Pesona Anggrek di Ketinggian 1100 – 1700 MDPL

Flora, Forestry, Plants
Pesona Anggrek di Ketinggian 1100 – 1700 MDPL
1 March 2024
226

Anggrek merupakan tanaman dengan habitus herba yang masuk ke dalam family Orchidaceae. Ciri khas anggrek adalah simbiosisnya dengan jamur mikoriza demi kelangsungan hidupnya serta struktur bunga yang khas. Anggrek umumnya memiliki bunga yang menyungsang (resupinate) dengan salah satu tepal menjadi bibir bunga (labellum) yang memiliki bentuk dan corak yang menarik, baik bagi polinator dan manusia. Benang sari pada anggrek berfusi dengan putik membentuk kesatuan gynostemium yang disebut dengan colloum. Pada bagian ujung colloum, terdapat kumpulan tepung sari (polen) yang berkumpul menjadi gumpalan (pollinia).

Diperkirakan, family orchidaceae mencangkup sekitar 20.000 species dari berbagai habitat, mulai dari epifit, terestrial, saprofit, hingga litofit. Menurut Flora Pegunungan Jawa (Steenis, van C. G. G. J.), sebagian besar anggrek yang tercatat di Pulau Jawa terdapat di pegunungan, terutama di ketinggian 1000 - 2400 mdpl tempat lumut tumbuh subur. Sebagian besar species anggrek hidup sebagai epifit pada batang dan cabang pohon, bersama tumbuhan paku dan lumut. Sisanya, dapat tumbuh di batuan, aliran lava dan dekat air terjun dengan kondisi yang selalu basah.

Anoectochilus setaceus

Anoectochilus setaceus

Di bagian barat pulau jawa, daerah dengan ketinggian 1100 - 1700 an salah satunya berlokasi di Gunung Ipis, Subang, Jawa Barat. Di mulai dari ketinggian 1250, sebuah lembahan di aliran Curug Cileat, yakni Legok Cai* memiliki keragaman anggrek, terutama anggrek terestrial yang menarik. Dimulai dari daerah punggungan menuju lembahan, ditemukan Macodes javanica dan Anoectochilus setaceus yang memiliki bentuk daun membulat telur di lantai hutan. Macodes javanica dan Anoectochilus setaceus ditemukan secara berdekatan di tanah lembab yang berserasah. Terdapat tiga hingga lima individu anggrek jenis ini dalam satu area. Macodes dan Anoectochilus, meskipun sedang tidak berbunga, mudah dibedakan dengan tunas tanaman lainnya, sebab memiliki urat daun yang unik.

Macodes memiliki warna hijau tua hingga hijau muda, seperti warna neon di bagian tengah daun dengan urat daun alami berwarna putih-perak. Bila terkena cahaya, permukaan daun mengkilap. Anoectochilus yang ditemukan memiliki warna hijau tua dibagian tepi dan ungu tua di bagian tengah. Urat daun species ini berwarna merah muda. Berdasarkan pengamatan, permukaan daun Macodes gundul cenderung mengkilap, sedangkan permukaan Anoectochilus gundul (velvet).

Anggrek epifit juga ditemukan di punggungan ini. Berbagai anggrek epifit tumbuh di pohon hidup maupun cabang dan ranting yang gugur.  Diantaranya dari genus Eria, Pinalia, Dendrobium, Bulbophyllum, Ceratostylis, Coelogyne dan banyak lainnya. Keberadaan anggrek epifit ini sangat mudah ditemukan, bahkan bisa tergeletak begitu saja di tanah sebab jatuh dari cabang inang.

Chrysoglossum ornatum

Chrysoglossum ornatum

Menuju ke area sungai, di bagian lereng, di antara semak dan rerumputan ditemukan Chrysoglossum ornatum yang sedang berbunga. Anggrek terestrial ini memiliki daun yang lebar dengan bentuk lanset. Perbungaan tidak terbatas (racemosa) dan tandan bunga dapat menopang 10-25 bunga. Bunga berwarna kuning keemasan dengan bercak merah tua, sepal menyabit, labellum sedikit melekuk dan berbentuk lanset. Mulanya, pada pengamatan di tahun sebelumnya, penulis mengidentifikasi jenis ini sebagai Plocoglottis plicata sebab memiliki kemiripan daun dan bunga yang cenderung memiliki warna yang sama. Setelah pengamatan lebih lanjut melalui perbandingan dokumentasi dari ahli dan literatur, dibandingkan dengan Chrysoglossum ornatum, bunga Plocoglottis plicata membuka lebar, berwarna kuning dengan corak berwarna merah, petal lanset sempit dengan ujung melancip, serta labellum memiliki tepi yang hampir membentuk kotak. 

Di tepi sungai, di antara rhizoma honje (zingiberaceae) ditemukan kembali Macodes javanica. Daun berukuran lebar, lebih hijau dan mengkilap sebab tumbuhan tidak tertutup kanopi yang rapat. Terdapat dua individu dengan ukuran yang berbeda di lokasi ini.

Lecanorchis multiflora

Lecanorchis multiflora

Dari lembahan legok cai menuju Bukit Tunggul, jalur pendakian melewati Gunung Ipis yang menjadi rumah berbagai flora dan fauna. Di jalur ini, tercatat satu anggrek saprofit, tiga anggrek terestrial, dan sepuluh anggrek epifit. Anggrek saprofit merupakan anggrek yang tumbuh di bahan organik yang sudah lapuk. Anggrek saprofit yang ditemukan adalah Lecanorchis multiflora yang memiliki ciri labellum berambut pada bagian adaksial. Penampakan anggrek ini hanya berupa bunga, tanpa daun dan organ lainnya. Berdasarkan pengamatan, dalam satu tangkai terdapat tiga hingga bunga. Di jalur ini, ditemukan dua individu dengan lokasi yang terpisah jauh. Anggrek ini, selain ditemukan ditemukan di Indonesia bagian barat, ditemukan pula di Malaysia, Thailand, dan Filipina. 

Anggrek terestrial yang paling banyak ditemukan di jalur trekking adalah Nephelaphyllum tenuiflorum. Dalam satu lokasi bisa ditemukan dua hingga tiga individu, sebab species ini hidup terestrial dengan rimpang yang merayap, memiliki daun berbentuk jantung, berwarna hijau dengan serat daun seperti lurik berwarna ungu-kelabu, dan batang yang tebal mendaging. Sayangnya, tidak tidak ditemukan individu yang sedang berbunga.

 

Anggrek terestrial berikutnya berasal dari dua genus yang sama, yakni Goodyera sp. dan Goodyera cf. bifida. Kedua species ini menunjukan tangkai calon perbungaan yang belum mekar. Goodyera sp. memiliki corak yang mirip dengan Goodyera reticulata, yakni daun lanset berwarna hijau tua dengan urat daun yang jelas berwarna keperakan. Species kedua diperkirakan Goodyera cf. bifida dengan ciri daun yang berwarna hijau, membulat, dan menyempit di bagian petiole kemudian memeluk batang yang tegak. Berdasarkan buku Flora Pegunungan Jawa, Goodyera bifida dapat ditemukan di seluruh hutan di jawa pada ketinggian 700-2850 mdpl, juga di Sumatera, Malaya, Bali, Timor, dan Sulawesi Barat Daya.

 

Goodyera sp.

Goodyera sp.

Goodyera cf. bifida

Goodyera cf. bifida

Batang pohon, baik hidup atau pun mati, di Gunung Ipis selain didekorasi epifit, lumut, tumbuhan paku, maupun liana, tentunya menjadi tempat tinggal anggrek epifit. Berdasarkan pengamatan khusus dan dokumentasi, terdapat sebelas anggrek epifit. Sisanya hanya diamati sekilas dan sering ditemui, seperti dari genus Ceratostylis, Dendrobium, Dendrochilum, Coelogyne, Eria, Pholidota, Appendicula, dan lainnya. Sebelas tanaman yang diamati umumnya berbunga dan mudah didokumentasikan untuk proses identifikasi. 

 

Liparis pallida merupakan satu dari beberapa genus Liparis yang ditemukan. Species ini memiliki umbi semu yang saling merapat dengan bentuk membulat telur sungsang memanjang, dan berjumlah daun satu pada setiap umbi. Perbungaan tandan dengan petal bunga berwarna hijau kecoklatan yang mengarah keluar dan labellum berwarna krem atau jingga. Labellum melebar dari pangkal yang sempit dan ujungnya sedikit berbelah. Labellum memiliki tepi yang bergigi.

Bulbophyllum cf. triflorum

Bulbophyllum cf. triflorum

Spesies yang seringkali ditemukan saat berbunga adalah Bulbophyllum cf. triflorum. Species ini dijumpai setelah melewati Puncak Gunung Ipis, di area yang terpapar cahaya matahari. Seperti anggota genus Bulbophyllum lainnya, species ini berdaun satu pada setiap umbi semu. Umbi semu species ini membulat lonjong dengan daun yang kaku dan berbentuk membundar-memanjang. Dari rimpang, muncul perbungaan yang berwarna kuning-oranye cerah sehingga mencolok meskipun berukuran kecil. Labellum berbentuk lidah berwarna oranye seperti api yang menjilat. 

Berkebalikan dari Bulbophyllum cf. triflorum yang bunganya cerah ceria, Dendrobium montanum memiliki bunga berwarna putih yang bersahaja. Tumbuh di bagian bawah batang pohon dengan bunganya berukuran besar dan harum, species endemik Jawa Barat dan Jawa Tengah ini mudah diamati. Pada bagian pangkal labellum terdapat bercak bulat berwarna jingga, dan pada bagian pangkal bunga terdapat taji. 

Species endemik Pulau Jawa lainnya yang ditemukan adalah Trichoglottis biglandulosa. Pada pengamatan di Bulan Juni 2023, species ini ditemukan dalam kondisi berbunga, sayangnya pada pengamatan terkini, tidak ditemukan individu yang berbunga. Trichoglottis biglandulosa berukuran kecil, tumbuh pada cabang pohon dan ditemukan pada cabang yang gugur di area hutan Bukittunggul. Daun berdaging dalam dua baris, berwarna hijau dan kadang keunguan, daun tebal. Bunga berwarna putih dan soliter.

Di area ditemukannya Trichoglottis biglandulosa, ditemukan pula Phreatia plantaginifolia yang sekilas menyerupai Trichoglottis biglandulosa. Daun Phreatia plantaginifolia juga tebal dan berdaging, ujungnya lancip, dan pola duduk daunnya seperti membentuk huruf v. Ditemukan pada ranting yang jatuh, tidak dalam kondisi berbunga.

Gastrochilus sororius

Gastrochilus sororius

Phreatia plantaginifolia

Phreatia plantaginifolia

Daun tebal juga dimiliki oleh Gastrochilus sororius yang juga memiliki akar tebal. Daun species ini lanset memanjang, dengan ujung meruncing. Sekilas, species ini seperti Phalaenopsis versi kecil. Gastrochilus sororius yang diamati ditemukan dalam kondisi berbunga dan tumbuh di bagian bawah batang pohon. Bunga memiliki corak seperti macan tutul dan labellum seperti kantung. Pada bagian ujung labellum ditutupi rambut seperti janggut.

Species berikutnya yang ditemukan adalah Appendicula sp. Species ini ditemukan pada batang pohon tumbang. Daunnya lanset memanjang, dan seperti anggota genus Appendicula lainnya, pelepah daun memeluk batang tanaman. Bunganya berwarna putih, berukuran kecil, dan bergerombol di antara dua buku daun. Individu yang ditemukan baru teridentifikasi hingga tingkat genus, sebab penulis belum menemukan kemungkinan terbaik bagi species ini. Maka, untuk menghindari kesalahan penamaan, proses identifikasi hanya sampai tingkat genus. Species yang sudah teridentifikasi hingga tingkat species, namun perlu dikonfirmasi oleh botanis yang berpengalaman adalah Dendrochilum cf. pallidiflavens. Species ini diduga Dendrochilum pallidiflavens sebab, secara morfologi umbi semu berbentuk bulat telur kemudian mengerucut di bagian ujung dan berdaun satu yang menunjukan ciri anggota Dendrochilum. Bunga berwarna putih, berukuran kecil dan membuka secara lebar. Perbungaan muncul di ujung umbi semu dan memiliki panjang hingga 15 cm menurut literatur, namun pada pengamatan, tangkai perbungaan terpotong hingga ¾ bagian. 

Dendrochilum cf. pallidiflavens

Dendrochilum cf. pallidiflavens

Species yang diyakini tepat penamaannya adalah Coelogyne miniata, sebab pada bulan Juli 2023 menjadi objek pengamatan dan sudah didiskusikan dengan botanis yang sudah berpengalaman. Tumbuhan ini memiliki umbi semu membulat telur dan di ujungnya muncul dua buah daun yang memiliki urat daun yang jelas. Daunnya berbentuk lanset dan mengkilap. Anggrek ini memiliki bunga berwarna jingga yang tidak mekar secara lebar, sehingga tampak seperti setengah kuncup. Pada pengamatan Januari 2024, tidak ditemukan individu yang berbunga. 

Species anggrek epifit ke sepuluh adalah Schoenorchis juncifolia. Dari sepuluh anggrek epifit yang ada, Schoenorchis juncifolia memiliki habitus yang paling menarik. Anggrek ini dijuluki sebagai anggrek rambut sebab penampakannya berupa batang yang bercabang banyak dan agak kaku. Cabang berpenampang bundar, berwarna hijau hingga keunguan. Bunga tumbuhan ini berukuran kecil, cantik berwarna ungu lembayung. 

 

Total anggrek yang tercatat, diamati, dan didokumentasikan pada pengamatan Bulan Januari 2024 adalah 17 anggrek, dua diantaranya endemik pulau Jawa. Ke-17 anggrek ini diceritakan sebagai bagian dari cerita perjalanan lapangan dan pembelajaran penulis. Lainnya, anggrek, flora, dan fauna yang ditemui dalam perjalanan cukup dinikmati dan direkam dalam memori, serta untuk menjadi alasan agar berkunjung kembali. 

 

DAFTAR ANGGREK YANG TERCATAT DAN TERIDENTIFIKASI

Saprofit

  1. Lecanorchis multiflora

Terestrial

  1.  Macodes javanica
  2. Anoectochilus setaceus
  3. Chrysoglossum ornatum
  4. Nephelaphyllum tenuiflorum
  5. Goodyera sp. 
  6. Goodyera cf. bifida

Epifit

  1. Liparis pallida
  2. Bulbophyllum cf. triflorum
  3. Trichoglottis biglandulosa
  4. Phreatia plantaginifolia
  5. Dendrobium montanum (Endemik Jawa Barat dan Jawa Tengah)
  6. Gastrochilus sororius
  7. Appendicula sp.
  8. Coelogyne miniata
  9. Dendrochilum cf. pallidiflavens
  10. Schoenorchis juncifolia

 

*Legok Cai merupakan aliran sungai yang memiliki ceruk (legok) yang menjadi lokasi Pendidikan dan Latihan Dasar Kelompok Pecinta Alam Biocita Formica

Catatan: 

  1. Artikel ditulis berdasarkan observasi langsung pada Bulan Januari 2024
  2. Koleksi foto dapat dilihat pada penghujung highlight instagram “1-Orchidaceae” @azmahhh_18

Anggrek yang belum teridentifikasi:

#anggrek, #hutanhujantropis, Orchids
About Author
Azmah Nururrahmani
Universitas Pendidikan Indonesia/ KPA Biocita Formica

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2024-04-02
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *