Pentingnya Air Dari Waktu Ke Waktu

Kelautan
Pentingnya Air Dari Waktu Ke Waktu
29 Maret 2020
1207

    A.  Pendahuluan Air merupakan kebutuhan pokok setiap makhluk hidup di bumi. Manusia tergantung pada air bukan hanya memenuhi kebutuhan domestik rumah tangga melainkan juga untuk kebutuhan – kebutuhan seperti kebutuhan produksi, kebutuhan industri dan kebutuhan lainnya. Seiring berjalannya waktu, meningkatnya jumlah populasi berbanding lurus pada meningkatnya kebutuhan akan air, padahal menurut siklus hidrologi, jumlah air adalah tetap. Hal ini tentu saja akan menimbulkan masalah di kemudian hari, yakni krisis air. Menurut Kodoati dan Sjarief (2010) Air merupakan sumber daya alam yang paling unik jika dibandingkan dengan sumber daya lain karena sifatnya yang terbarukan dan dinamis. Artinya sumber utama air yang berupa hujan akan selalu datang pada musimnya sesuai dengan waktu. Namun, pada kondisi tertentu air bisa bersifat tak terbarukan, misal pada kondisi geologi tertentu dimana proses perjalanan air tanah memerlukan waktu ribuan tahun, sehingga bila pengambilan air tanah dilakukan secara berlebihan, air akan habis (Kodoatie dan Roestam, 2010). Air merupakan sumber daya yang vital bagi kehidupan. Pada dasarnya air digunakan untuk kegiatan sehari - hari seperti minum, mandi, memasak, maupun mencuci. Oleh karena itu, ketersediaan air yang mencukupi sangat diprioritaskan baik di Perkotaan dan Pedesaan. Ketersediaan air yang kurang mencukupi jika dibandingkan dengan kebutuhan air bersih akan menimbulkan krisis dan kelangkaan air yang tentu saja menyulitkan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan dasarnya sehari -hari. Krisis air bersih mulai mencuat 6 bulan belakangan ketika pasokan air tidak memenuhi kebutuhan warga di Kelurahan Kapuk Muara, Kecamatan Penjaringan, Jakarta Utara. Tidak hanya warga pengguna dan pemerintah, namun juga PDAM selaku penyedia yang direpotkan. Pedagang keliling juga mengalami kesulitan karena permintaan terus melonjak, sementara sumber air justru terbatas. Cadangan air Indonesia mencapai 2.530 km3 /tahun yang termasuk dalam salah satu negara yang memiliki cadangan air terkaya di dunia. Dalam data lain menunjukkan, ketersediaan air di Indonesia mencapai 15.500 m3 per kapita per tahun. Angka ini masih jauh di atas ketersediaan air rata-rata di dunia yang hanya 8.000 m3 per tahun. Meskipun begitu, Indonesia masih mengalami kelangkaan air bersih, terutama di kota-kota besar. Menurut Pakar hidrologi dari Universitas Indonesia, Firdaus Ali, Jakarta sudah mengalami krisis air bersih sejak 18 tahun yang lalu, dan saat ini kondisinya semakin parah. Jakarta memerlukan sekitar 26.938 liter air per detik, namun yang tersedia hanya 17.700 liter air per detik. Selain itu, menurut laporan Kelompok Kerja Air Minum dan Penyehatan Lingkungan Indonesia, ketersediaan air di Pulau Jawa hanya 1.750 m3 per kapita per tahun pada tahun 2000 dan akan terus menurun hingga 1.200 m3 per kapita per tahun pada tahun 2020. Padahal standar kecukupan minimal adalah 2.000 m3 per kapita per tahun. Berbagai masalah yang dihadapi dalam pengelolaan sumber daya air, dari sisi kualitas, kuantitas dan kontinuitas, akhirnya menempatkan Indonesia pada kelompok peringkat rendah dalam pencapaian Millennium Development Goals (MDGs).      

