Perubahan Iklim Memicu Permasalahan Air Terhadap Lingkungan

Marine
Perubahan Iklim Memicu Permasalahan Air Terhadap Lingkungan
29 March 2020
807

     Air merupakan hal yang sangat penting bagi keberlangsungan bumi dan segala isinya, terutama bagi makhluk hidup di muka bumi ini. Hubungan antara air dengan makhluk hidup tentunya tidak dapat dipisahkan, karena makhluk hidup yang berada di bumi pada dasarnaya sangat tergantung pada air. Sebanyak 70% bagian dari bumi diisi oleh air, namun bukan berarti jumlah air yang dapat diminum oleh makhluk hidup dapat berlimpah begitu saja. Hal ini menunjukkan bahwa dari 1,4 milyar kubik meter air yang ada di bumi hanya sekitar seperempatnya yang dapat diminum dan dari keseluruhan persediaan air minum hanya 0,3% saja yang dapat diperoleh dengan mudah dari air danau yang tersedia.

     Keperluan air terhadap keberlangsungan makhluk hidup semakin hari semakin bertambah, hal tersebut dibuktikan dengan adanya suatu permasalahan yang terjadi pada tahun 1950. Sejak tahun 1950 keperluan air minum yang dibutuhkan di seluruh dunia bertambah sekitar 40%, alasannya karena semakin meningkatnya jumlah manusia yang terus bertambah secara signifikan. Peningkatan dari kenaikan jumlah manusia tersebut tentunya sangat berpengaruh pada jumlah keperluan air yang dibutuhkan. Persediaan air yang ada di dunia pun semakin berkurang karena seringnya digunakan untuk kebutuhan makhluk hidup dan tercemarnya air oleh polusi udara. Permasalahan akan kebutuhan air ini menjadi masalah yang sangat besar, terutama pada negara-negara di bagian selatan khatulistiwa yang sering menderita karena kekurangan air.

     Permasalahan akan kebutuhan air pun terjadi di negara-negara seperti Brasil. Pada dasarnya Brasil terkenal dengan sungainya yaitu Sungai Amazon yang mengalir dan sungai tersebut dijadikan sebagai sumber air tawar terbesar di dunia. Nyatanya, pembalakan liar yang terus terjadi di hutan rimba Amazon dapat mengubah situasi iklim di bagian selatan Benua Amerika. Akibat dari pembalakan liar di hutan rimba tersebut, maka bagian lain dari kawasan itu menjadi kekeringan sehingga hujan di kawasan tersebut semakin jarang turun. Kekeringan paling parah di Brasil yaitu terjadi pada tahun 2015, saat itu hujan tak kunjung turun di Brasil sehingga menyebabkan kekeringan terparah sepanjang sejarah dalam kurun waktu 80 tahun terakhir. Sepanjang musim panas pun hampir tidak turun hujan sama sekali, sumur-sumur kering, dan di Kota São Paulo aliran air terkadang dimatikan.

     Dampak yang ditimbulkan dari kekeringan nyatanya bukan hanya berdampak pada makhluk hidup saja, tetapi berpengaruh pula pada lingkungan sekitar. Hal tersebut dikarenakan lingkungan sekitar dapat menimbulkan suasana yang gersang dan panas, sehingga membuat lingkungan tidak hidup dalam artian kurang menunjukkan kehidupan yang normal seperti pada umumnya. Kekeringan sangat merugikan berbagai pihak, mulai dari sektor pertanian, perkebunan, peternakan, dan sebagainya terutama bagi keberlangsungan makhluk hidup itu sendiri. Air sangat berperan dan memiliki peran yang sangat penting, karena tanpa air semuanya akan menimbulkan kekacauan dan akan menjadi masalah yang sangat besar. Kekeringan dapat terjadi tentunya karena ada faktor tertentu, salah satunya yaitu perubahan iklim yang menjadi masalah global di seluruh dunia.

     Permasalahan yang saat ini terjadi secara global yaitu adanya perubahan iklim. Bukti-bukti akan hal tersebut telah dilaporkan secara sistematis oleh Intergovermental Panel on Climate Change (IPCC) dan The United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC). Perubahan iklim tentunya dapat menyebabkan bahaya bagi muka bumi secara langsung, yaitu berupa perubahan pola curah hujan, kenaikan suhu, kenaikan jumlah air, hingga perubahan iklim yang ekstrim. Perubahan iklim yang terjadi ternyata telah mempertajam masalah air. Menurut perkiraan, akibat perubahan iklim tersebut jumlah orang yang menderita kekurangan air akan bertambah sekitar 40% jika dibandingkan ketika perubahan iklim tersebut tidak terjadi. Hasil perhitungan Institut Penelitian Iklim di Potsdam (PIK), kekurangan air akan sangat terasa terutama di Cina Selatan, di bagian selatan Amerika Serikat, Timur Tengah, dan kawasan Laut Tengah.

     Berbagai proses yang memicu perubahan iklim global telah diterima oleh banyak pihak sebagai keniscayaan yang dicirikan oleh pemanasan global dengan dampak langsung terhadap daur hidrologi, sehingga perubahan iklim diyakini memberikan dampak secara nyata terhadap sumberdaya air di beberapa wilayah dunia pada kehidupan masyarakat dan lingkungan. Maka dari itu, perubahan iklim yang terjadi secara global ini sangat berpengaruh pada lingkungan yang menyebabkan permasalahan air yang menjadi tombak utama pada keberlangsungan makhluk hidup dan lingkungan. Namun itu semua perlu adanya upaya dari berbagai pihak, terutama manusia yang dapat mengatur segala permasalahan yang ada.

     Pada dasarnya perubahan iklim tidak akan terjadi jika manusia sendiri tidak melakukan hal yang tidak seharusnya dilakukan, seperti polusi udara yang ditimbulkan dari asap kendaraan bermotor. Hal tersebut menjadi pemicu adanya pemanasan global, sehingga terjadilah perubahan iklim yang menyebabkan masalah terhadap air dan lingkungan sekitar. Maka dari itu jika tidak ingin adanya permasalahan bagi keberlangsungan hidup, kita pun harus menjaga bumi ini agar tetap sehat dan mencegah adanya permasalahan secara global yang akan timbul kembali.

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge   

About Author
Valda Haibah Salsabila Nugraha
Sekolah Vokasi IPB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-29
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *