Archives: Artikel

Hemat Energi Lingkungan Terlindungi

Ketika kita mengurangi penggunaan energi sama halnya dengan kita mengurangi jumlah asap beracun yang dihasilkan dari pembangkit listrik dan melindungi ekosistem dari kerusakan. Untuk menghasilkan listrik, sebagian besar pembangkit listrik menggunakan batu bara, minyak mentah, atau bahan bakar fosil. Meskipun menghasilkan energi dengan harga yang murah tapi bumi kita membayar dengan harga yang mahal.   Hemat Energi Lingkungan Terlindungi

Hari Internasional Konservasi Ekosistem Mangrove 2022

Hari Internasional Konservasi Ekosistem Mangrove 2022 “Peduli Mangrove, Selamatkan kehidupan yang berkelanjutan” Mangrove memiliki peran yang sangat penting dalam menyimpan karbon dalam jumlah yang besar. Mangrove juga menjadi habitat bagi satwa serta menjadi daerah pemijahan dan pembesaran bagi ikan. Mangrove juga berfungsi menjaga dan melindungi pantai agar dapat mencegah terjadinya abrasi. Mangrove di Kalimantan Barat Hari Internasional Konservasi Ekosistem Mangrove 2022

Tizar Gigih Angkat Keanekaragaman Herpetofauna di Nusa Tenggara Barat

Bermula dari tahun 2018 di Mataram, Lombok, Tizar menghidupkan kembali salah satu Kelompok Studi bernama Herpetology Science Club yang terbilang sudah vakum cukup lama. Berawal dari kebingungan ingin fokus di bidang apa dalam ilmu biologi yang begitu luas dan sebagai orang yang menyukai tantangan dan gemar belajar hal baru, Tizar terbersit keinginan untuk belajar herpetology Tizar Gigih Angkat Keanekaragaman Herpetofauna di Nusa Tenggara Barat

Phodilus badius

Burung hantu yang dengan nama latin Phodilus badius dengan bulu-bulu tepinya berujung kehitaman dan cokelat-coklat. Dahi berbentuk V dan abu-abu kecoklatan pucat, dengan bagian atas ‘V’ mencapai mahkota, memberikan perisai depan aspek segitiga. Memiliki bentuk wajah yang khas cukup unik mata berwarna coklat tua atau hitam kecoklatan, dan relatif besar. Kelopak mata berwarna keputihan. Paruhnya Phodilus badius

Emilian Aditya, Tanpa Lelah Mengepakan Sayap Meneliti Avifauna

Emilian Aditya mengawali minatnya terhadap burung saat tergabung kedalam kelompok pemerhati burung Kepak Sayap UNS. Bersama Kepak Sayap, Aditya terus aktif dalam melakukan penelitian burung di Kawasan Solo Raya. Hal ini ditunjukan dengan diadakannya pendataan keanekaragaman avifauna yang berada di lereng Gunung Lawu melalui Ekspedisi Wukir Mahendra pada tahun 2016 dan 2017. Tidak sampai disana, Emilian Aditya, Tanpa Lelah Mengepakan Sayap Meneliti Avifauna

Mengenal Oxalis barrelieri L.

Oxalis barrelieri merupakan tumbuhan semak yang berasal dari Amerika selatan. Memiliki batang yang berbentuk silindirs, halus dan berwarna hijau kecoklatan. Bunga majemuk dengan tangkai panjang yang tumbuh diketiak daun, berwarna putih dengan kelopak kehijauan dengan bintik kekuningan serta bagian tengah berwarna kuning cerah. berbentuk terompet. Daun trifoliate terdiri dari tiga helai berbentuk lonjong dengan pangkal membulat Mengenal Oxalis barrelieri L.

Lanthanotus borneensis

Kadal tak bertelinga endemik Kalimantan termasuk di dalam suku Lanthanotidae, hewan ini pertama kali ditemukan di bawah sampah dedaunan dekat sungai bebatuan Landak, Kalimantan Barat tahun 2008. Kadal Kalimantan merupakan satwa yang dilindungi oleh pemerintah Indonesia dengan PP Nomor 7 Tahun 1999 dan lampirannya Permenhut 92 Tahun 2018.Kadal Lanthanotus borneensis termasuk daftar IUCN Redlist pada Lanthanotus borneensis

Nepenthes bicalcarata

Nepenthes bicalcarata adalah tumbuhan herba yang memiliki karakteristik khas berupa adanya dua buah taring pada bagian bawah tutup kantong, juga memiliki kelenjar nektar raksasa yang terdapat pada kedua taringnya yang merupakan kelenjar nektar terbesar dibandingkan dengan kelenjar nektar spesies Nepenthes lainnya. Tumbuhan ini endemik Kalimantan dan Kantong semar (Nepenthes bicalcarata) memiliki status terancam punah  VU Nepenthes bicalcarata

Peran Purun Tikus (Eleocharis dulcis) di Ekosistem Rawa Pasang Surut

Peran Purun Tikus (Eleocharis dulcis) di Ekosistem Rawa Pasang Surut Lahan rawa pasang surut menjadi salah satu agroekosistem yang berpotensi dalam pengembangan sektor pertanian (Annisa dan Nursyamsi, 2016). Berdasarkan hasil penelitian dari Ritung et al. (2015), total luasan lahan rawa di Indonesia sekitar 34,12 juta ha dan sebanyak 56,04% merupakan lahan yang berpotensi untuk dijadikan Peran Purun Tikus (Eleocharis dulcis) di Ekosistem Rawa Pasang Surut

Sang Pemanggil (Pulchrana baramica)

Pulchrana baramica atau Bangkong baram  Spesies ini dikenal dengan nama katak berteling emas atau bangkong baram yang mendiami hutan dataran rendah hutam primer maupun sekunder yang terganggu, selain itu katak ini juga sering dijumpai didekat sungai atau rawa-rawa. Spesies ini kebanyakan teresterial hanya saja beberapa peneliti telah menemukan bahwa beberapa individu ditemukan bertengger ditanting pohon Sang Pemanggil (Pulchrana baramica)