B.  Air Bersih Air merupakan kebutuhan dasar manusia. Sudah menjadi anggapan umum di mana kita menemukan air, maka di sana ada harapan akan kehidupan. Di Bumi, badan air terbesar terdapat di laut sebesar 97 persen dan sisanya sebesar 3 persen adalah air tawar yang kita digunakan untuk menunjang kehidupan sehari-hari. Dari air tawar itu dua per tiga nya adalah gletser dan es di kutub yang berfungsi menstabilkan iklim global dan hanya satu pertiganya saja yang dapat dimanfaatkan 7 milyar jiwa manusia di dunia (2011). Air tawar adalah hal yang paling penting untuk kesejahteraan kita. Seperti mesin raksasa atau darah di tubuh kita, air bekerja siang dan malam. Siklus air dan ekosistem yang melekat adalah faktor utama bagi kehidupan planet ini. Dalam kehidupan manusia air tawar digunakan untuk minum, mengolah makanan, mandi, energi, transportasi, pertanian, industri, dan rekreasi. Jumlah air yang terbatas dan semakin banyaknya manusia menyebabkan terjadinya krisis air bersih. Selain jumlahnya, kualitas air tawar yang ada pun semakin rusak. Perebutan penggunaan air bersih untuk berbagai penggunaan menyebabkan hilangnya akses yang layak terhadap air bersih bagi sebagian orang. Perilaku boros air bersih menyebabkan semakin banyak lagi orang yang kehilangan akses terhadap air bersih. Menurut PBB, lebih dari satu miliar orang tidak memiliki akses terhadap air bersih, tiga miliar orang tidak memiliki layanan sanitasi yang memadai, dan angka kematian akibat penyakit menular melalui air yang kurang bersih mencapai tiga juta kematian per tahun. Selain manusia yang tinggal di daerah dengan ketersediaan air yang kurang, kualitas air yang kurang baik menyebabkan mereka yang tinggal dekat badan air juga mengalami kesulitan akses terhadap air bersih dan sanitasi yang baik. Pencemaran air sungai, seperti untuk industri, pertanian, dan kegiatan domestik menambah beban sungai sehingga tidak mampu lagi menyediakan manusia penghuni bantaran sungai dengan air yang berkualitas baik. Penghuni bantaran sungai saat ini terpaksa memanfaatkan air kotor untuk kegiatan sehari-hari.   Air begitu dibutuhkan oleh kita semua. Sadar atau tak sadar kita semua membuang-buang air seakan akan air itu tidak terbatas jumlahnya. Ya, mungkin air datang berlimpah. Kita juga bisa melihat air dimana mana, bahkan ketersediaan air kadang terlalu berlimpah jumlahnya, seperti banjir sehingga mungkin kita merasa bahwa air tidak akan pernah habis. Seperti yang dikatakan sebelumnya, tidak semua air dapat digunakan untuk beraktifitas. Air yang kotor bagaikan tidak berguna bagi kami semua. Namun siapa juga yang mengotori air tersebut? Ya, kami para umat manusia sendiri lah yang mengotorinya sehingga persediaan air bersih di Jakarta dan bahkan seluruh dunia sudah mulai menipis. Dan kalau bukan kita, siapa yang akan berkontribusi pada seluruh dunia agar air bersih tetap tersedia hingga seluruh umat manusia dapat mengaksesnya.

Berhemat Air

Saat kita semua mandi, hampir seluruh dari kita semua tanpa banyak pikir menyalakan pancuran selama waktu kita mandi, tanpa dimatikan sama sekali walaupun ada sedikit ‘jeda’ dimana kita melakukan urusan masing-masing seperti menggosok tubuh, dan lain lain. Hal ini sangat memprihatinkan. Data menunjukkan bahwa mandi menggunakan pancuran selama 10 menit tanpa dimatikan sama sekali menghabiskan 50 galon air! Sama dengan mandi, saat kita menggosok gigi kita juga cenderung membiarkan keran menyala untuk mempermudah saat berkumur-kumur. Tetapi berdasarkan penelitian, satu orang individu yang membiarkan keran menyala selama menggosok gigi akan membuang 1.875 liter air setiap tahunnya. Angka yang sangat besar. Angka itu dapat diperkecil atau bahkan dihilangkan hanya dengan satu langkah kecil: mematikan keran saat menggosok gigi. Batasi penggunaan air dengan menggunakan gayung atau gelas. Misalkan saat berwudhu, batasi air untuk berwudhu hanya dengan 5 gayung. Teknik seperti ini akan jauh lebih menghemat air daripada membiarkan keran menyala terus-terusan selama satu menit sehingga akan mengurangi ketersediaan air. Kita juga bisa menggunakan ulang baju dan barang-barang lain yang belum terlalu kotor. Seperti sweater, jika masih wangi dan tidak penuh keringat dari kemarin, mengapa harus dicuci hari ini? Sama dengan alat makan, seperti gelas. Gelas yang hanya bekas minum air putih tidak usah dicuci dulu, langsung saja dipakai lagi, toh tidak kotor ini. Untuk mencuci baju, gunakanlah deterjen yang lebih sedikit. Otomatis jika deterjen lebih banyak, air yang digunakan untuk membilas akan lebih banyak juga. Gunakan juga deterjen yang bio degradable agar tidak mencemari air dan mengurangi ketersediaan air bersih.     C.   Penyebab Kelangkaan Air Ada berbagai penyebab krisis air bersih di kota-kota besar di Indonesia. Pertama, permasalahan kependudukan. Faktor-faktor yang terkait dengan penurunan kualitas air di antaranya: (1) Laju pertambahan dan perpindahan penduduk ke perkotaan yang cukup tinggi; (2) Penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air. Pembangunan gedung-gedung di kota besar banyak yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah; (3) Pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktivitas domestik, industri, erosi, dan pertanian; dan (4) Eksploitasi air tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, pengusaha laundry, dan bangunan lainnya. Pertumbuhan penduduk yang tidak terkendali berpotensi pula menambah kotoran dan polusi terhadap sumber-sumber air bersih yang ada, seperti air tanah dan air permukaan di perkotaan (Uitto dan Biswas, 2000). Badan air seperti sungai, selokan, rawa, dan danau di kota besar masih terus-menerus dijadikan lokasi akhir pembuangan sampah dan mengalirkan limbah yang pada akhirnya terakumulasi di laut. Di kotakota besar, sumber air baku umumnya dicemari oleh limbah industri. Ekspedisi Kompas (2009) yang menyusuri Sungai Ciliwung misalnya, menemukan fakta bahwa industri tumbuh subur di sepanjang tepian Ciliwung dan sejumlah percabangannya. Akibatnya kualitas air Ciliwung menurun dan tidak bisa digunakan sebagai air baku untuk Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM). Jelas bahwa perilaku manusia yang kurang terarah dan kurang bersahabat dengan lingkungan berpengaruh terhadap kualitas air. Kedua, masih kecilnya cakupan pelayanan PDAM keseluruh pelosok Indonesia. Secara umum, pelayanan air bersih di perkotaan di Indonesia sampai tahun 2000 baru mencapai 39% atau 33 juta penduduk, yang berarti bahwa sekitar 119 juta penduduk belum memiliki akses terhadap air bersih. Pada saat ini, kinerja pelayanan air bersih di kawasan perkotaan masih sangat kurang terutama di kota metropolitan, kota besar, kota sedang dan kota kecil. Sebagai contoh, Provinsi DKI Jakarta yang merupakan kota metropolitan, pada tahun 2012 jumlah penduduk yang terlayani air bersih baru sekitar 61,06% (PDAM Provinsi DKI Jakarta, 2012). Ketiga, pengaruh pergantian musim yang menyebabkan pasokan air tidak merata. Pergantian antara musim hujan dan musim kemarau di Indonesia terlihat menjadi sangat kontras di mana pada musim hujan terjadi banjir tapi pada saat musim kemarau krisis air bersih. Jakarta merupakan salah satu contoh kawasan perkotaan yang kontras pada kedua musimnya. Tingginya pertumbuhan penduduk menuntut besarnya penyediaan air bersih. Ironisnya, di tengah ancaman kelangkaan air tersebut, potensi air hujan di Jakarta yang mencapai 2.000 juta m3 /tahun tidak teresap optimal karena hanya 26,6% yang teresap ke dalam tanah dan sisanya 73,4% terbuang sia-sia ke laut. Namun ternyata, jumlah air yang sedikit ini semakin berkurang dan inilah yang menyebabkan kelangkaan air semakin menjadi-jadi. Menurut WWF, setidaknya ada empat faktor utama penyebab terjadinya kelangkaan air, antara lain sebagai berikut:

(1). Perubahan Iklim

Dari hari ke hari, iklim di bumi terus mengalami perubahan dan terasa semakin cepat dari sebelumnya. Perubahan iklim merupakan gejala naiknya suhu di permukaan bumi sehingga dapat memicu terjadinya pemanasan global. Kenaikan suhu ini dipicu oleh semakin tingginya kadar gas rumah kaca di atmosfer dan salah satu penyebab utama naiknya kadar gas rumah kaca adalah aktivitas manusia. Perubahan iklim yang semakin tidak wajar inilah penyebab krisis air di bumi. Adanya perubahan iklim membuat kekeringan lebih sering terjadi dan ditemukan di banyak wilayah. Kekeringan yang berkepanjangan akhirnya mengakibatkan pergantian musim yang tidak stabil. Di sisi lain, akan ada daerah yang terusmenerus mengalami banjir. Selain itu, gletser dan salju pun akan menghilang sehingga persediaan air untuk pertanian, pembangkit energi, ekosistem, dan lainnya akan terancam.  

(2). Polusi

Polusi air bisa terjadi karena banyak faktor, tetapi sebagian besar dipengaruhi disebabkan oleh aktivitas manusia yang tidak bertanggung jawab. Polusi air bisa disebabkan oleh pembuangan limbah industri ke perairan, pembuangan limbah rumah tangga, rumah sakit, peternakan, atau penggunaan pupuk dan pestisida yang berlebihan. Polutan juga bisa berupa bakteri yang berasal dari kotoran manusia. Aktivitas-aktivitas tersebut membuat air menjadi kotor, tidak layak untuk dikonsumsi ataupun digunakan oleh manusia.

(3). Perubahan Iklim Global

Berdasarkan studi literatur yang telah dilakukan sebelumnya dapat disimpulkan bahwa untuk mengetahui adanya perubahan iklim di suatu wilayah dapat diketahui dengan ciri – ciri yaitu meningkatnya / menurunnya Curah Hujan, meningkatnya suhu udara sebagai bentuk dari adanya global warming serta naiknya permukaan air laut.

(4). Meningkat / Menurunnya Curah Hujan

Curah hujan merupakan salah satu indikator adanya perubahan iklim di suatu wilayah. Perubahan iklim menyebabkan presipitasi yang tidak merata sehingga di daerah satu dengan daerah lain di muka bumi ada yang mengalami kenaikan curah hujan dan sebaliknya.   Saat ini diperkirakan sekitar 1,1 miliar penduduk belum memiliki akses air minum yang aman sejak tahun 2002 sehingga 6.500 anak setiap hari meninggal akibat diare.1 Secara umum kematian akibat diare pada anak di dunia mencapai 42.000 kasus/minggu, 6.000 kasus/hari, 4 kasus/menit, dan 1 kematian/14 detik.2 Jumlah penduduk perkotaan meningkat tajam terutama di negaranegara berkembang akibat urbanisasi yang cepat, hal ini banyak menciptakan daerah yang kumuh dan minim akses air bersih.3 Survei Demografi Kesehatan Indonesia telah memperlihatkan prevalensi diare balita akibat minimnya akses air bersih di Indonesia tercatat 11% dengan prevalensi tertinggi di Provinsi Sulawesi Selatan 15,50% dan Jawa Barat 15,10%.4 Wilayah dengan estimasi jumlah penderita diare yang diobati berdasar atas data dari Dinas Kesehatan Kota Bandung menunjukkan meningkat hampir 200% terutama terdapat di Kecamatan Mandalajati, Panyileukan, dan Bandung Wetan.5 Kelurahan Tamansari merupakan wilayah kumuh di Kecamatan Bandung Wetan yang berada tengah Kota Bandung di bantaran sungai Cikapundung. Wilayah ini merupakan model wilayah kumuh percontohan dengan data penderita diare balita terbanyak sehingga menjadi area perbaikan pembangunan dan penelitian mengenai kesehatan. Sebagian besar (82%) jamban tidak memiliki tangki septik sehingga limbah rumah tangga langsung mengalir ke sungai dan berisiko tinggi mencemari sumber air warga.6 Sebagian besar masyarakat mempunyai akses air bersih dari air perpipaan bersumberkan PDAM, namun hanya 13,33% dari 210 sampel menunjukkan kualitas yang baik.7 Sebagian masyarakat masih mempergunakan sumber air tanah berupa sumur terlindung (ST) seperti sumur bor, sumur gali tertutup dengan pompa dan sumur tidak terlindung (STT) seperti sumur gali yang terbuka dan mata air yang sangat rentan terkontaminasi. Perilaku masyarakat dalam menentukan pilihan sumber air bersih dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berbeda-beda. Pada penduduk di Kelurahan Tamansari tidak semua memilih air perpipaan walaupun jaringan distribusi air PDAM tersedia, sebagian penduduk masih mengandalkan sumber air tanah yang lebih berisiko terkontaminasi dikarenakan masih banyak perilaku masyarakat yang belum menggunakan jamban sehat. Penduduk yang menggunakan sumber air sumur masih banyak yang belum memperhatikan syarat pembuatan sumur yang baik sehingga sebagian masih merupakan STT. Integrated Behavioral Model (IBM) merupakan teori perilaku kesehatan yang berfokus pada individu yang merupakan sasaran paling penting dalam perubahan perilaku yang diharapkan sehingga informasi mengenai peran individu dalam perubahan perilaku sangat diperlukan untuk menyusun rencana intervensi. IBM menekankan pentingnya niat sebagai motivasi untuk berperilaku. Perilaku tertentu paling mungkin terjadi jika seseorang memiliki niat kuat untuk melakukan, memiliki pengetahuan serta keterampilan untuk melakukannya, tidak ada kendala lingkungan yang serius menghalangi, perilaku tersebut diyakini penting, dan orang tersebut telah melakukan perilaku sebelumnya sebagai kebiasaan.8 Niat sebagai faktor paling penting ditentukan oleh sikap terhadap perilaku, norma yang dipersepsikan, dan faktor personal. Perilaku mempergunakan air bersih menjadi dasar penilaian pada faktor-faktor perilaku hidup bersih sehat di rumah tangga. Faktor penentu perilaku digunakan untuk memahami perilaku dan menentukan strategi intervensi untuk menghasilkan perubahan perilaku yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor apa yang paling dominan memengaruhi perilaku terhadap penggunaan sumber air bersih khususnya pada masyarakat kumuh perkotaan, teori yang paling sesuai untuk dapat diaplikasikan adalah teori IBM karena teori ini mengintegrasikan antara pengaruh internal individu dan pengaruh hambatan lingkungan. Hasil penelitian ini juga diharapkan mampu meningkatkan upaya intervensi dalam program pencegahan penyakit menular khususnya dalam upaya mengembangkan promosi kesehatan yang tepat dalam penggunaan air bersih.

(5). Pencemaran Air

Pencemaran air adalah masuknya bahan pencemar ke dalam lingkungan perairan, sehingga menurunkan kualitas air. Bahan pencemar ini dapat membunuh hewan dan tumbuhan yang hidup di dalamnya. Selain itu, dapat mengganggu atau memutuskan jaring- jaring makanan di lingkungan perairan. Air merupakan komponen lingkungan yang penting bagi kehidupan. Makhluk hidup di muka bumi tidak dapat terlepas dari kebutuhan ketersediaan air. Dewasa ini air menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius. Untuk mendapat air yang baik, yang sesuai dengan standar tertentu,saat ini menjadi barang yang mahal karena air sudah banyak tercemar oleh bermacam-macam limbah dari kegiatan manusia. Pencemaran Air disebabkan oleh aktifitas manusia sehari hari yang dapat mengakibatkan adanya perubahan pada kualitas air tersebut. Pencemaran air ini terjadi di sungai, lautan, danau dan air bawah tanah. Tingkat pencemaran yang terberat adalah akibat limbah industri yang dibuang ke sungai dan juga tumpahan minyak di lautan. Pencemaran di sungai dan di lautan ini telah menyebabkan ekosistem dan habitat air menjadi rusak bahkan mati. Untuk sungai, pembuangan limbah industri/pabrik telah merusak habitat sungai sepanjang puluhan kilometer. Limbah industri ini mengandung logam berat, toksin organik, minyak dan zat lainnya yang memiliki efek termal dan juga dapat mengurangi kandungan oksigen dalam air. Limbah berbahaya ini selain menyebabkan kerusakan bahkan matinya habitat sungai, juga mengakibatkan timbulnya masalah kesehatan bagi masyarakat yang tinggal di tepi sungai yang slaaalu menggunakan air di sungai itu untuk kebutuhan sehari hari (MCK). Penyediaan Air Bersih Oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kualitas Air Bersih Sehubungan dengan kualitas air bersih mengenai air yang berwarna, berbau dan memiliki rasa peneliti menanyakan kepada Kabag Produksi dan Perawatan Teknik upaya apa yang dilakukan, dan Kabag Produksi dan Perawatan Teknik mengatakan bahwa: eJournal Administrasi Negara, Volume 3, Nomor 2, 2014, 678-689 685 "air PDAM yang dialirkan kepelanggan kota masih kurang dikarenakan terkadang air yang dialirkan masih keruh, berwarna dan berbau. Hal ini disebabkan karena faktor alam dan sumber air baku yang tidak memungkinkan untuk mengalirkan air bersih kepelanggan. Sumber air baku yaitu air sungai Sangatta saat ini keadaannya sudah tercemar oleh limbah tambang dan tingkat kekeruhan sungai sangat tinggi maksudnya air sungai sudah tercampur lumpur tinggi sehingga kami harus bekerja ekstra dalam mengolah air baku menjadi air bersih dengan menggunakan bahan kimia yang tidak berbahaya bagi kesehatan pelanggan. Selain itu pada saat musim kemarau air baku memiliki kualitas air yang sangat rendah “ (Suparjan, 24 Desember 2013) Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 907/MENKES/SK/VII/2002 yang menetapkan standar kualitas air minum yang layak untuk didistribusikan kepada pelanggan. Dimana air yang tersalur harus memiliki mutu baik, bersih atau jernih dan dapat dinilai dari penglihatan bahwa air seharusnya bersih tanpa adanya air yang berbau, berwarna dan keruh. Peneliti juga melakukan wawancara mengenai bahan kimia yang digunakan untuk menjernihkan air, apakah baik untuk kesehatan pelanggan setelah menggunakan air PDAM, menurut Bapak Suparjan (wawancara 24 Desember 2014) selaku Kabag Produksi dan Perawatan Teknik menuturkan bahwa : “air baku yang kami ambil dari sungai Sangatta sudah tercemar oleh limbah tambang sehingga kami harus ekstra keras untuk menjernihkan air tersebut. Kami menggunakan bahan-bahan kimia yang tidak berbahaya bagi kesehatan para pelanggan seperti coallogan, aluminium, sulfat, PAC, polimen dan PH yang seimbang agar keasaman pada air tidak mempengaruhi pengolahan air.Jika air telah jernih maka air tersebut kami alirkan kepada para pelanggan.Saya tegaskan disini bahwa bahan kimia yang kami campurkan sangat aman dan tidak berbahaya bagi kesehatan pelanggan”. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 82/2001 yang digunakan sebagai parameter air yang meliputi aspek, yaitu : a. Bakteriologi  b. Kimiawi c. Radioaktifitas

Pentingnya Air Bersih Bagi Kesehatan

Masalah air bersih merupakan hal yang paling fatal bagi kehidupan kita. Dimana setiap hari kita membutuhkan air bersih untuk minum, memasak, mandi, mencuci dan sebagainya. Dengan air yang bersih tentunya membuat kita terhindar dari penyakit. Kalau kita tahu, saat ini masalah air bersih merupakan barang yang langka di negeri tercinta kita ini, apalagi di kota-kota besar seperti Jakarta, air bersih merupakan barang yang mahal dan sering diperjualbelikan. Tidak seperti halnya beberapa puluh tahun yang lalu, saat itu air bersih mudah diperoleh dan selalu berlimpah mengalir di setiap sudut tanah negeri kita ini, karena pada waktu itu belum banyak terjadi polusi air dan udara. Dari rasa dan warnanya pun saat ini berbeda tidak sealami dulu dikarenakan oleh polusi tersebut. Berikut adalah beberapa manfaat air bagi tubuh: Membuat tubuh lebih sehat Apabila asupan air mencukupi, hal ini dapat membantu agar distribusi nutrisi ke seluruh tubuh menjadi lancar sehingga semua sel dalam tubuh dapat memperbaiki diri dengan nutrisi tersebut. Dengan minum air sesuai anjuran juga akan meringankan kerja ginjal dan hati sehingga dapat membantu kita terhindar dari penyakit ginjal dan hati. Memperlancar pencernaan Minum air membantu pembuangan racun hasil metabolisme lebih lancar. Ini akan membantu kita terhindar dari penyakit pada pencernaan seperti sakit maag dan sembelit. Menambah kecantikan alami Kekurangan air akan membuat kulit kita terlihat kering dan berkerut. Air akan membantu menjaga kulit agar tetap kenyal sehingga terlihat awet muda dan cantik alami. Membuat langsing Air dapat menurunkan berat badan. Mengapa? Karena air tidak berkalori, bebas lemak, bebas kolesterol, dan rendah natrium. Selain itu, air membantu tubuh menguraikan lemak yang tersimpan. Maka dari itu, diharapkan kesadaran kita, bagaimana menjaga lingkungan kita agar tetap bersih serta menggunakan air sesuai dengan fungsinya, tidak menghambur-hamburkannya dengan sesuka hatinya. Sehingga ketersediaan air tetap bisa kita nikmati sepanjang jaman, termasuk generasi kita yang akan datang.   

Tentang Penulis
Jasmine Chairunnisa
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2020-03-29
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *