Kima yang terancam

Kima yang terancam
5 Mei 2016
2117

Deskripsi bentuk seperti kerang dengan tepi bergalur daun seperti pada kerang yang disebut sisik, memiliki warna coklat, ungu hijau dan kuning. Dapat tumbuh mencapai 40 cm.

Habitat dan distribusi habitat di terumbu karang, laut dangkal. Daerah penyebaran di pasifik selatan dan samudra hindia.

Klasifkasi :

Kingdom : Animalia

Fillum : Mollusca

Kelas : Bivalvia

Ordo : Veneroida

Family : Cardiidae

Genus : Tridacna

Spesies :   

Kima termasuk dalam filum Mollusca, kelas Bivalvia. Hewan dalam kelas ini biasanya berbentuk simetri bilateral dan mempunyai cangkang setangkup dan mantel, bentuk cangkangnya digunakan untuk identifikasi. Lebih lanjut disampaikan pula bahwa bivalvia mempunyai tiga cara hidup yakni membuat lubang pada substrat, melekat langsung pada substrat dengan semen dan melekat pada substrat dengan bahan seperti benang.

Kima mempunyai 2 organ utama yaitu organ keras berupa cangkang sebagai identifikator spesies Kima, dan organ lunak yang dilindungi mantel luar berwarna cemerlang (hijau, biru, ungu, dan kuning) akibat difraksi cahaya lapisan matahari terhadap lapisan submikroskopik (submicroscopic layer) dari pigmen kristal tak berwarna (crystalline non-coloured pigment) .Kima mempunyai cangkang yang terdiri dari dua tangkup simetris yang terbuat dari zat kapur, yaitu unsur kalsium karbonat (CaCO3). Zat kapur atau kalsium karbonat tersebut pada umumnya tersusun dari tiga jenis kristal yaitu kalsit, aragonit, dan vaterit. Ketiga bentuk kristal tersebut pada tiap – tiap jenis moluska hampir berbeda.

Cangkang Kima pada umumnya berwarna putih kekuning – kuningan. Permukaan cangkang bagian luar membentuk lekukan dan tonjolan ini tersusun sedemikian rupa sehingga terbentuklah suatu bangunan seperti kipas. Pada bagian yang menonjol tersebut terdapat lipatan berupa lempengan – lempengan yang tajam dan tersusun rapi. Pada tiap – tiap jenis Kima lipatan – lipatan tersebut bentuknya agak berbeda. Bagian umbo dan engsel (hinge) letaknya di bagian atas (dorsal), sedangkan bagian tepi katup bagian bawah adalah ventral. Pada bagian ventral terdapat lubang tempat keluarnya alat perekat (bysus) yang disebut bysal oryfise. Bagian dorsal merupakan bagian yang membuka dan menutup bila kerang ini tersentuh oleh suatu rangsangan dengan bagian depan disebut anterior (tempat umbo mengarah padanya), sedangkan bagian yang berlawanan arah dengan anterior disebut posterior.Organ lunak dalam cangkang untuk semua spesies Kima adalah sama. Organ lunak  tersebut meliputi : hati, insang, empedu, otot aduktor dan retraktor, saluran pencernaan, gonad, kaki dan byssus. Organ lunak kerang ini diselubungi oleh mantel yang tebal dimana pada permukaan dari mantel terdapat dua lubang tempat keluar masuknya air. Lubang tempat masuknya air disebut “inhalant siphon” atau “incurrent siphon” dan “excurrent siphon” yang bentuknya bulat dan terletak di bagian dorsal. Kima mempunyai dua macam otot yang terletak menempel pada dinding bagian dalam dari cangkangnya, yaitu otot retraktor dan otot aduktor. Otot aduktor merupakan otot yang besar dan kuat serta berfungsi sebagai pembuka dan penutup cangkang apabila Kima tersebut mendapat gangguan. Otot retraktor bentuknya lebih kecil dan berfungsi sebagai penjulur dan penarik kaki.

Tridacna merupakan kerang yang berukuran besar, cangkangnya bisa lebih 1 m dan beratnya mencapai lebih 250 kg, jenis kima ini disebut kima raksasa (Tridacna gigas). Kima lain yang lebih kecil antara lain kima sisik (Tridacna squamosa), kima pasir (Hippopus hippopus), kima selatan (Tridacna Derasa), kima besar (Tridacna maxima), kima Cina (Hippopus porcellanus) dan kima liang (Tridacna crocea), kima liang hidupnya agak aneh, karena ia hidup terbenam dalam kerangka karang batu yang masif, hanya bibir cangkang yang tampak dari luar.

Tridacna banyak ditemukan di ekosistem Terumbu Karang di wilayah Indo-Pasifik termasuk Indonesia. Dari delapan spesies kimah yang telah ditemukan dan diidentifikasi di dunia tujuh diantaranya dapat ditemukan di wilayah perairan Nusantara. Secara tradisional hewan ini banyak dimanfaatkan oleh masyarakat pantai, terutama dagingnya untuk sumber makanan dan cangkangnya untuk peralatan rumah tangga atau bahan baku bangunan.

 

Sumber : 

Abbtt, R.T. and S.P. dance 1982. Compendium of seashell. E.P. Dutton Inc. New York : 379-390.

Ambariyanto. 2001. Growth, Recruitment, and Mortality of Giant Clams Natural Population. Majalah Ilmu Kelautan, 22 (IV) : 90 - 100.

Barth, R.H and R.E Broshears. 1982. The Invertebrata World. Sauders College Publishing, PhiladelphiaBeckver, N. 1981. Cultivitation, spawning and growth of the giant clams Tridacna gigas, Tridacna squamosa, Tridacna derasa in Palau, Caroline Islands. Aquaculture 24 : 21-30.

Bounham, k. 1965. The growth rate of giant clams Tridacna gigas of Bikini Atoll, as revealed by radioautography.Science 149 : 300-302.

Braley, R.D. 1992. The Giant Clam : Hatchery and Nursery Culture Manual. Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). Canberra. p : 144Braley, R.D. 1987a. Spatial Distribution and Population Parameters of Tridacna gigas and T. derasa. Micronesia, 20 : 225 – 246

Braley, R.D. 1987b. Distribution and Abundance of Tridacna gigas and T. derasa in Great Barrier Reef. Micronesia. 20: 215 – 223

Calumpong, H. P., 1992. The Giant Clam : an Ocean Culture Manual. Australian Center for International Agricultural Research (ACIAR). Canberra. 68 pp.

Tentang Penulis
MOHAMAD JAKARIA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2016-07-02
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *