MENGENAL MAMALIA BESAR BERCULA DUA ASLI INDONESIA

Satwa
MENGENAL MAMALIA BESAR BERCULA DUA ASLI INDONESIA
16 Oktober 2019
918

Tau ga sih kalian bahwa bahwa Indonesia ini negara yang sangat kaya akan keanekaragaman hayatinya. Hampir semua species flora maupun fauna dunia ada di Indonesia loh dan salah satu yang sangat terkenal adalah “Badak Sumatra”. Terkenal karena Badak Sumatra ini adalah satu-satunya badak berbulu di dunia dan termasuk kedalam species badak Asia dengan dua tanduk loh.

Badak Sumatera memiliki perawakan dengan tubuhnya gemuk dan agak membulat, dengan berat tubuh mencapai sekitar 909 Kg. Badak Sumatera berukuran tinggi 120 hingga 145 Cm, dan panjang sekitar 250 Cm. Badak Sumatera memiliki dua cula. Panjang cula depan sekitar 15-25 Cm, sementara cula belakang lebih kecil dengan ukuran sekitar 10 Cm. Cula pada badak betina lebih kecil dan lebih pendek daripada badak jantan.

Tapi sayangnya Badak Sumatera ini sudah menjadi satwa langka yang masuk kedalam kategori critically endangered (terancam kritis) menurut IUCN. Berdasarkan data Population and Habitat Viability Analysis (PHVA) tahun 2016, populasi Badak Sumatera saat ini diperkirakan kurang dari 100 individu di alam liar Indonesia. Walaupun namanya Badak Sumatra ternyata selain di Sumatera, satwa ini dapat ditemukan di Kalimantan walau dalam jumlah yang sangat terbatas. Khusus badak yang hidup di Kalimantan, Sunandar (aktifis lingkungan) menjelaskan bahwa habitatnya terdesak oleh adanya aktivitas dan konsesi tambang. Selain itu, aktivitas tambang yang ada juga membuat badak terisolasi sehingga membuat mereka sulit bertahan hidup dan terancam punah.

Jumlah Badak Sumatera juga menurun drastis akibat pengalihan hutan menjadi perkebunan dan pertanian. Selain habitat alami yang makin sedikit, perburuan liar untuk tanduk dan sarang badak ini makin gencar. Tidak hanya Badak Sumatera ternyata Gajahpun kerap dijadikan bahan perburuan liar di Sumatera loh. Orang-orang masih percaya jika cula punya khasiat tertentu, sedangkan gading gajah lebih difungsikan untuk menjadi sebuah karya seni yang akan menaikkan status sosial seseorang. Akibatnya, gajah dan badak pun masih sering diburu demi gading dan culanya.

Saat melihat badak maupun gajah, Anda mungkin pernah bertanya-tanya bila cula atau gading mereka bisa tumbuh kembali ketika patah? Secara singkat, gading gajah tidak bisa tumbuh kembali, sementara cula badak bisa.

Gading gajah mirip seperti gigi manusia yang terdiri dari dentin, jaringan tulang yang keras dan padat. Seluruh gading juga dilapisi dengan enamel dan juga tertanam di tengkorak gajah. Jadi, begitu gading ini diambil dari gajah, maka ia tak akan tumbuh kembali.  Padahal, bagian tubuh ini sangat penting bagi gajah karena berguna sebagai perlindungan belalai, menggali air, mengangkat benda-benda, mengupas kulit pohon, mengumpulkan makanan dan mempertahankan diri. Namun sayangnya, tak semua orang tahu bahwa gading tak bisa tumbuh kembali. The International Fund for Animal Welfare (IFAW), sebuah lembaga konservasi pernah menyurvei 1.200 orang yang tinggal di enam kota di Cina pada 2007. Lembaga tersebut menemukan bahwa 70 persen responden berpikir bahwa gading bisa tumbuh kembali.

Berbeda dengan gajah, cula badak justru bisa tumbuh kembali. Pasalnya, cula terbuat dari keratin, zat yang sama untuk membentuk kuku dan rambut. Namum, bukan berarti Anda bisa dengan bebas mengambil cula badak. Tanpa cula, kualitas hidup mereka akan berkurang karena para badak ini menjadi tidak bisa mempertahankan wilayah mereka, membimbing anak mereka dan menggali air. Untuk menyelamatkan badak dari ancaman pemburu liar, para profesional pernah melakukan upaya untuk memotong cula-cula badak yang berusia 35-40 tahun. Pemotongan tersebut menghasilkan sekitar 59 cula. Akan tetapi, metode ini pun ternyata tak maksimal karena masih banyak ditemukan kasus perburuan liar.

Perburuan liar ini tidak serta merta terjadi begitu saja, harga yang fantastis membuat perburuan cula badak menjadi mata pencaharian bagi segelintir orang. Di Africa cula badak memiliki harga yang fantastis. Nilainya di pasar gelap bisa mencapai 60.000 dollar AS atau Rp 800 juta per kilogram. Harga itu lebih tinggi dari harga emas atau pun kokain.

Di Indonesia sendiri, pada tahun 2018 Tim Reaksi Cepat (TRC) Balai Besar Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (BBTNBBS) berhasil menangkap tangan komplotan penjual cula badak sumatera ilegal yang beroperasi di Lampung.

Petugas TRC sendiri meliputi petugas gabungan dari Rhino Protect Unit (RPU), Wildlife Crime Unit (WCU), World Wide Fund for Nature (WWF), Tambling Wildlife Nature Conservation (TWNC), TNBBS dan Polda Lampung.

Kepala Satuan Tugas Polisi Kehutanan Taman Nasional Bukit Barisan Selatan Penata Tngkat 1 Agus Hartono mengatakan pihaknya mengamankan 1 buah cula badak sumatera seberat 200 gram dan berdiameter 28 centimeter serta mobil pelaku.

Cula badak tersebut berasal dari Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Pelaku membuka harga cula tersebut seharga Rp 4 miliar jadi jika di bagi dengan berat cula 200 gram, maka harga pergram cula badak di Indonesia adalah 20 Juta pergramnya. Nilai yang cukup fantastis yang membuat maraknya perburuan liat di Tanah Sumatra. 

Terkait hal tersebut, Dirjen KSDAE, Wiratno menyampaikan bahwa translokasi menjadi upaya pertama dalam menyelamatkan Badak Sumatera yang saat ini berada dalam situasi kritis. “Tidak hanya untuk upaya pengembangbiakan semi alami yang sekarang sedang berlangsung, tetapi untuk menjaga habitat alami Badak Sumatera, dengan harapan akhirnya melepaskan kembali satwa ke alam," tegas Wiratno.

Untuk kita para generasi milienial yang sangat dekat dunia digital ini, kita juga bisa ko membantu untuk melestarika satwa di Indonesai. Jika kita tidak bisa langsung terjun untuk melestarikan satfa di alam liar sana kita bisa ko membantu dengan mengkampanyekan gerakan-gerakan “STOP PERBURUAN LIAR DAN PERJUALAN SATWA DILINDUNG”.Kita para generasi penerus bangsa, tidak ingin dong pastinya anak cucu kita nanti tidak bisa melihat para Badak Sumatera atau hewan dilindungi lainnya hanya lewat gambar saja. Mari bersama kita suarakan gerakan untuk perlindungan hewan dan stop perburuan liar karena hewan pun sama seperti kita makhluk bernyawa mereka memili hak untuk hidup bebas di alam liar sana.

Tentang Penulis
wahyu ramadhan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2019-10-16
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *