Ketika air menjadi sebuah permasalahan

Animal
Ketika air menjadi sebuah permasalahan
30 March 2020
640

Air pada dasarnya merupakan sebuah kebutuhan pokok atau dasar bagi manusia, digunakan dalam kehidupan sehari-hari baik untuk dikonsumsi langsung atau dipakai untuk keperluan rumah tangga. Namun seiring perkembangan zaman, jumlah manusia tentu semakin banyak dan kita tentu menggunakan air yang tersedia di bumi pun juga semakin banyak. Dalam pengelompokan sumber daya air memang termasuk ke dalam sumber daya yang dapat diperbaharui, namun banyaknya manusia di bumi tidak memungkinkan dalam penggunaan air itu yang dilakukan sama. Ada yang menggunakannya dan mengolah air sesuai kebutuhan, tapi di sisi lain ada juga yang tidak sesuai cara pengolahannya yang berujung kepada merusak kandungan air itu sendiri atau malah membuang-buang air yang ada.

Beberapa tahun belakangan, air seolah memiliki peran yang timpang balik kepada manusia. Ada saat dimana kita sangat membutuhkan sumber daya air, dan ada saat dimana air menjadi bencana atau hal lain yang merugikan masyarakat. Dari bagaimana manusia menggunakan air yang tersedia di muka bumi, tidak mungkin semua mengolah dan memanfaatkan dengan cara yang 100% sama. Air yang menjadi bencana tersendiri bagi kehidupan manusia, dipastikan sebagian besar disebabkan oleh manusia itu sendiri. Meski alam juga pasti berpengaruh, namun manusia lebih besar memberikan dampaknya ketimbang alam.

Banjir salah satu contohnya. Banjir merupakan bencana alam yang terjadi ketika aliran air yang berlebihan melebihi daratan. Banjir dapat berupa genangan pada lahan yang biasanya kering seperti pada lahan pertanian, permukiman, pusat kota. Banjir dapat juga terjadi karena debit atau volume air yang mengalir pada suatu sungai atau saluran drainase melebihi atau diatas kapasitas pengalirannya. Luapan air biasanya tidak menjadi persoalan bila tidak menimbulkan kerugian, korban meninggal atau luka-2, tidak merendam permukiman dalam waktu lama, tidak menimbulkan persoalan lain bagi kehidupan sehari-hari. Bila genangan air terjadi cukup tinggi, dalam waktu lama dan sering maka hal tersebut akan mengganggu kegiatan manusia.

Penyebab bencana air bah atau banjir ini, jika dari faktor alamiah disebabkan karena topografi dan curah hujan. Berdasarkan kondisi geografisnya, kawasan yang terletak di dataran banjir mempunyai resiko yang besar tergenang banjir. Selain Jakarta, beberapa kota besar di Indonesia terletak di dataran banjir sehingga mempunyai resiko yang besar tergenang banjir. Terjadinya banjir juga dipengaruhi oleh kegiatan manusia atau pembangunan yang kurang memperhatikan kaidah-kaidah konservasi lingkungan. Banyak pemanfaatan ruang yang kurang memperhatikan kemampuannya dan melebihi kapasitas daya dukungnya. Di wilayah perkotaan, ruang terbuka hijau dan taman kota luasnya masih banyak yang dibawah luas yang ideal untuk sebuah kota, kini semakin berkurang terdesak oleh permukiman maupun penggunaan lain yang dianggap mampu memberikan keuntungan ekonomi yang lebih tinggi. Akibat dari berkurangnya RTH kota maka tingkat infiltrasi di kawasan tersebut menurun sedangkan kecepatan dan debit aliran permukaannya meningkat. Ketika turun hujan lebat dalam waktu yang lama, maka sebagian besar air hujan akan mengalir diatas permukaan tanah dengan kecepatan dan volume yang besar dan selanjutnya terakumulasi menjadi banjir.

Dari banyaknya penyebab banjir yang telah dipaparkan sebelumya, sebagian besar disebabkan oleh hal perilaku atau kesadaran masyarakat terhadap lingkungan, yang belum atau kurang menyadari bahwa perilaku sehari-hari atau kegiatan yang dilakukannya dapat merugikan orang lain, baik di daerah tersebut maupun di daerah lain. Hal kecil yang paling sederhana seperti membuang sampah berupa bungkus permen, ke selokan. Sebagian besar dari kita tidak akan mempedulikan hal remeh seperti itu akan berdampak seperti apa kedepannya. Hal tersebut memang tidak akan berdampak langsung dan dalam waktu singkat, namun jika kedepannya berdampak sangat buruk kita juga tidak bisa hanya menyesali itu. Tidak hanya sekali membuang sampah di selokan, masyarakat kita akan terus melakukannya berulang kali sebagai bentuk latahan dan juga karena tidak adanya hukuman yang kuat atau paling ringan teguran dari yang melihat kalau kegiatan itu adalah salah. Sedikit-sedikit dan lama-lama akan terasa dampaknya di kemudian hari.

Dampak dari bencana banjir itu sendiri, secara umum dapat bersifat langsung maupun tidak langsung. Dampak langsung relative lebih mudah diprediksi dari pada dampak tidak langsung. Dampak yang dialami oleh daerah perkotaan dimana didominasi oleh permukiman penduduk juga berbeda dengan dampak yang dialami daerah perdesaan yang didominasi oleh areal pertanian. Kodoatie dan Syarief (2006) memberikan beberapa contoh dampak atau kerugian banjir antara lain hilangnya nyawa atau terluka, hilangnya harta benda, kerusakan permukiman, kerusakan wilayah perdagangan, kerusakan wilayah industri, kerusakan areal pertanian, kerusakan sistem drainase dan irigasi, kerusakan jalan dan rel kereta api, kerusakan jalan raya, jembatan, dan bandara, kerusakan system telekomunikasi, dan lainnya. Jika banjir yang terjadi tersebut sangat besar bisa memakan waktu sampai seminggu bisa dipastikan kegiatan perekonomian akan terhambat dan berdampak juga ke segi lainnya seperti sosial dan budaya. Seperti kegiatan sekolah misalnya, banjir bandang membuat gedung megalami kerusakan dan pihak sekolah mau tidak mau harus melakukan renovasi pada gedung sekolah dan berakhir dengan terganggunya kegiatan belajar-mengajar. Hal tersebut berlaku juga pada kegiatan perekonomian. Meskipun terdapat beberapa penangulangan yang bisa memulihkan, tapi tetap bencana banjir bisa kapan saja terjadi bila dari kita sebagai masyarakat sendiri tidak bisa mencegah bencana itu sendiri. Dari bagaimana kita memanfaatkan apa yang ada di lingkungan dan paham dampaknya akan seperti apa kedepannya jika kita tidak memanfaatkannya dengan benar.

Bencana banjir sendiri merupakan salah satu bentuk bagaimana air yang menjadi kebutuhan utama manusia bisa menjadi bencana tersendiri apabila dari kita sebagai manusia tidak bisa mengolah dan memanfaatkan apa yang ada di alam dengan benar juga tidak tahu menahu dampak yang ditimbulkan kedepannya. Jika terjadi banjir di suatu wilayah, maka otomatis persediaan air jernih untuk keperluan selain minum akan terbatas sementara manusia butuh lebih dari sekedar untuk minum. Persediaan air yang digunakan tentunya air tawar, yang standar-nya memenuhi standar layak untuk dikonsumsi. Permasalahan air bersih seperti ini biasa terjadi di kawasan perkotaan yang mengalami banjir bandang dimana wilayah mereka memiliki topografi dataran rendah, atau dengan kata lain bahkan air tanah yang biasa mereka gunakan tidak layak untuk digunakan.

Mengenai permasalahan ketersediaan air bersih, beberapa permasalahan pokok yang dihadapi dalam penyediaan air bersih di Indonesia antara lain: masalah tingkat pelayanan air bersih yang rendah, masalah kualitas air baku dan kuantitas yang sangat fluktuatif pada musim hujan dan musim kemarau, serta masalah teknologi yang digunakan untuk proses pengolahan kurang sesuai dengan kondisi air baku yang kualitasnya cenderung makin menurun.

Selain masalah kualitas air baku minum yang semakin buruk, masalah serius yang dihadapi oleh penyedia air minum atau sebuah perusahaan air minum (PDAM) di Indonesia adalah masalah ketersediaan bahan baku air minum. Akibat perubahan tata guna lahan di daerah hulu sampai hilir mengakibatkan fluktuasi debit air pada musim hujan dan musim kemarau sangat besar. Hal ini mengakibatkan penurunan yang sangat tajam terhadap debit air sungai untuk air baku minum pada musim kemarau. Penurunan debit air sungai pada musim kemarau tersebut juga mengakibatkan konsentrasi polutan yang ada di dalam air sungai menjadi lebih pekat yang berakibat terhadap kualitas air minum yang dihasilkan serta naiknya biaya proses pengolahan air minum.

Dari permasalahan ketersediaan air bersih tersebut, bisa dilihat bahwa peran pemerintah maupun pengelola perusahaan air menjadi sangat penting bagi masyarakat. Padahal, pemerintah dan pengelola perusahaan hanya sebagai fasilitator bukan penyedia. Sebagai fasilitator pemberdayaan masyarakat, pemerintah dapat memberi kesempatan kepada pihak lain yang berkompeten serta mendorong inovasi untuk meningkatkan pelayanan air minum. Fasilitas tidak diartikan sebagai pemberian prasarana dan sarana fisik maupun subsidi langsung, namun pemerintah harus memberikan bimbingan teknis dan non teknis secara terus menerus kepada masyarakat yang sifatnya mendorong dan memberdayakan masyarakat agar mereka dapat merencanakan, membangun, dan mengelola sendiri prasarana dan sarana air minum serta melaksanakan secara mandiri kegiatan pendukung lainnya.

Seharusnya dari masyarakat itu sendiri harus bisa mengupayakan keberlangsungan air bersih tersebut. Karena saat ini masyarakat menganggap bahwa air merupakan benda sosial yang dapat diperoleh secara grastis dan tidak mempunyai nilai ekonomi. Anggapan ini membuat masyarakat tidak menghargai air sebagai benda langka dan mempunyai nilai ekonomi. Untuk merubah anggapan dan perilaku tersebut diperlukan usaha kampanye publik dan sosialisasi kepada lapisan masyarakat bahwa air merupakan benda langka yang mempunyai nilai ekonomi dan memerlukan pengorbanan untuk mendapatkannya. Sehingga diharapkan perilaku masyarakat dalam memanfaatkan air akan berubah, lebih bijak dalam mengeskpliotasi air, dan lebih efisien dalam memanfaatkan air. Prinsip utama dalam pelayanan air minum adalah “pengguna/pemakai harus membayar atas pelayanan yang diperolehnya”.

jadi dari kedua contoh permasalahan air diatas, dapat disimpulkan bahwa selain penyebab utamanya adalah manusia itu sendiri tapi manusia juga merupakan kunci utama untuk menanggulangi permasalahan air tersebut. Pemakaian atau pemanfaatan air yang tersedia di bumi harus dilakukan sebenar dan se-efisien mungkin, karna kita tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi dengan sumber daya air yang tersedia di bumi saat di masa depan bagaimana permasalahannya.

 

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

About Author
Risma Indri
Sekolah Vokasi IPB

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *