Pentingnya Kesadaran Diri untuk Menjaga Bumi Agar Tetap Lestari

Marine
Pentingnya Kesadaran Diri untuk Menjaga Bumi Agar Tetap Lestari
30 March 2020
1451

    Manusia merupakan makhluk sosial. Tidak hanya berinteraksi dengan sesama manusia, tetapi juga harus mampu berinteraksi dengan lingkungan sekitarnya. Manusia harus mampu menjadi pengayom lingkungan agar mampu memberikan kenyamanan bagi kehidupan. Perlindungan yang maksimal akan memberikan dampak kepada manusia itu sendiri. Menurut Undang-Undang No. 32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup menegaskan bahwa kondisi alam dipengaruhi bukan hanya oleh alam itu sendiri, tetapi dipengaruhi juga oleh tingkah laku manusia. Oleh sebab itu, dikarenakan lingkungan hidup berada pada satu bumi bersama kita, maka manusia dituntut untuk menjaga sebaik mungkin isi dari bumi tersebut. Salah satu komponen dari lingkungan kita yang mampu menunjang kelangsungan hidup manusia adalah air bersih.

    Air sangat penting dalam kehidupan, tanpa air semua makhluk hidup yang ada di bumi akan mati. Air bersih adalah salah satu kebutuhan dasar manusia. Tubuh manusia hampir 90% disusun oleh air, sehingga kebutuhan air bersih ini sangat mutlak dan tidak akan pernah lepas peranannya bagi manusia. Air bersih adalah air yang dipergunakan untuk kegiatan manusia dan harus bebas dari kuman-kuman penyebab penyakit, bebas dari bahan-bahan kimia yang dapat mencemari air bersih tersebut, dan tentunya akan menyehatkan jika dikonsumsi. Air bersih pun dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan makhluk hidup lainnya, seperti hewan agar tidak kehausan, tumbuh-tumbuhan agar tidak layu dan kering, dan tanah agar tidak tandus dan gersang.

  Indonesia adalah negara kepulauan dan lebih dari 60% wilayahnya terdiri dari air dan juga Indonesia merupakan negara tropis yang terdiri dari dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau. Oleh karena itu, kebutuhan air di Indonesia seharusnya dapat tercukupi. Sumber daya air yane melimpah tidak semuanya dapat dimanfaatkan secara langsung. Hal ini dikarenakan 97,3% sumber daya air di bumi merupakan air laut dengan kadar garam yang cukup tinggi dan sisanya sebanyak 2,7% adalah air tawar. Total 2,7% air tawar pun sebagian adalah es dengan jumlah sekitar 2,1%. Sementara air yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari adalah air tanah yang jumlahnya terbilang amat kecil, yaitu hanya sekitar 0,6% saja dari jumlah total sumber daya air. Masyarakat di Indonesia memanfaatkan air daratan atau air tanah sebagai air bersih untuk minum dan kebutuhan sehari-hari lainnya.

   Kenyataannya saat ini air bersih sulit untuk didapatkan karena air mulai tercemar serta tidak bersih lagi karena disebabkan oleh perilaku dan perbuatan manusia yang tidak bertanggung jawab. Permasalahan krisis air bersih di Indonesia bukanlah permasalahan yang baru. Krisis air bersih ini diibaratkan seperti permasalahan klasik di negeri ini yang belum bisa dituntaskan dan diatasi sampai saat ini. Padahal sejatinya negeri ini adalah negeri yang memiliki banyak sumber air bersih, sehingga permasalahan air bersih atau terjadinya krisis air bersih di negeri ini seharusnya tidak terjadi. Tetapi ironisnya, sampai saat ini banyak masyarakat di Indonesia yang masih kesulitan mendapatkan air bersih terutama saat musim kemarau tiba.

   Bangsa Indonesia terus mengalami pertumbuhan penduduk yang sangat pesat dari tahun ke tahun. Oleh karena itu, kebutuhan air tentunya akan semakin meningkat tetapi saat ini masih banyak perilaku masyarakat yang kurang mengerti akan pentingnya menjaga lingkungan untuk ketersediaan air bersih di negeri ini. Kerusakan lingkungan yang menyebabkan kekurangan pasokan air bersih yaitu pembuangan sampah secara sembarangan, penebangan pohon, pembuangan limbah pabrik ke sungai, dan lain sebagainya. Penyebab terjadinya kerusakan lingkungan tersebut tidak lain disebabkan oleh tingkah laku manusia. Diperkirakan sekitar 60% sungai yang ada di Indonesia tercemar oleh limbah-limbah yang dibuang oleh manusia. Penebangan pohon pun salah satu kegiatan yang dapat menyebabkan kurangnya pasokan air bersih, dimana daerah-daerah resapan air tidak ada lagi karena akar yang seharusnya dapat menyerap air kehilangan peranannya dikarenakan banyak pohon yang ditebang. Aktifitas penebangan pohon sembarangan dan tidak diikuti dengan penanaman pohon kembali (reboisasi) akan mengganggu ketersediaan air bersih terutama air tanah atau air daratan karena pada dasarnya pohon dapat membantu proses penyerapan air.

    Membuang sampah sembarangan masih menjadi hobi atau kebiasaan bagi sebagian masyarakat Indonesia. Mereka membuang sampah di sungai-sungai bahkan di daerah sumber air bersih, sehingga membuat air menjadi tercemar. Banyak masyarakat yang memanfaatkan sungai sebagai sumber air bersih dan untuk melakukan aktifitas sehari-hari, seperti mandi dan mencuci. Air yang digunakan untuk melakukan aktifitas tersebut pun menjadi tercemar karena mengandung bakteri yang dapat menyebabkan gangguan kesehatan, seperti penyakit kulit, diare, dan lain-lain.

    Ada beberapa dampak yang ditimbulkan oleh pencemaran lingkungan, yaitu:

1. Pembuangan sampah sembarangan dapat menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme berbahaya yang berasal dari pembusukan sampah. Jika masuk ke dalam tubuh, maka mikroorganisme ini akan menimbulkan bahaya seperti penyakit (diare, penyakit kulit, gatal-gatal, dan lain-lain).

2.  Air yang pada awalnya bersih berubah menjadi air beracun, sehingga berbahaya jika dikonsumsi. Racun ini bisa berasal dari limbah kimiawi rumah tangga, industri, dan lain-lain.

3.  Kesulitan memperoleh air bersih untuk kebutuhan sehari-hari.

4.  Terganggunya ekosistem di dalam air yang tentunya berdampak pula untuk kehidupan manusia, contohnya berkurangnya populasi ikan di sungai atau laut.

    Air memberikan banyak manfaat bagi kehidupan manusia, dengan adanya air kita dapat makan, minum, mencuci, mandi, bermain, dan lain-lain. Lingkungan air tercemar dan rusak disebabkan karena kelalaian dan kesalahan manusia dalam memanfaatkan, memelihara, dan merawat ketersediaan air dalam kehidupan sehari-hari. Lalu, setelah menyadari kesalahan ini, seharusnya manusia dapat berpikir bagaimana caranya untuk menyelamatkan kelestarian bumi yang telah tercemar. Untuk menjaga kelestarian air ada beberapa hal sederhana yang dapat kita lakukan, yaitu: 1.  Menghemat penggunaan air bersih

2.  Membuang sampah pada tempatnya

3.  Melakukan reboisasi agar hutan tetap terjaga kelestariannya

4.  Tidak menebang pohon secara liar

5.  Membersihkan daerah sumber air bersih dari berbagai jenis sampah

6. Melakukan pengolahan limbah dengan benar

   Selain krisis air yang sedang terjadi pun saat ini permasalahan iklim di Indonesia sudah menjadi perbincangan hangat di kalangan masyarakat. Perubahan iklim yang terjadi seiring dengan berjalannya waktu menyebabkan timbulnya beberapa dampak negatif. Perubahan iklim adalah perubahan pada suhu, curah hujan, pola angin, dan berbagai efek-efek lain secara drastis. Beberapa perubahan gejala iklim disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia. Hal tersebut menimbulkan perubahan pada komposisi material atmosfer bumi berupa Gas Rumah Kaca (GRK) yang diantaranya terdiri dari, karbon dioksida, metana, nitrogen, dan sebagainya. Salah satu perubahan iklim yang sering terjadi adalah bencana alam yang terkait dengan peningkatan suhu bumi.

    Salah satu dampak berbahaya yang kini dihadapi adalah efek Gas Rumah Kaca. Gas Rumah Kaca (Green House Gases) adalah gas-gas di atmosfer yang memiliki fungsi menangkap energi matahari agar tidak kembali lagi seutuhnya ke atmosfer. Gas Rumah Kaca berfungsi menjaga suhu bumi agar tetap stabil. Saat konsentrasi Gas Rumah Kaca semakin meningkat, maka akan membuat lapisan atmosfer semakin tebal. Penebalan lapisan atmosfer menyebabkan jumlah panas bumi yang terperangkap di atmosfer bumi semakin meningkat, sehingga mengakibatkan peningkatan suhu bumi atau pemanasan global.

     Aktivitas-aktivitas manusia yang dapat menyebabkan efek rumah kaca, yaitu:

1. Mengendarai kendaraan Kendaraan memang dapat memberikan dampak positif bagi manusia karena dapat digunakan sebagai alat transportasi dan tentunya sangat membantu dalam hal menjangkau tempat tujuan dengan mudah. Namun, semakin banyak masyarakat yang menggunakan kendaraan untuk alat transportasi, semakin meningkat pula gas berbahaya yang ditimbulkan dari asap knalpot kendaraan yaitu karbon monoksida (CO) sehingga dapat menyebabkan polusi udara.

2. Sampah Banyak sampah-sampah yang dibuang oleh manusia sehingga menumpuk di tempat pembuangan sampah. Tempat pembuangan sampah merupakan lokasi pembusukan sampah yang mengandung banyak gas methan.

3.  Kulkas Gas CFC (Cloro Flour Carbon) dapat menciptakan kondisi buruk efek rumah kaca 10 ribu kali lebih buruk dari CO. Gas CFC juga merusak ozon yang menjadi bagian terpenting di lapisan atas atmosfer.

4. Penebangan hutan Saat ini banyak manusia yang melakukan penebangan pohon secara sembarangan dan berlebihan sehingga keadaan hutan menjadi rusak. Kerusakan pohon inilah yang menyebabkan fungsi hutan menjadi hilang, seharusnya hutan merupakan salah satu sumber penghasil oksigen (O2) bagi seluruh makhluk hidup yang ada di bumi dan dapat menyerap polusi udara yang berlebihan. Selain itu, banyak satwa kehilangan tempat tinggalnya dan juga banyak spesies tumbuhan yang hampir punah. Setelah ulah manusia yang tidak bertanggung jawab, maka hutan kehilangan fungsinya dan menimbulkan beberapa dampak negatif yang berhubungan dengan perubahan iklim.

5. Pembangunan industri Saat ini sudah banyak sekali macam-macam jenis perindustrian yang dibangun di Indonesia, industri tersebut tentunya bisa memberikan dampak positif maupun negatif. Dampak positif nya yaitu masyarakat dapat memproduksi berbagai jenis kebutuhan dengan mudah untuk memenuhi kehidupan sehari-hari. Namun, dampak negatif nya yaitu pembangunan industri yang sangat marak tentunya menghasilkan asap yang dapat menimbulkan polusi udara serta membahayakan kesehatan tubuh jika dihirup secara terus-menerus.

    Dilihat dari aktivitas-aktivitas manusia tersebut dapat disimpulkan bahwasanya saat ini banyak gas berbahaya yang ditimbulkan dari kegiatan yang dilakukan. Aktivitas tersebut memang menghasilkan dampak yang positif yaitu dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia, namun disamping itu juga banyak dampak negatif yang ditimbulkan jika dilakukan tanpa penanggulangan yang tepat. Gas berbahaya seperti karbon monoksida, methan, dan CFC akan menimbulkan penyakit bagi manusia seperti gangguan pernafasan. Selain itu, ada beberapa dampak negatif yang ditimbulkan yaitu:

1.  Meningkatkan peluang kejadian curah hujan dengan intensitas ekstrem.

2.  Peningkatan temperatur suhu sehingga mengakibatkan melelehnya es di kutub dan es di puncak Jayawijaya, Papua.

3.  Mengakibatkan kekeringan, banjir, badai, dan kebakaran hutan secara ekstrem.

4.  Penelitian WWF pun menunjukkan bahwa 33% habitat di seluruh muka bumi terancam, bahkan beberapa tanaman dan spesies hewan telah mengalami kepunahan, misalnya beruang kutub yang merupakan salah satu spesies terancam punah jika permukaan es di Samudera Arctic terus mencair secara drastis.

    Oleh karena itu, terdapat beberapa cara sederhana yang dapat dilakukan untuk meminimalisir dampak negatif dari perubahan iklim ini, yaitu:

1. Lebih banyak berjalan kaki dibandingkan menggunakan kendaraan karena disamping menyehatkan bagi tubuh, aktivitas berjalan kaki dapat meminimalisir polusi udara yang diakibatkan oleh gas karbon monoksida.

2.  Sampah yang dibuang dan menumpuk seharusnya dapat dipilah berdasarkan jenisnya, yaitu organik dan anorganik. Sehingga sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan dapat diolah kembali menjadi barang yang berguna seperti tas, tempat pensil, dan lain-lain dari bahan plastik dan botol bekas. Kemudian untuk sampah organik yang dapat diuraikan dapat diolah menjadi pupuk kompos, sehingga sampah-sampah tersebut tidak akan menumpuk jika dimanfaatkan dan diolah dengan baik dan tentunya dapat meminimalisir gas methan yang ditimbulkan dari sampah.

3.  Melakukan reboisasi atau penanaman kembali pohon karena saat ini sudah banyak hutan yang dieksploitasi. Oleh karena itu, agar tatanan hutan dapat kembali normal maka dilakukan reboisasi sehingga fungsi hutan sebagai penghasil oksigen dapat tersalurkan dengan baik kepada makhluk hidup yang ada di bumi. Selain itu, pohon pun memiliki fungsi untuk menyerap asap yang dihasilkan oleh industri sehingga asap tersebut tidak menimbulkan polusi udara yang membuat udara menjadi gersang dan panas.

     Dapat disimpulkan bahwa saat ini krisis air dan permasalahan iklim tengah menjadi perbincangan hangat di berbagai belahan dunia termasuk Negara Indonesia. Terdengar sepele mengingat Indonesia merupakan negara kepulauan dan lebih dari 60% wilayahnya merupakan perairan serta Indonesia pun merupakan negara yang kaya akan keragaman pohon atau biodiversity nya. Semua manusia yang hidup di muka bumi ini seharusnya mengetahui dan memahami bahwa sang pencipta menciptakan bumi beserta isinya untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia, sehingga mereka menyadari mengenai kepentingan menjaga sumberdaya tersebut. Namun sebaliknya, saat ini sangat banyak perilaku masyarakat yang kurang bertanggung jawab dan kurang mementingkan lingkungan sekitar. Alhasil semua sumberdaya yang sudah dititipkan oleh sang pencipta dengan sempurna, dirusak begitu saja oleh tangan-tangan manusia yang tidak memikirkan nasib bumi ini di masa depan. Jika keadaan seperti ini akan terus terjadi sampai masa yang akan datang, maka bumi akan hancur dan tidak ada lagi kehidupan yang layak untuk manusia. Oleh karena itu, kita sebagai manusia yang memiliki akal dan pikiran seharusnya bisa menjaga kondisi bumi agar tetap hijau, bersih, serta asri agar anak dan cucu kita di masa depan dapat merasakan keindahan dan kenikmatan sumberdaya alam yang tersedia di bumi kita tercinta ini. Kalau bukan kita sebagai manusia, siapa lagi yang akan merawat dan merubah kondisi bumi saat ini.  

#bwkehati

#hariairsedunia

#bwchallenge

About Author
Adinda Berliana
IPB University

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *