Pantai Marunda

Aktivitas, Satwa
Pantai Marunda
28 Desember 2020
1218

Pantai Marunda merupakan salah satu destinasi wisata perairan bagi warga Jakarta. Kalian dapat ke sini menggunakan commuter line maupun busway. Jika naik commuter line kalian turun di stasiun Tanjung Priuk karena ini merupakan stasiun terdekat menuju Pantai Marunda, namun keretanya cukup jarang sehingga perlu menanti agak lama. Bila kalian naik busway, dapat turun di halte Tanjung Priuk, tetapi ada beberapa yang bilang bisa turun sampai mendekati Pantai Marunda. Hanya saja aku kurang tahu apa nama haltenya. Ada beberapa angkutan umum juga yang melewati Pantai Marunda, kalau tidak salah ingat angkutan nomor 01 atau 05.

 

Sabtu, 26 Desember 2020, Biological Bird Club "Ardea" melakukan pengamatan burung migrasi. Kami memulai pengamatan pada pagi hari. Saat memasuki kawasan, kami membayar Rp 2000 untuk perbaikan jembatan, katanya. Selanjutnya mulai mengamati sekitar dan mencatat burung-burung yang kami temui, di mana target utamanya bertemu dengan burung migrasi.

 

Berdasarkan pengamatan, kami berjumpa burung gereja erasia, cekakak sungai, cici padi, dara laut tiram, dara laut kumis, kipasan belang, kokokan laut, kuntul kecil, layang-layang batu, perkutut jawa, remetuk laut, trinil pantai, dan walet linchi. Selain itu, kami juga berjumpa beberapa jenis capung seperti capung kembara, capung sambar hijau, dan capung sambar perut pipih, serta seekor kupu-kupu berjenis Appias olferna.

 

Berikut ini beberapa dokumentasi saat kami berkegiatan:


 

Pada hari itu, cukup banyak yang berdatangan untuk berlibur. Mungkin karena sedang pandemi, tempat wisata banyak yang tutup atau harus menunjukkan hasil tes rapid/swab. Sehingga membuat Pantai Marunda menjadi salah satu alternatif wisata murah meriah dan tidak perlu menunjukkan hasil tes. Tempat ini juga merupakan salah habitat bagi burung-burung air dan burung yang bermigrasi. Meski tidak begitu banyak mangrove, setidaknya cukup menjadi rumah bagi burung di sana. Sayangnya tempat ini sangat tidak terawat, banyak sampah tergenang mengumpul yang terbawa entah dari mana, bau pesing cukup memualkan bagi yang tidak terbiasa, bahkan warna airnya tidak lagi bening padahal pantai ini langsung terhubung dengan laut.

 

Semoga ke depannya ada upaya pembersihan pada kawasan ini agar menjadi tempat yang diminati. Selain itu, untuk menjaga kelestarian hewan-hewan yang tinggal di sana.

 

 

 

Salam lestari, salam konservasi!

Tentang Penulis
Annisa Ramadani
Universitas Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2021-07-06
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *