Punk Jawa (Presbytis comata)

Punk Jawa (Presbytis comata)
15 Juni 2014
2108

Presbytis comata atau yang lebih dikenal dengan nama Surili hanya dapat ditemui di hutan-hutan di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Tubuhnya didominasi warna abu-abu dengan warna putih di bagian depan tubuhnya. Menurut IUCN pada tahun 2004, satwa primata endemic Jawa ini termasuk dalam kategori terancam punah.

Morfologi Surili pada umumnya rambut bagian punggung (dorsal) tubuh surili dewasa berwarna hitam atau coklat tua keabuan. Pada bagian kepala sampai jambul berwarna hitam. Tubuh bagian depan (ventral) mulai dari bawah dagu, dada, perut, bagian dalam lengan, kaki dan ekor berwarna putih. Warna kulit muka dan telinga hitam pekat agak kemerahan, warna iris mata coklat gelap dan  warna bibir kemerahan. Panjang tubuh individu jantan dan betina hampir sama yaitu berkisar antara 430-600 mm. Panjang ekor berkisar antara 560-720 mm. Berat tubuh rata-rata 6,5 kg,terang nya kepada Bogorekpres saat di temui di sela-sela pengamatan nya. Untuk surili yang baru lahir berwarna putih dan memiliki garis berwarna hitam mulai dari kepala sampai ekor.

(ibu & anak surili @ Cikaniki TN Halimun Salak by nan_parinters)

Surili termasuk jenis primata yang banyak mengkonsumsi daun muda atau kuncup daun sebagai makanannya. Bila dilihat komposisi makanan yang dikonsumsi surili, 64% dari makanannya adalah daun muda, 14% buah dan biji, 7% bunga dan sisanya berupa serangga, jamur dan tanah. Di samping itu jenis tumbuhan yang menjadi makanan surili juga sangat beragam. Beberapa hasil penelitian memperlihatkan bahwa surili mengkonsumsi lebih dari 75 jenis tumbuhan yang berbeda.

Surili merupakan satwa yang memakan buah-buahan dan biji-bijian serta serangga. Dengan memakan buah dan biji satwa ini dapat membantu dalam menyebarkan biji tumbuhan di kawasan hutan yang kemudian akan tumbuh menjadi anakan pohon baru. Dengan demikian Surili berperan juga dalam memelihara kelestarian hutan.nan_parinters

 

Referensi/ Panduan Lapangan Primata Indonesia/ Supriatna J dan Wahyono E.H/tahun 2000

Tentang Penulis
nando makur

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2014-07-23
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *