AIR DAN IKLIM SERTA PERANNYA DALAM GLOBALISASI

Marine
AIR DAN IKLIM SERTA PERANNYA DALAM GLOBALISASI
30 March 2020
1102

Air adalah suatu zat cair yang tidak mempunyai rasa, bau dan warna dan terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Karena air mempunyai sifat yang hampir bisa digunakan untuk apa saja, maka air merupakan zat yang paling penting bagi semua bentuk kehidupan (tumbuhan, hewan, dan manusia) sampai saat ini selain matahari yang merupakan sumber energi. Air dapat berupa air tawar dan air asin (air laut) yang merupakan bagian terbesar di bumi ini. Di dalam lingkungan alam proses, perubahan wujud, gerakan aliran air (di permukaaan tanah, di dalam tanah, dan di udara) dan jenis air mengikuti suatu siklus keseimbangan dan dikenal dengan istilah siklus hidrologi. Air minum adalah air yang digunakan untuk konsumsi manusia. Menurut departemen kesehatan, syarat-syarat air minum adalah tidak berasa, tidak berbau, tidak berwarna, tidak mengandung mikroorganisme yang berbahaya, dan tidak mengandung logam berat. Air minum adalah air yang melalui proses pengolahan ataupun tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat kesehatan dan dapat langsung diminum. (Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 907 Tahun 2002), walaupun air dari sumber alam dapat diminum oleh manusia, terdapat risiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri (misalnya Esherichia coli) atau zat-zat berbahaya. Bakteri dapat dibunuh dengan memasak air hingga suhu 100oC, namun banyak zat yang berbahaya terutama logam yang tidak dapat dihilangkan dengan cara ini. Saat ini terdapat krisis air minum di berbagai negara berkembang didunia akibat jumlah penduduk yang terlalu banyak.            

Di Indonesia, akses terhadap bersih masih menjadi masalah. Sebagian besar air tawar yang digunakan berasal dari air sungai, danau, waduk dan sumur. Pesatnya pembangunan wilayah di Indonesia dan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi membutuhkan air dalam jumlah yang banyak yang sering kali tidak tersedia untuk penduduk. Oleh karena itu pembangunan yang baik adalah juga penyediaan kualitas dan kuantitas air bersih. Pentingnya air sungai bagi masyarakat di Indonesia dan rendahnya kualitas air sungai, seharusnya mendorong pemerintah melaksanakan program peningkatan kualitas air sungai sebagai bagian dari pembangunan. Ketidaktersediaan air bersih secara umum disebabkan oleh dua faktor, yaitu faktor alam dan faktor manusia. Faktor alam disebabkan secara alamiah bentukan (kondisi) wilayahnya yang memang sulit untuk mendapatkan air sehingga tidak tersedianya air. Faktor manusia yaitu dikarenakan tercemarnya air bersih akibat aktifitas manusia. Oleh karena itu, persoalan-persoalan mengenai turunnya kualitas lingkungan seperti pencemaran, kerusakan sumber daya alam, deforestasi serta degradasi fungsi hutan, musnahnya berbagai spesies hayati, erosi, banjir, bahkan timbulnya jenis penyakit adalah akibat penurunan fungsi lingkungan. Hal tersebut diyakini merupakan gejala- gejala negatif yang secara dominan dari faktor manusia itu sendiri.

Pencemaran serta tercemarnya air sungai tidak hanya merugikan masyarakat yang mendiami daerah bantaran sungai saja akan tetapi layaknya seperti air sungai yang mengalir dari hulu ke hilir yang berarti turut membawa dampak-dampak negatif bagi masyarakat lain. Dalam hal ini berbagai masalah dari pertumbuhan penduduk dengan kebutuhan dan ketersediaan air bersih menjadi suatu masalah yang saling berkaitan. Banyaknya lokasi permukiman yang berada di sekitar bantaran sungai merupakan suatu permasalahan yang krusial dan memerlukan upaya tersendiri untuk mengatasinya. Terlebih lagi terjadinya pencemaran air sungai yang ditimbulkan oleh warga, seperti pembuangan limbah rumah tangga dan membuang sampah yang langsung ke sungai. Hal ini terjadi akibat kurangnya kepekaan masyarakat akan pelestarian lingkungan dan pada akhirnya akan merugikan masyarakat sendiri.

Dalam konsep siklus hidrologi sumberdaya air, hutan merupakan pengatur tata air (hidro-orologi) dan penyedia air bagi masyarakat di hulu maupun pengguna air lainnya di bagian hilir. Pemanfaatan air dari kawasan hutan telah banyak dilakukan oleh pemerintah, masyarakat, maupun pihak swasta baik untuk keperluan yang bersifat komersial maupun non komersial. Bahkan, dimensi pemanfaatannya pun tidak hanya terbatas dalam bentuk massa, tetapi juga jasa alirannya. Dalam perkembangan berikutnya mulailah dikenal 2 (dua) bentuk pemanfaatan sumberdaya air, yaitu pemanfaatan air dan pemanfaatan energi air. Sebagai perwujudan dari amanat dalam  Pengelolaan KSA dan KPA. Beberapa poin penting dalam draft Permenhut tersebut antara lain:

(1) Pemanfaatan air dan energi air dapat dilakukan di semua blok (kecuali blok perlindungan) di suaka margasatwa, taman wisata alam, tahura dan di semua zona (kecuali zona inti dan rimba) di taman nasional

(2) Pemanfaatan air dan energi air dilaksanakan berdasarkan rencana pengelolaan dan hasil inventarisasi sumberdaya air

(3) pemanfaatan air dan energi air dilakukan melalui mekanisme perizinan.

Melakukan 5R (Reduce, Reuce, Recycle, Replace, Rethink ) yaitu:

(1)Reduce, mengurangi penggunaan barang atau material yang digunakan sehar-hari agar dapat dimanfaatkan secara efektif untuk mengurangi pula sampah yang dihasilkan.

(2)Reuse, menggunakan kembali barang atau material yang telah digunakan dan sebisa mungkin menghindari barang atau material dengan jenis yang hanya untuk sekali pakai. Hal ini penting untuk memperpanjang usia pakai sebuah barang untuk memperlambat laju hasil sampah.

(3)Recycle, mendaur ulang barang atau material agar mampu dimanfaatkan kembali untuk keperluan lainnya.

(4)Recovery / replace, melakukan penelitian mendalam untuk mengganti material produksi, misal dari yang susah terurai menjadi yang ramah lingkungan, atau material dengan jumlah terbatas dengan material yang masih banyak tersedia di alam namun dengan fungsi yang sama. kawasan resapan juga beralih peran dengan pembangunan infrastruktur dan pemukiman sehingga tak lagi menahan dan meresapkan sumberdaya air. Akibatnya jumlah potensi air tanah menyusut, dan mengurangi aliran mata air yang akan mengalir ke sungai saat musim kemarau.

(5)Rethink, mengubah pola perilaku produksi dan konsumsi barang dengan mempertimbangkan kemungkinan untuk dilakukannya daur ulang.

Penyebab Kekeringan

A. Musim Kemarau Terlalu Lama

Penyebab umum terjadinya kekeringan adalah musim kemarau yang sangat panjang. Saat musim kemarau, curah hujan akan menurun drastis dari biasanya. Rata-rata di Indonesia musim kemarau terjadi antara 3 bulan hingga 6 bulan. Namun jika kemarau melebihi 6 bulan maka ketersediaan sumber air tanah yang pada tahun-tahun sebelumnya akan terjadi kekurangan. Jika musim kemarau telah melewati batas waktu tertentu dari biasanya. Maka masyarakat akan berupaya untuk mengurangi penggunaan air, karena khawatir sumber air yang ada tidak akan mencukupi

B. Tidak Ada Daerah Resapan

Kekeringan juga dapat disebabkan jika di dalam tanah sudah tidak ada lagi cadangan air. Agar tanah dapat menyimpan air, maka diatasnya dibutuhkan pohon-pohon yang berguna untuk menyerap air hujan kemudian menyimpannya sebagai air tanah. Daerah-daerah yang masih asri umumnya memiliki cadangan air tanah yang lebih banyak daripada daerah gundul tanpa pepohonan. Pohon-pohon ini tidak hanya berfungsi untuk mengikat air, namun juga sebagai sumber oksigen, mencegah erosi dan lain sebagainya.

C. Sumber Mata Air Menghilang

Berkurangnya atau hilangnya mata air dapat disebabkan oleh berbagai hal, antara lain perubahan iklim, penebangan hutan, keringnya sungai bawah tanah dan lain-lain. Jika sumber mata air seperti sumur telah kering, umumnya masyarakat akan membeli air atau mengambil air ke sumber-sumber lain dengan menempuh jarak yang jauh.

D. Tidak Ada Penampungan Air

Air merupakan kebutuhan dasar makhluk hidup. Pada daerah yang kerap mengalami kekeringan, umumnya akan membuat penampungan air secara swadaya di tiap RT. Penampungan air tersebut ditujukan sebagai cadangan air bersih ketika musim kemarau tiba.

E. Penggunaan Air Berlebihan

Penggunaan air diluar batas kewajaran dapat menyebabkan kekeringan. Air yang digunakan tanpa memperhitungan kecukupan sumber air untuk melewati musim kemarau akan menimbulkan kekurangan cadangan air pada bulan puncak kemarau. Oleh karena itu, penghematan dharus dilakukan, misalnya dengan mandi menggunakan shower dan bukan menggunakan gayung.

F. Sumber Mata Air Jauh

Ketika masyarakat bergantung terhadap sumber mata air untuk memenuhi kebutuhan air sehari-hari. Maka jika terjadi kekeringan pada sumber yang biasa diambil tersebut, masyarakat tidak dapat lagi memperoleh sumber air. Oleh karena itu, masyarakat setempat akan mencari sumber mata air lain yang bisa saja jaraknya berkali-kali lipat.

 

Kekeringan memiliki beberapa klasifikasi diantaranya, berdasarkan penyebab yang menjadikan suatu wilayah tidak tersedia cukup air dibagi menjadi 2 jenis, yaitu:

Kekeringan Ilmiah

o Kekeringan meteorologis adalah kekeringan yang berkaitan dengan jumlah curah hujan dibawah rata-rata normal dalam satu musim

o Kekeringan sosial ekonomi adalah kekeringan yang berkaitan dengan kondisi pasokan komoditi ekonomi kurang dari kebutuhan normal, sebagai akibat dari kekeringan meteorologi, hidrologi, dan pertanian

o Kekeringan pertanian adalah kekeringan yang berhubungan dengan kandungan air di dalam tanah yang mengalami kekurangan, sehingga tidak cukup memenuhi kebutuhan tanaman tertentu pada periode waktu tertentu pada wilayah yang luas

o Kekeringan hidrologis adalah kekeringan yang berkaitan dengan kurangnya pasokan air permukaan dan menurunnya ketersediaan air tanah

o Kekeringan antropogenik terjadi karena melanggar aturan yang telah dibuat, seperti penggunaan air lebih besar dari ketersediaan air

Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman, pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem, pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran, memperluas gerakan penghijauan, tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan, memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya, melakukan intensifikasi pertanian. Adapun cara lain untuk mengatasi polusi air atau yang dikenai dengan sebutan banjir pun ada dua macam banjir bandang dapat diatasi secara meluas dengan didukung berbagai disiplin ilmu. Pemanasan global mempengaruhi sifat-sifat fisik, biologi dan biokimia laut dan pesisir sehingga merubah struktur ekologis, fungsi dan penyediaan barang serta jasa yang diberikan oleh laut dan pesisir. Terjadinya pemanasan global dan perubahan iklim menimbulkan berbagai kejadian ekstrim yang berdampak pada laut dalam skala luas diantaranya kenaikan muka air laut kenaikan suhu air laut meningkatnya intensitas dan frekuensi kejadian badai dan angin topan.

Dampak Pemanasan Global   

Pemanasan global memberikan dampak yang luas dan sangat mempengaruhi kehidupan bagi manusia, hewan dan tumbuhan di bumi. Berikut beberapa dampak dari pemanasan global,antara lain:

1. Mencairnya lapisan gletser yang ada di gunung Gletser yaitu merupakan lapisan es yang terdapat pada ketinggian gunung. Lapisan es ini terbentuk dari proses penumpukan salju   dalam jangka waktu yang lama, dari puluhan hingga ratusan tahun. Lapisan es ini akan   mengalami pencairan di musim panas, yang mana airnya mengaliri sungai ataupun mengisi danau. Pada saat ini lapisan gletser telah menyusut dalam jumlah yang drastis sebagai akibat dari   pemanasan   global.   Lapisan es Quelcayya di Peru misalnya, telah mengalami penyusutan sejauh lebih dari 600 kaki atau 182 meter tiap tahunnya. Atau seperti yang terjadi di   Kilimanjaro, dimana lapisan   gletser   telah mengalami penyusutan   hingga 80% semenjak tahun   1912.   Besarnya   jumlah lapisan   gletser   yang   mencair   dapat menyebabkan   bencana   banjir   karena   ketidakmampuan   sungai   atau   danau   untuk menampung volume air yang semakin   bertambah. Di samping itu, gletser menyimpan sekitar 69 % dari sumber air tawar dunia. Di samping bencana banjir, dunia berada dalam ancaman krisis air tawar mengingat tingginya jumlah penduduk dunia sekitar 75% di antaranya yang menggantungkan sumber kebutuhan air tawarnya dari lapisan gletser.

2. Mencairnya lapisan es serta meningkatnya tinggi permukaan air laut meningkatnya suhu permukaan bumi dan lautan menyebabkan mencairnya lapisan es yang terdapat di Antartika dan Greenland. Hal ini dapat menambah volume air laut dan menyebabkan peningkatan tinggi   permukaan air laut, yang dapat membanjiri hingga menenggelamkan daerah pantai ataupun daerah-daerah berketinggian rendah. Tentu saja fenomena ini merupakan ancaman mengingat banyaknya negara kepulauan ataupun sebagian besar penduduk dunia tinggal di daerah pantai. Salah satu negara yang merasakan dampak langsung dari kenaikan permukaan air laut adalah Maladewa. Negara yang berada di Samudera Hindia ini hanya memiliki ketinggian rata-rata 1,5 meter di atas permukaan air laut, dengan puncak ketinggiannya pada 2,3 meter di atas permukaan air laut. Dengan meningkatnya tinggi permukaan air laut, maka diramalkan   pada abad selanjutnya akan terjadi kenaikan air laut hingga 59 cm, dimana akan banyak pulau   dari Maladewa yang tenggelam. Tidak hanya Maladewa, negara di kepulauan Pasifik seperti Tuvalu juga menghadapi permasalahanyang sama.  

3. Pencemaran sumber air tawar sebagai dampak dari pemanasan global disebabkan karena dua hal, banjir dan   adanya   intrusi air laut. Pada   saat   terjadi banjir, banyak   material   yang hanyut terbawa air – termasuk berbagai jenis limbah – maka limbah inilah yang dapat mencemari   sumber   persediaan   air tawar. Sedangkan   intrusi air   laut   disebabkan   oleh meningginya tinggi permukaan   air laut,   dan   menyebabkan   pencampuran   air   tawar   dipermukaan dan lapisan akuifer dengan air laut.  

4. Mempengaruhi ekosistem, baik darat maupun laut.Pemanasan   global   memberikan pengaruh   terhadap ekosistem   darat maupun   laut. Contohnya dapat diamati pada Great Barrier Reef, Australia dimana peningkatan suhu airlaut   telah   menyebabkan   kerusakan   parah   pada   terumbu   karang   –   dikenal   sebagai pemutihan terumbu karang atau coral bleaching – hingga 95%. Kerusakan ini dapat mengancam   berbagai   jenis   spesies   yang   menjadikan Great   Barrier   Reef sebagai habitatnya. Mencairnya lapisan es di kutub juga merupakan ancaman bagi beruang kutub dan penguin. Tidak hanya di laut, pemanasan global   juga mempengaruhi ekosistem di darat. Tingginya suhu permukaan bumi dapat mempengaruhi hutan hujan tropis dan berbagai spesies yang ada di dalamnya, termasuk di antaranya menciptakan kebakaran hutan.

Solusi Bencana Kekeringan

Bencana Kekeringan yang melanda beberapa wilayah Indonesia menimbulkan dampak yang merugikan bagi masyarakat. adapun solusi yang tepat untuk menanggulangi bencana kekeringan tersebut. Beberapa solusi penanggulangan bencana kekeringan adalah sebagai berikut:  

1. Menggunakan Air dengan efisien solusi yang dapat kita lakukan dan dimulai dari diri sendiri adalah dengan menghemat penggunaan air. Air yang merupakan sumber daya alam harus dikelola dan digunakan sebaik mungkin, agar ketika musim kemarau tiba, cadangan airmasih dapat digunakan untuk keperluan sehari-hari.  

2. Menanam Pohon Salah satu cara yang tepat untuk dapat menanggulangi kekeringan adalah menanam banyak pepohonan. Fungsi dari menanam pohon itu sendiri adalah untuk menyerap dan kemudian menyimpan air di dalam akarnya. Air yang tersimpan dalam tanah tersebut, nantinya akan berguna dan dapat digunakan masyarakat untuk keperluan sehari-hari ketika musim kemarau tiba sehingga masyarakat tidak kesulitan untul mencari sumber air.

Pemanfaatan air dilakukan juga sebagai sumber tenaga listrik pemanfaatan Sumber daya air menjadi salah satu sumber pembangkit tenaga listrik yang disebut dengan PLTA (Pembangkit Listrik Tenaga Air). Pemanfaat air sebagai energi pembangit listrik ini dapat digunakan bagi masyarakat yang daerahnya jauh dari pusat kota yang susah untuk mendapatka akses listrik. Pemanfaatan air ini menggunakan Turbin. Turbin yang akan berputar dan mengubah energi potensial dari air menjadi energi mekanis. Energi mekanis lalu diubah oleh generator listrik menjadi energi listrik. Air juga dimaanfaatkan oleh berbagai industri sebagai bahan baku maupun bahan pendukung dalam memproduksi suatu produk. Dalam kehidupan sehari-hari keadaan cuaca dan iklim sangat mempengaruhi segala aktivitas manusia. Menurut Tjasjono (2004), manusia dapat bertahan sampai satu hari tanpa air di daerah gurun yang paling panas, tetapi tanpa atmosfir manusia hanya dapat bertahan beberapa menit saja.

Atmosfir terutama biosfir yang berada di sekeliling manusia mempunyai karakteristik tertentu dalam hal suhu, kelembaban, kecepatan dan arah angin, curah hujan dan sebagainya. Cuaca merupakan keadaan udara pada saat tertentu dan wilayah tertentu yang relatif sempit dan jangka waktu singkat. Cuaca terbentuk dari gabungan unsur-unsur cuaca yang hanya beberapa jam saja. Misalnya keadaan udara pada pagi hari dapat berubah pada siang hari, sore hari, dan malam hari. Iklim adalah keadaan cuaca rata-rata dalam waktu yang relatif lama dan meliputi wilayah luas. Proses terjadinya cuaca dan iklim merupakan kombinasi dari variabel-variabel atmosfir yang sama yang disebut unsur-unsur iklim. Iklim beserta unsurnya adalah hal penting untuk diperhatikan, dipelajari, diantisipasi efeknya, karena pengaruhnya sering menimbulkan masalah bagi manusia serta mahluk hidup lainnya. Banyak metode yang dapat digunakan untuk melihat pengaruh kondisi cuaca dan iklim serta pola (pattern) dan kecenderungan (trend) berdasarkan unsur-unsur yang mempengaruhi maupun signifikansinya Secara sederhana, cuaca dapat dimaknai sebagai apa yang terjadi saat ini dan dapat berubah-ubah dari waktu ke waktu.

Iklim (atau ilmu yang mempelajari iklim yaitu klimatologi) merupakan kondisi lanjutan dan merupakan kumpulan dari kondisi cuaca yang kemudian disusun dan dihitung dalam bentuk rata-rata kondisi cuaca dalam kurun waktu tertentu yang relatif lama. Sebagai contoh, petani telah mengetahui kapan untuk dimulai aktivitas pertanian karena pengetahuan ini telah ditularkan sejak lama, dan nelayan sangat paham bahwa ketika terjadi ”angin barat”, maka aktivitas untuk melaut dapat terhenti. Secara sederhana itulah yang disebut sebagai pengetahuan tentang iklim. Secara sederhana, data iklim akan bersumber dari data cuaca yang dikumpulkan selama kurun waktu tertentu. Unsur cuaca saat demi saat selama 24 jam di suatu tempat akan menunjukkan pola siklus yang disebut perubahan cuaca harian (pukul 00 hingga pukul 24). Nilai unsur cuaca tersebut kemudian akan menghasilkan cuaca pada hari/tanggal tersebut. Selanjutnya, keadaan cuaca didata terus menerus secara rutin dan Setelah beberapa tahun (umumnya 30 tahun), data-data cuaca tersebut digunakan untuk mencerminkan sifat atmosfer yang dikenal sebagai data iklim.

Cuaca dan iklim, dinyatakan dengan susunan nilai unsur fisika atmosfer yang disebut unsur cuaca dan unsur iklim, yang terdiri dari: intensitas radiasi matahari, lama penyinaran matahari, suhu (temperatur) udara, kelembaban udara, tekanan udara, kecepatan dan arah angin, penutupan awan, presipitasi (embun, hujan dan salju), dan evapotranspirasi. Iklim memiliki perbedaan dengan cuaca. Walaupun demikian, iklim dan cuaca dinyatakan dengan menggunakan unsur-unsur fisika atmosfer (parameter) yang sama yang disebut unsur-unsur iklim dan atau unsur cuaca. Unsur atau parameter iklim dan atau cuaca terdiri dari: radiasi surya, suhu udara, tekanan udara, angin, kelembaban udara, awan, presipitasi, dan evapotranspirasi. Unsur-unsur iklim dan atau cuaca senantiasa berbeda dari tempat ke tempat, dan dari waktu-waktu ke waktu yang disebabkan oleh faktor-faktor tertentu yang disebut dengan pengendali iklim. Pengendali iklim sebenarnya adalah faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan pola iklim di suatu tempat dan distrisbusi iklim di permukaan bumi.

 

About Author
Sulthan Shafi
Institut Pertanian Bogor

Leave a Reply

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply