Paus sperma

Satwa
Paus sperma
14 April 2016
1611

Dinamakan paus sperma (Physeter macrocephalus) karena didalam tubuh paus tersebut terdapat suatu organ yg disebut spermaceti. Spermaceti (berasal dari Yunani, sperma berarti benih, dan Latin cetus berarti paus) yg kadang-kadang keliru disebut parmaceti adalah zat lilin yg terdapat dalam rongga kepala paus sperma. Paus sperma diburu untuk spermacetinya, zat yang ditemukan di kepala mereka yang digunakan untuk produksi parfum, lilin, dan salep.

 

Paus Sperma mempunyai 20-26 pasang gigi kerucut pada rahang bawah mereka. Setiap gigi bisa mempunyai berat sampai satu kilogram. Asal bentuk gigi ini tidaklah diketahui dengan pasti. Dipercayai bahwa gigi-gigi tersebut tidak diperlukan untuk mengonsumsi sotong, malah ada Paus Sperma liar yang sehat dan cukup makan namun tidak bergigi. Konsensus para ilmuwan masa kini adalah gigi-gigi tersebut mungkin digunakan dalam pertengkaran antara paus jantan dalam spesies yang sama. Hipotesis ini konsisten dengan gigi yang berbentuk kerucut dan jarang-jarang. Gigi yang belum sempurna juga terdapat di bagian rahang atas, namun gigi tersebut jarang tumbuh dan terlihat di mulut.

 

Spermaceti diekstrak dari minyak sperma dengan kristalisasi pada suhu 6° C. Spermaceti membentuk kristal putih yang keras tapi berasa berminyak saat disentuh, dan tanpa rasa atau bau, sehingga sangat berguna sebagai bahan dalam kosmetik, Leatherworking, dan pelumas. Zat ini juga digunakan dalam pembuatan lilin dengan nilai fotometrik standar, dan sebagai eksipien farmasi, seperti salep.

Para ilmuwan masih belum tahu fungsi sebenarnya dari spermaceti. Spermaceti mungkin digunakan sebagai kontrol daya apung paus, untuk membantu dalam menyelam (meningkatkan densitas zat lilin) dan naik ke permukaan (mengurangi kepadatan lilin untuk naik ke permukaan). Namun kemungkinan organ tersebut juga digunakan untuk memperkuat dan mengarahkan gelombang suara, saat paus sperma melakukan echolocation.

 

Sumber : https://id.wikipedia.org/wiki/Paus_sperma

Tentang Penulis
Hidayati Azizah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-07-14
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *