Pencemaran Air

Marine
Pencemaran Air
30 March 2020
2717

  Air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan di bumi, sehingga tidak ada kehidupan seandainya tidak ada air di bumi. Namun, air dapat menjadi malapetaka jika tersedia dalam kondisi yang tidak benar, baik kualitas maupun kuantitas airnya. Air yang bersih sangat dibutuhkan manusia, baik untuk keperluan sehari-hari, untuk keperluan industri, untuk kebersihan sanitasi kota, dan sebagainya. Lingkungan adalah segala sesuatu yang mencakup keadaan sumberdaya alam yang ada di kehidupan ini yang terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Lingkungan hidup juga merupakan bagian dari bumi yang mencakup mahluk hidup seperti manusia, hewan dan tumbuhan dan benda lainnya seperti air, tanah udara ataupun sumber energi yang ada di dalamnya dan menjadi satu. Lingkungan hidup yang baik dapat tercipta bila terjadi keseimbangan antara mahluk hidup satu dengan yang lainnya.

 Pencemaran terhadap lingkungan hidup yang sejatinya berasal dari manusia sendiri telah mencemari air, tanah dan udara sehingga fenomena ini kita kenal sebagai fenomena pemanasan global (global warming). Hal ini terjadi karena aktivitas manusia, yaitu Aktivitas yang dilakukan adalah bertujuan untuk memenuhi kebutuhan mereka. contohnya untuk memenuhi kebutuhan akan makan, mereka mengembangkan pertanian, membuat pabrik untuk mengolah hasil pertanian, membuat peternakan dan lain-lain. Berbagai kegiatan untuk memenuhi kebutuhan hidup tersebut, pada akhirnya akan menghasilkan sisa berupa sampah atau limbah yang dibuang ke lingkungan. Hal ini terjadi karena setiap aktivitas manusia pada dasarnya adalah sebuah proses pengubahan zat atau energi dari satu bentuk ke bentuk yang lainnya.

Pencemaran airadalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga mengalirkan sedimen dan polutan. Pencemaran lingkungan yang diakibatkan oleh segala aktivitas manusia untuk memenuhi kebutuhan kehidupan mereka yang pada akhirnya akan menghasilkan zat sisa berupa limbah yang berwujud padat, gas, dan cair. Sisa atau limbah hasil berbagai kegiatan manusia tersebut ada yang dibuang ke udara, ke permukaan tanah atau wilayah-wilayah perairan karena itulah pencemaran dapat dibedakan menjadi pencemaran air, tanah, dan udara. Ketiga jenis pencemaran ini saling berhubungan satu dengan lainnya. Manusia membutuhkan air untuk berbagai keperluan seperti minum, memasak, bercocok tanam dan lain-lain. Semakin banyak jumlah manusia maka semakin besar pula air yang diperlukan untuk memenuhi segala kebutuhan mereka. Namun, pada sisi yang lain, keberadaan air dilihat dari jumlah dan kualitsanya semakin lama semakin menurun. Bahkan banyak daerah perkotaan maupun pedesaan yang terancam mengalami krisis air bersih. Pencemaran air yang terjadi di Indonesia, menyebabkan fungsi air yang tidak berfungsi lagi sesuai dengan fungsinya.  

Sumber pencemaran air sangat banyak penyebab nya. Penyebab sumber pencemaran air, tetapi secara umum dapat dikategorikan menjadi 2 (dua) yaitu sumber kontaminan langsung dan tidak langsung. Sumber langsung meliputi efluen yang keluar dari industri, TPA sampah, rumah tangga dan sebagainya. Sumber tak langsung adalah kontaminan yang memasuki badan air dari tanah, air tanah atau atmosfir berupa hujan. Pada dasarnya sumber pencemaran air berasal dari industri, rumah tangga (pemukiman) dan pertanian. Tanah dan air tanah mengandung sisa dari aktivitas pertanian misalnya pupuk dan pestisida. Kontaminan dari atmosfir juga berasal dari aktifitas manusia yaitu pencemaran udara yang menghasilkan hujan asam.

Pencemaran air terjadi apabila ada polutan yang masuk ke dalam air yang menjadikan bentuk asli dari air menjadi berubah. Air yang awalnya berwarna jernih menjadi keruh, yang awalnya tidak berbau menjadi berbau yang tidak sedap. Sumber pencemaran bisa berupa sampah yang berasal dari masyarakat baik itu dari limbah rumah tangga maupun dari limbah pabrik, pertanian, peternakan, dan lainnya.

 1. Pencemaran dari Pertanian Saat ini banyak petani menggunakan pupuk kimia dan juga pestisida dalam jumlah banyak maka mampu mengakibatkan kerusakan pada ekosistem yang ada. Hal ini akan lebih parah jika pestisida yang digunakan adalah jenis dari herbisida dan insektisida.

 2. Pencemaran dari Peternakan dan Perikanan Air dapat mengalami pencemaran dari kegiatan peternakan dan perikanan jika tidak dilakukan pembuangan yang benar pada kotoran hewan dan juga sampah lainnya.

 3. Pencemaran dari Industri Para pelaku industri sangat rawan menghasilkan berbagai jenis limbah yang dapat mencemari air. Ini biasanya dilakukan oleh mereka para pelaku bisnis industri yang kurang memahami adanya pencemaran ini atau hanya sekedar untuk menekan biaya pengolahan limbahnya saja.

 4. Pencemaran dari Aktivitas Perkotaan Daerah perkotaan menjadi salah satu tempat yang rawan terjadi pencemaran air. Hal ini tidak jauh dari jumlah populasi penduduk yang kian pesat sedangkan lahan tetap sehingga menyebabkan munculnya berbagai pemukiman padat penduduk dengan sanitasi yang tidak memadai. Pencemaran air di perkotaan juga bisa disebabkan karena hasil dari pabrik, limbah rumah tangga, kotoran manusia, limbah cair dan lainnya.

Macam-macam pencemaran air yang terdapat di lingkungan sekitar kita dikelompokan menjadi 5 jenis pencemaran, sebagai berikut ini yaitu

1.Pencemaran Udara, yaitu benda asing yang masuk matra udara yang kemudian mempengaruhi kualitas udara di suatu wilayah tertentu. Jenis pencemaran udara utamanya berupa, karbondioksida(CO dan CO2).

2.Pencemaran Suara (kebisingan), yaitu terjadinya bising (noise) di suatu lingkungan dan melampaui Nilai Ambang Batas yang ditentukan sesuai peruntukan lingkungan tersebut. Pengaruh kebisingan pada kesehatan manusia ditentukan oleh tingkat (kerasnya suara), jarak, dan intensitas kebisingan dari sumbernya. Setiap peruntukan lingkungan, misalnya lingkungan permukiman, lingkungan industri, dan lingkungan perkantoran, memiliki ambang batas yang berbeda satu sama lain.

3.Pencemaran Air, yaitu benda asing yang masuk ke dalam suatu wilayah perairan dan menurunkan kualitas air di wilayah perairan tersebut. Jenis bahan pencemar air (G. Tyler Miller Jr, 1979) utamanya berupa oxygen demanding wastes(limbah rumah tangga, kotoran hewan, dan beberapa limbah industri).

4.Pencemaran Tanah, yaitu benda asing yang ditambahkan di suatu areal lahan yang menyebabkan kualitas tanah di areal lahan tersebut kualitasnya menurun atau membahayakan makhluk hidup yang memanfaatkan tanah tersebut. Jenis bahan pencemar tanah dapat berupa bahan kimia, mikroorganisme, bahan radioaktif. Semua bahan pencemar yang ada dalam air juga mencemari tanah yang berkontak langsung dengan air tercemar tersebut.

5. Pencemaran Radiasi, yaitu adanya bahan bersifat radioaktif yang memiliki kekuatan radiasi melampaui Nilai Ambang Batas yang ditentukan (radiasi bahan radioaktif), atau adanya panas yang menimbulkan radiasi panas yang melebihi temperatur normal di suatu lingkungan (radiasi panas).

Terdapat komponen-komponen pada pencemaran air diantaranya, yaitu:

1. Bahan Buangan Padat Bahan buangan padat adalah bahan buangan yang berbentuk padat, baik yang kasar maupun yang halus, misalnya sampah. Buangan tersebut bila dibuang ke air menjadi pencemaran dan akan menimbulkan pelarutan, pengendapan ataupun pembentukan koloidal.

2. Bahan buangan organik dan olahan bahan makanan Bahan buangan organic umumnya berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan populasi mikroorganisme.

3. Bahan buangan anorganik Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang melimbatkan unsur-unsur logam seperti timbal (Pb), Arsen (As), Magnesium (Mg),dll.

4. Bahan buangan cairan berminyak Bahan buangan berminyak yang dibuang ke air lingkungan akan mengapung menutupi permukaan air. Jika bahan buangan minyak mengandung senyawa yang volatile, maka akan terjadi penguapan dan luas permukaan minyak yang menutupi permukaan air akan menyusut. Penyusutan minyak ini tergantung jenis minyak dan waktu. Lapisan minyak pada permukaan air dapat terdegradasi oleh mikroorganisme tertentu, tetapi membutuhkan waktu yang lama.

5. Bahan buangan berupa panas. Perubahan kecil pada temperatur air lingkungan bukan saja dapat menghalau ikan atau spesies lainnya, namun juga akan mempercepat proses biologis pada tumbuhan dan hewan bahkan akan menurunkan tingkat oksigen dalam air. Akibatnya akan terjadi kematian pada ikan atau akan terjadi kerusakan ekosistem. 6. Bahan buangan zat kimia Bahan buangan zat kimia banyak ragamnya, tetapi dalam bahan pencemaran air ini akan dikelompokkan menjadi: a. Sabun (deterjen, sampo dan bahan pembersih lainnya), b. Bahan pemberantas hama (insektisida).  

Dampak pencemaran air yang sangat banyak dan luas dan memberikan dampak negatif diantarnya yaitu:

Dampak pencemaran air di lingkungan sekitar, yaitu pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum, meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau, pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati, dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan mati, dan aktivitas bakteri menurun. Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi atas 4 kelompok, yaitu:

1. Dampak terhadap kehidupan biota air

2. Dampak terhadap kualitas air tanah

3. Dampak terhadap kesehatan

4. Dampak terhadap estetika lingkungan

 

1. Dampak terhadap kehidupan biota air Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Panas dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.

2. Dampak terhadap kualitas air tanah Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi dalam skala yang luas.

3. Dampak terhadap kesehatan Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain:

- Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen.

- Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit.

-Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat membersihkan diri. 

- Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

4. Dampak terhadap estetika lingkungan Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan. Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

Terdapat 3 bentuk biaya yang harus dikeluarkan untuk pemulihan keadaan lingkungan akibat langsung atau tidak langsung nya akibat pencemaran diantaranya adalah

1.Hilangnya sumber daya melalui eksploitasi yang tidak semestinya menghasilkan banyak limbah. Pencemaran selalu terjadi karena diambilnya sumber daya dari suatu tempat. Semua daerah yang diambil sumber dayanya, misalnya (pertambangan dan kehutanan) selalu diikuti dengan pencemaran pada lingkungan tersebut. Umumnya kerusakan hutan untuk pemulihan memerlukan waktu yang sangat lama. Umumnya bekas tambang sangat sulit dan mahal untuk pemulihannya, bahkan dalam banyak kasus limbah pertambangan mengandung bahan beracun dan berbahaya.

1.      Biaya yang harus dikeluarkan untuk mengendalikan pencemaran Biaya yang harus dikeluarkan untuk pembangunan dan operasional dari Instalasi Pengolahan Air Limbah, biaya masalah yang banyak timbul dalam upaya pengelolaan pembuangan sampah, mahalnya biaya pemulihan pencemaran limbah industri maupun limbah pertambangan. Juga berapa besar biaya yang harus ditanggung oleh manusia akibat dari pencemaran udara oleh bahan bakar fosil dari transportasi, industri, maupun rumah tangga. Biaya ini juga bisa terjadi karena adanya kecelakaan, yaitu biaya untuk pembersihan laut dan pantai dari tumpahan minyak, atau akibat bencana, yaitu biaya pencemaran akibat banjir, tsunami, dan gunung berapi.

2. Biaya untuk pemeliharaan kesehatan manusia (EP. Odrem, 1971) Pemahaman tentang biaya yang harus dipikul untuk dapat hidup sehat dan risiko-risiko pada kesehatan manusia seharusnya dimasukkan dalam pertimbangan cost benefit analysis. Biaya pemeliharaan kesehatan manusia semakin hari semakin meningkat. Berapa besar biaya yang harus dikeluarkan oleh Pemerintah untuk sektor kesehatan dan berapa besar biaya yang dikeluarkan oleh setiap keluarga untuk memelihara kesehatan keluarganya.

Di lain pihak juga diketahui kecenderungan penyakit yang diderita oleh manusia adalah semakin meningkatnya penyakit-penyakit degeneratif dan kanker yang disebabkan oleh meningkatnya pencemaran lingkungan. Meskipun di negara maju penyakit infeksi atau penyakit rakyat cenderung menurun, tetapi di Indonesia penyakit infeksi atau penyakit rakyat masih menjadi masalah yang memprihatinkan. Karenanya biaya pemeliharaan

Penanggulangan pencemaran air dapat dimulai dari diri sendiri dalam kehidupan sehari-hari, misalnya tidak membuang sampah diperairan. Berikut ini beberapa tindakan yang dapat kita lakukan sebagai cara mengatasi pencemaran air, yaitu:

-Gunakan air dengan bijaksana. Kurangi penggunaan air untuk kegiatan yang kurang berguna dan gunakan dalam jumlah yang tepat. Penanggulangan terjadinya pencemaran air Pengolahan limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri. Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah membusuk dapat digunakan sebagai pupuk. Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit, sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai, danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil. Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan karena terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang telah terjadi.

Usaha-usaha tersebut dapat dilakukan, diantaranya melalui menjaga air tanah agar tetap bersih misalnya:

1. Menempatkan daerah industri atau pabrik jauh dari daerah perumahan atau pemukiman

2. Pembuangan limbah industri diatur sehingga tidak mencermari lingkungan atau ekosistem

3. Pengawasan terhadap penggunaan jenis–jenis pestisida dan zat–zat kimia lain yang dapat menimbulkan pencemaran

4. Memperluas gerakan penghijauan

5. Tindakan tegas terhadap perilaku pencemaran lingkungan

6. Memberikan kesadaran terhadap masyaratkat tentang arti lingkungan hidup sehingga manusia lebih lebih mencintai lingkungan hidupnya

7. Melakukan intensifikasi pertanian Kendala dalam mengatasi pencemaran air:

Terdapat pula kegiatan yang dilakukan yang mempengaruhi pencemaran lingkungan:

1. Kurangnya kesadaran diri dari orang – orang untuk membuang sampah pada tempatnya

2. Kurangnya sistem drainase di jalan – jalan

3. limbah – limbah yang tidak diolah oleh manajemen pabrik dengan baik, sehingga mencemari lingkungan sekitar

4. Kurangnya perhatian dari pemerintah mengenai pencemaran lingkungan. Pencemaran air dapat berdampak pada kesehatan, keselamatan dan akhirnya berakibat pada pembangunan ekonomi. Bencana krisis air dapat merupakan ancaman bagi keberlangsungan generasi yang akan datang. Ditinjau dari segi kualitas dan kuantitas, kondisi sumber air makin menurun dan berkembangnya berbagai sumber penyakit. Tingginya pencemaran air disebabkan limbah industri yang tidak diolah dahulu serta limbah rumah tangga pada pemukiman yang dibuang ke badan sungai. Terbatasnya upaya pengendalian pencemaran air diperparah dengan rendahnya kesadaran masyarakat terhadap lingkungan serta kurangnya penegakan hukum bagi pelanggar pencemaran lingkungan. Diperlukan pendekatan yang komprehensif dan holistic bagi penanggulangan pencemaran air, agar dapat dipertahankan kualitas lingkungan yang baik.

Pemerintah juga hendaknya mengeluarkan kebijakan yang pada dasarnya merangsang pengguna air untuk melakukan efisiensi dengan menganggap bahwa air merupakan sumberdaya yang terbatas. Penggunaan air dan sumber air yang kurang bijaksana mengakibatkan rusaknya keseimbangan ekosistem sumber daya air dan peningkatan pencemaran, sehingga ketersediaan dalam kuantitas maupun kualitas semakin rentan. Hal ini memberikan dampak negatif yang mengancam kelangsungan penyediaan pelayanan air. Untuk menjaga keberlanjutan dalam penyediaan pelayanan air yang semakin meningkat dari waktu kewaktu, maka perlu disusun kebijakan utnuk mengerahkan usaha-usaha konservasi dan pelestarian sumberdaya air. Namun tedap pula kelemahan dalam strategi pengelolaan pencemaran adalah pemberian proteksi kualitas lingkungan dan perlindungan konsumen yang tidak memadai. Prinsip polluter payment sudah banyak digunakan dalam peraturan perundangan yang berkaitan dengan lingkungan yang berlaku. Penerapan asas “pembuktian terbalik” seharusnya digunakan dalam proses penanganan kasus-kasus pencemaran lingkungan, meskipun masih tetap memegang asas “praduga tak bersalah”. Dari studi lapangan diketahui bahwa permasalahan yang dihadapi meliputi alih fungsi lahan pada daerah tangkapan air. Pengrusakan sempadan sungai, pencemaran oleh limbah industri, rumah tangga dan pertanian, penurunan muka air tanah dan intrusi air laut, kerusakan badan air oleh penambangan galian C, erosi dan sedimentasi, serta berkembang biaknya gulma di badan-badan air. Sementara itu peraturan perundangan yang ada ternyata tidak berjalan secara efektif.

Hal ini disebab kan banyaknya peraturan yang bersifat sektoral dan departemental, tidak dipatuhinya peraturan oleh masyrakat dan aparat pemerintah, serta kurangnya sosialisasi dari peraturan perundangan yang ada. Dalam hal kelembagaan, ditemukan beberapa kenyataan antara lain kurangnya koordinasi antar lembaga yang terkait, kurang berfungsinya lembaga yang bertanggung jawab dalam pengelolaan sumber daya air, kurang disadarinya pentingnya kegiatan operasi dan pemeliharaan, masih dilakukannya perencanaan secara terpadu dalam pengembangan dan pengelolaan sumber daya air, serta kurangnya usaha untuk mendorong partipasi masyarakat dalam menjaga pelestarian sumber daya air.

Kesulitan lain yang dihadapi adalah kurangnya dana dan terbatasnya sumber-sumber pendapatan untuk menunjang konsercasi dan pelestarian sumber daya air. Sejalan dengan proses disentralisasi dan otonomi daerah, disarankan agar status kelembagaan dalam pengelolan daerah pengaliran sungai dipertegas; masing-masing daerah pengaliran sungai menyusun sebuah rencana induk pengmebangan secara terpadu dan menyeluruh; untuk mewujudkan rencana itu perlu disusun strategi pembiayaan yang sesuai dengan potensi dan nilai air pada masing-masing tempat; dan sebagai pegangan dalam pengelolaan sumber daya air, ketiga hal diatas perlu dikukuhkan dalam bentuk peraturan daerah.  

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

About Author
Indah Puspa Ningrum
Institut Pertanian Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *