, kuning, dan hitam. Ciri khasnya adalah sepasang tungkai depan (kecuali kupu-kupu individu betina Lybytheinae) biasanya tidak berkembang sehingga tidak berfungsi untuk berjalan, oleh karenanya kita hanya melihat tungkainya yang berjumlah 2 pasang saja.

Tentang Penulis
Ananda Virgiana Prima Dewi
Universitas Negeri Yogyakarta

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2021-09-06
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *