Keterkaitan Perubahan Iklim Terhadap Lingkungan dan Air

Marine
Keterkaitan Perubahan Iklim Terhadap Lingkungan dan Air
30 March 2020
713

Air dan lingkungan merupakan dua unsur yang tidak dapat dipisahkan karena air merupakan bagian dari salah satu unsur penyusun lingkungan yang berupa kombinasi fisik yang mencakup sumberdaya alam antara lain tanah, energi surya, mineral, air, flora dan fauna yang hidup di atas tanah ataupun di bawah lautan. Manusia merupakan salah satu makhluk hidup yang berada di permukaan bumi. Air, lingkungan dan manusia sangatlah berkaitan, aktivitas manusia berdampak pada lingkungan baik dampak positif maupun negatif. Air merupakan kebutuhan pokok manusia yang tidak dapat terganti, kebutuhan tersebut tidak hanya domestik rumah tangga melainkan juga seperti kebutuhan produksi, kebutuhan industri dan kebutuhan lainnya. Bahkan 97% bumi terdiri dari air. Dampak positif manusia dengan lingkungan adalah mendapat inovasi tumbuh-tumbuhan yang baru akibat dari teknologi rekayasa manusia, penyuburan lahan gersang yang dibantu oleh manusia, dan manusia mendapatkan sandang, pangan dan papan dari lingkungan. Sedangkan dampak negatif yang disebabkan oleh aktivitas manusia adalah rusaknya lingkungan alam, pencemaran udara, tanah atau air. Seiring berjalannya waktu, meningkatnya jumlah populasi berbanding lurus pada meningkatnya kebutuhan akan air, menurut siklus hidrologi, jumlah air adalah tetap. Hal ini tentu saja akan menimbulkan masalah yaitu krisis air. Berikut engertian air menurut Gentur Adi Tjahjono (2018) Air merupakan salah satu kebutuhan vital setiap makhluk hidup. Air dibutuhkan untuk memenuhi kebutuhan hidup secara hayati. Keberadaan air di muka bumi terbatas persebarannya, kuantitas air di wilayah A dengan wilayah B memiliki perbedaan tergantung dari karakteristik lahannya. Sedangkan berdasarkan waktu, kuantitas air akan berbeda dari waktu ke waktu. Peningkatan jumlah penduduk akan menyebabkan pertambahan jumlah industri, kebutuhan transportasi, pertanian, dan energi. Seluruh aktivitas tersebut menyebabkan terjadinya dampak pada lingkungan hidup dan perekonomian. Secara global isu lingkungan hidup dianggap cukup mendesak adalah kurangnya air bersih, hilangnya spesies flora dan fauna yang menyebkan berkurangnya keanekaragaman hayati dunia, dan meningkatnya gas karbon dioksida (CO2) yang menyebabkan perubahan iklim. Tiga permasalahan lingkungan tersebut dikemukakan oleh Ellis dan Kasyanov. Perubahan iklim sangat berperan karena berpengaruh terhadap permasalahan lingkungan lainnya, terutama pada kualitas sumber air bersih dan penyakit yang ditimbulkan. Perubahan iklim yang nampak belakangan ini adalah pemanasan global yang menyebabkan es yang berada di kutub utara dan selatan mencair sehingga mengakibatkan naiknya permukaan air laut yang dapat keterlibatan pada terjadinya rob di wilayah pesisir. Perubahan iklim terjadi akibat aktivitas manusia yang menimbulkan emisi (pemancaran cahaya, panas atau electron dari suatu permukaan benda padat atau cair) yang mempegaruhi konsentrasi atmosfer dan tenaga radiatif lalu menyebabkan perubahan iklim. Salah satu dampak perubahan iklim adalah krisis air bersih yang diebabkan oleh pergantian musim yang stabil membuat kekeringan berkepanjangan, sehingga daerah yang jarang air terancam krisis air. Diprediksi pada pertengahan abad ini dareah subtropis dan tropis akan mengalami kekurangan air sebanyak 10-30 persen sehingga terancam bencana kekeringan. Selain itu perubahan iklim menyebabkan penyakit salah satunya penyakit demam berdarah (DBD) yang diakibatkan temeratur dan curah hujan yang membengaruhi perkembangan dan daur hidup nyamuk Aedes. Perubahan iklim mempercepat pertumbuhan nyamuk Aedes sehingga menjadi lebih singkat. Tidak hanya karena perubahan iklim yang menjadi faktor penyebab adanya penyakit demam berdarah, lingkungan yang kotor dan genangan air seperti bak yang berada di kamar mandi jika tidak sering dibersihkan juga dapat menyebabkan tumbuhnya kecebong nyamuk. Maka dari itu menjaga lingkungan tetap bersih merupakan salah satu faktor pencengahan penyakit demam berdarah. Selain berdampak untuk kesehatan, perubahan iklim juga berdampak pada cuaca di Indonesia yang membuat banjir saat musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau. Perubahan iklim menyebabkan meningkatnya curah hujan. Selian akibat perubahan iklim, banjir juga dapat disebabkan oleh kesalahan manusia, seperti tidak memerhatikan kebersihan lingkungan dengan membuang sampah sembarangan bahkan membuang sampah ke sungai merupakan salah satu aktivitas yang menyebabkan banjir karena aliran air sungai dapat terhambat akibat sampah yang menumpuk. Selain itu, banyak pemukiman yang dibangun pada dataran sepanjang sungai, aliran sungai tidak lancar akibat banyaknya sampah serta bangunan di pinggir sungai, kurangnya tutupan lahan di daerah hulu sungai, dan hutan gundul akibat penebangan hutan secara liar. Contohnya banjir yang sering terjadi di Jakarta merupakan akibat perubahan iklim yang menebabkan permukaan air laut naik dan curah hujan meningkat yang ditambah kiriman air dari Bogor akibat alih fungus hutan Ciliwung, dan air hujan tidak terserap tanah. Limpasan air dari Depok dikarenakan jumlah perumahan meningkat, luas tanah serapan air menurun, dan air dari hulu ke hilir mengalir deras. Selain perubahan iklim, aktivitas manusia juga mempengaruhi banjir di Jakarta karena sampah yang di buang pada sungai menyumbat aliran air. Waduk dan danau berkurang, tersisa 200 dari 800 waduk dan sekitar 80% waduk rusak. Rawa mengering dikarenakan peralihan fungsi rawa yang menjadi bangunan sehingga air tidak terserap tanah. Berikut merupakan daftar banjir besar yang terjadi di Jakarta menurut maulida yang dilansir pada nasional okezone.com:

1. Banjir Jakarta 1918 Jakarta pada masa itu masih bernama Batavia dilanda banjir besar di tenggarai akibat maraknya perambahan hutan di Puncak, Bogor untuk di jadikan kebun teh yang menyebabkan banyak korban jiwa dalam peristiwa itu.

2. Banjir Jakarta 1979 Pada 19 hingga 20 Januari 1979 banjir besar melanda sebagian besar daerah Jakarta, mengakibatkan 714.861 orang mengungsi dan 20 orang dilaporkan hilang.

3. Banjir Jakarta 1996 Pada 9 hingga 11 Februari 1996 Jakarta kembali mengalami banjir besar dengan ketinggian air di kawasan tertentu mencapai 7 meter, hingga menewaskan 20 orang dan 30.000 warga mengungsi.

4. Banjir Jakarta 2007 Pada 1 sampai 2 Februari 2007 Jakarta kembali terendam air, banjir ini termasuk bencana terburuk di mana 80 orang tewas, dan 320.000 warga terpaksa mengungsi, kerugian banjir pada tahun itu mencapai 4,3 triliun.

5. Banjir Jakarta 2010 Banjir besar kembali merendam Jakarta dan sekitarnya pada 10 Februari 2010. Sebanyak 863 orang harus mengungsi. Banjir ini diakibatkan oleh buruknya system pengendalian air sehinga meluap ke pemukiman warga.

6. Banjir Jakarta 2013 Pada Januari 2013, Jakarta kembali dilanda banjir besar akibat tingginya itensitas hujan sejak akhir Desember 2012, ditambah dengan buruknya system drainase dan jebolnya beberapa tanggul hingga menyebabkan 20 orang meninggal dunia dan 33.500 orang mengungsi. Kerugian yang disebabkan mencapai 20 triliun.

7. Banjir Jakarta 2014 Januari 2014 sebagian kecamatan di DKI Jakarta diterjang banjir menyusl tingginya curah hujan. Genangan dibeberapa titik mencapai 4 meter, menyebabkan 23 orang meninggal dunia,  62.819 warga mengungsi di 253 titik, dan 134.662 orang terdampak banjir.

8. Banjir Jakarta 2015 DKI Jakarta kembali dilanda banjir sejak 9 Februari 2015. Sekitar 38 kecamatan terendam. Beberapa kawasan terparah adalah Kelapa Gading, Mangga Dua, dan Grogol. Sebanyak 231.566 orang terdampak banjirdan 41.202 warga mengungsi. Banjir ini melumpuhkan beberapa pusat perbelanjaan dan sebagian aktivitas masyarakat, serta terganggunya perjalanan KRL. Kerugian yang disebabkan banjir ini mencapai 1,5 triliun.

9. Banjir Jakarta 2016 Banjir terjadi pada bulan Januari dan Februari 2016 membuat 74 kecamatan tergenang. Warga yang mengungsi sekitar 1.137 jiwa.

10. Banjir Jakarta 2019 Pada 26 April 2019 banjir kembali merendam Jakarta akibat tingginya curah hujan di Jabodetabek. Banjir merendam puluhan titik dan menewaskan dua orang. Warga yang mengungsi ke beberapa titik mencapai 2.500 ribu jiwa.

Bencana banjir dapat merugikan banyak orang karena banjir berdampak negatif baik kesehatan ataupun terhadap lingkungan. Selain itu bencana banjir juga mengakibatkan kerusakan dan tidak sedikit masalah lingkungan yang timbul akibat terjadinya banjir. Berikut merupakan dampak dari brncana banjir:

1. Lumpuhnya sarana transportasi. Saat terjadi banjir banyak jalanan yang lumpuh dan tidak bisa dilewati berbagai jenis kendaraan baik sepeda, motor, atau mobil. Hal ini terjadi karena adanya genangan air yang cukup tinggi sehingga membuat kendaraan tidak dapat melewati daerah tersebut dan mengakibatkan jalanan tersebut lumpuh.

2. Gangguan kesehatan (penyakit) Banjir menyebabkan lingkungan menjadi tidak bersih, sehingga dapat menimbulkan penyakit karena kuman yang berkembang biak lebih cepat.

3. Mengganggu atau merusak perekonomian. Perekonomian suatu daerah akan terganggu karena banjir merendam sektor penting perekonomian, baik itu pertanian, industri, bahkan transportasi. Dengan terputusnya akses transportasi, maka bahan makanan yang diangkut oleh truk dapat membusuk atau mungkin membutuhkan biaya tambahan. Selain itu, produksi pabrik akan dihentikan sementara waktu karena listrik dipadamkan atau mesin produksi terendam air sehingga proses produksi tidak dapat dijalankan seperti biasanya. Jalanan yang lumpuh juga menghentikan aktivitas pekerja yang tidak dapat datang pada pabrik atau kantor tempat kerjanya.

4. Pemadaman Listrik Apabila bencana banjir melanda suatu daerah, maka daerah tersebut akan mengalami pemadaman listrik untuk mencegah terjadinya musibah lain, contohnya kornsleting listrik. Listrik yang padam akan membuat aktifitas terhenti.

5. Pencemaran lingkungan sekitar Luapan air banjir yang masuk ke rumah-rumah, sekolah, dan tempat umum lainnya akan membuat lingkungan menjadi kotor karena sampah yang menumpuk dan tergenang akibat banjir tersebut.

6. Menghentikan aktivitas sehari-hari Kegiatan bekerja, sekolah dan aktivitas sehari-hari yang lainnya akan terhenti karena musibah banjir. Bencana banjir megakibatkan semua orang tidak dapat melakukan kegiatan sehari- hari karena jalur transportasi lumpuh.

7. Kerusakan sarana dan prasarana Banjir dapat merusak atau mungkin dapat menghancurkan rumah, gedung, tempat ibadah, sekolah, kantor pemerintahan, mobil, dan angkutan umum.

8. Banjir dapat menghilangkan atau merusak peralatan, harta benda, dan jiwa manusia. Bila bencana banjir datang, maka banyak yang kehilangan harta benda, dan berbagai macam peralatan rumah karena banjir masuk ke dalam rumah. Yang paling berbahaya yaitu jika bencana banjir sampai merenggut korban jiwa.

9. Banjir dapat mengganggu, atau menghilangkan masa depan. Saat banjir melanda cukub besar dan berlangsung dalam waktu yang lama, mkan akan merubah dora kehidupan secara drastis, akibatnya yaitu banyak warga yang kehilangan pekerjaan, hutang yang semakin menumpuk, serta kesehatan yang terganggu, hal tersebut dapat mempengaruhi masa depan seseorang, keluarga atau mungkin masyarakat, baik secara langsung dan tidak langsung.

10. Menyebabkan erosi dan tanah longsor. Apabila semakin hujan yang turun semakin deras, maka semakin tinggi air banjir dan dapat mengakibatkan tanah dan jalan terkikis serta bencana longsor. Banjir yang terjadi di Jakarta dan di Indonesia memiliki jenis sesuai dengan penyebabnya.

Indonesia merupakan negara tropis yang memiliki curah hujan tinggi setiap tahunnya. Banjir di Indonesia terbagi beberapa jenis, yaitu: Banjir bandang. Banjir bandang merupakan banjir besar yang terjadi secara tiba-tiba dan berlangsung hanya sesaat yang yang biasanya dihasilkan dari curah hujan berintensitas tinggi dengan durasi (jangka waktu) pendek yang menyebabkan debit sungai naik secara cepat. Banjir jenis ini biasa terjadi di daerah dengan sungai yang alirannya terhambat oleh sampah. Banjir hujan ekstrim. Banjir ini biasanya terjadi hanya dalam waktu 6 jam sesudah hujan lebat mulai turun. Biasanya banjir ini ditandai dengan banyaknya awan yang menggumpal di angkasa serta kilat atau petir yang keras dan disertai dengan badai tropis atau cuaca dingin. Umumnya banjir ini akibat meluapnya air hujan yang sangat deras, khususnya bila tanah bantaran sungai rapuh dan tidak mampu menahan cukup banyak air. Banjir luapan sungai atau banjir kiriman. Jenis banjir ini biasanya berlangsung dalam waktu lama dan sama sekali tidak ada tanda-tanda gangguan cuaca pada waktu banjir melanda dataran, karena peristiwa alam yang memicunya telah terjadi berminggu-minggu sebelumnya. Jenis banjir ini terjadi setelah proses yang cukup lama. Datangnya banjir dapat mendadak. Banjir luapan sungai ini kebanyakan bersifat musiman atau tahunan dan bisa berlangsung selama berhari- hari atau berminggu- minggu tanpa berhenti. Banjir ini biasanya terjadi pada daerah-daerah lembah. Banjir pantai (ROB). Banjir yang disebabkan angin puyuh laut atau taifun dan gelombang pasang air laut. Banjir ini terjadi sebab air dari laut meresap ke daratan di dekat pantai dan mengalir ke daerah pemukiman atau sebab pasang surut air laut. Banjir ini biasanya terjadi di daerah pemukiman yang dekat dengan pantai. Contoh daerah yang biasanya terkena ROB adalah Semarang. Banjir Hulu. Banjir yang biasa terjadi di wilayah sempit, kecepatan air yang tinggi, dan berlangsung cepat dan jumlah air yang sedikit. Banjir ini biasanya terjadi di pemukiman dekat hulu sungai. Terjadinya banjir ini karena tingginya debit air yang mengalir sehingga alirannya sangat teras dan berakibat destruktif.

Banjir yang biasa terjadi di Jakarta merupakan banjir bandang yang bisa terjadi secara tiba-tiba karena debit air yang meningkat dalam jangka waktu yang singkat yang didukung oleh curah hujan yang tinggi, karena banyaknya sampah yang menghambat aliran sungai. Banjir di Jakarta juga dapat merupakan banjir air kiriman yang berlangsung lama dan bersifat musiman atau tahunan yang biasa terjadi hingga berminggu-minggu. Karena curah hujan yang tinggi banjir yang terjadi di Jakarta juga termasuk jenis banjir hujan ekstrim, dikarenakan pemukiman Jakarta yang sangat padat membuat tanah tidak dapat menyerap air, karena meluapnya air hujan yang cukup deras membuat tanah bantaran sungai rapuh dan tidak mampu menahan cukup banyak air. Akibat dari perubahan iklim dan banjir yang biasa terjadi di Jakarta, krisis air bersih pun terjadi yang didukung dengan kepadatan lingkungan dan pertumbuhan jumlah penduduk merupakan faktor penyebab kurangnya kualitas air. DKI Jakarta pada tahun 2003 lalu, dari 43 kecamatan yang ada, terdapat 11 kecamatan dinyatakan mulai mengalami krisis air bersih. Kapasitas produksi air bersih di Jakarta paling banyak hanya mampu melayani 40% penduduk Jakarta. Apabila dimasukan kebutuhan air bersih bagi hotel, apartemen, perkantoran, industri, rumah sakit, pertamanan, rumah-rumah ibadat dan sebagainya, maka ancaman akan defisit air sangat meresahkan, yang akan berdampak pada stabilitas ketahanan daerah Jakarta. Bayangkan pada tahun 2003 pun sudah terjadi krisis air, jika dipikirkan kembali semakin bertambah tahun Jakarta mengalami pemburukan yang cukup signifikan.

Kota Jakarta dengan jumlah populasi lebih dari 10 juta penduduk dan terus berkembang ini sedang berjuang menyediakan air bersih untuk semua penduduknya. Urbanisasi yang luas di kota-kota besar biasanya juga memiliki konsekuensi lingkungan, khususnya pengaturan air yang baik untuk daerah pesisir dan perkotaan. Diharapkan daerah urbanisasi akan berkembang pesat pada tahun-tahun mendatang. Menurut prediksi Badan Penanggulangan Bencana (BNBP) pada tahun 2025 krisis air Jakarta diperkirakan akan meningkat lebih dari 100 persen dalam beberapa tahun mendatang.

Fakto-faktor penyebab krisis air yang terjadi di Jakarta adalah laju pertambahan dan perpindahan penduduk ke perkotaan yang cukup tinggi sehingga menyebabkan penggunaan lahan yang tidak memperhatikan konservasi tanah dan air. Pembangunan gedung-gedung di kota banyak yang tidak mematuhi perbandingan lahan terpakai dan lahan terbuka, sehingga mengganggu proses penyerapan air hujan ke dalam tanah, ditambah dengan pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi dan aktivitas domestik, industri, erosi, dan pertanian. Eksploitasi air tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh gedung-gedung perkantoran, rumah sakit, pusat perbelanjaan, apartemen, pengusaha laundry, dan bangunan lainnya. Kecepatan laju eksploitasi sumberdaya air, seperti di Jakarta, menyebabkan terganggunya lingkungan tata air tanah. Pemanfaatan air yang berlebihan dan tidak diimbangi dengan pemasukan air secara alam menyebabkan air tanah turun, hingga menyusupnya air laut. Sama halnya dengan padatnya pondasi 8 bangunan pancang, pesteran, beton, aspal hingga menyebabkan berkurangnya air masuk kedalam tanah. Kecenderungan penyebab terganggunya tata air tanah, sumberdaya air yang masuk kedalam katagori sumberdaya yang dapat diperbarui, kini mata rantainya menjadi terputus, bahkan air tanah dangkal sebagian di perkotaan dan dekat dengan industri telah tercemar dengan bahan-bahan racun berbahaya. Ketersediaan air bersih merupakan kebutuhan mendesak bagi setiap individu manusia, terlebih yang tinggal di perkotaan yang dihadapkan pada ancaman kelangkaan air akibat ketidakseimbangan pembangunan. Krisis air ini disebabkan pertumbuhan penduduk, lemahnya pelayanan PDAM, dan pergantian musim yang sangat berbeda atau kontras. Sumber daya air memiliki manfaat yang tak ternilai bagi kehidupan manusia. Teknologi terkait dengan konservasi dan pemanfaatan sumber daya air telah banyak dikembangkan. Pemilihan teknologi tepat guna yang ditentukan oleh karakteristik wilayah (alam, sosial dan budaya masyarakat) serta kemampuan dari finansial yang dimiliki. Namun demikian faktor yang paling penting dalam keberhasilan pengelolaan sumber daya air adalah faktor manusia sebagai pengguna. Pelestarian kearifan lokal yang telah membudaya secara turun temurun dalam pengelolaan sumber daya air perlu diimplementasikan meliputi, Pengelolaan sumberdaya air secara terprogram atas dasar kepedulian pemulihan komponen pendukungnya, akan menjamin terkedalinya krisis air, baik secara kuantitas maupun kualitasnya. Pemberdayaan masyarakat dan kemitraan stakeholder, merupakan pendekatan yang dinilai paling efektif. Urgensi Penanganan kawasan resapan wilayah perkotaan, berbasis jalur biru, telah saatnya untuk diolahdayakan, mengingat lebih dari 50% penduduk di Indonesia berada di perkotaan. Pengelolaan sumber daya air juga memerlukan sistem kelembagaan yang kuat dan bertanggung jawab. Pengelolaan sumber daya air yang terpadu memerlukan juga keterlibatan berbagai pihak. Pemanfaatan sumber daya air sebagai sumber kehidupan bagi manusia perlu dikelola secara terpadu, karena kalau tidak, maka akan menimbulkan berbagai macam konflik antara lain Konflik antar kawasan, daerah, propinsi bahkan negara. Konflik antar kawasan misalnya adalah antara kawasan hulu dan kawasan bagian hilir DAS berkaitan dengan fungsi kawasan dalam siklus hidrologi, dan konflik antar negara dapat terjadi mengingat beberapa DAS dan cekungan air tanah berada pada lintas negara. Cara mengatasi banjir yang biasa merendam DKI Jakarta dengan pemerintah perlu merehabilitasi lahan kritis di wilayah Bogor. Puluhan hektare wilayah resapan air di Bogor saat ini sudah beralih menjadi kawasan pertanian dan perumahan. Penanaman pohon agar resapan air optimal dan mengurangi debit air menuju pesisir. pemerintah perlu mengurangi debit air dengan membuat waduk baru, cara ini akan sangat signifikan mengurangi debit air yang mengalir ke Jakarta. Pemerintah juga seharusnya menghidupkan atau meningkatkan kembali kualitas waduk yang sudah ada. Melakukan normalisasi sungai dan melakukan naturalisasi sungai. Yaitu, mengembalikan fungsi dan keadaan sungai ke sebagaimana mestinya. Pemerintah perlu mengadakan sosialisasi kepada masyarakat tentang pemahaman fungsi sungai, fungsi daerah aliran sungai (DAS), dan penyebab banjir. Selain pemerintah, masyarakat juga harus ikut andil dalam penanganan ini. Cukup dengan tidak membuang sampah sembarangan, menjaga lingkungan tetap bersih dan pengunaan air yang harus diperhatikan agar tidak terjadi pemborosan. Untuk penanganan kedua pihak antara masyarakat dengan pemerintah harus bekerja sama secara berkelanjutan dengan melakukan gerakan penanaman pohon, sosialisasi gerakan hemat air, konservasi lahan, pelestarian hutan dan daerah aliran sungai, membangun tempat penampung air seperti waduk yang tidak hanya berfungsi sebagai penampung air, namun untuk pembangkit listrik, budidaya ikan, membangun sumur resapan atau biopori agar air hujan tidak langsung mengalir kelaut dan dapat digunakan sebagai tempat berlalunya air tanah. Menanggukangi air dari pencemaran pabrik. Mengurangi pencemaran air dari limbah industri, pertambangan, rumah tangga, dan limbah pertanian. Pelestarian hutan dengan melakukan sistem tebang pilih, reboisasi, dan penebangan secara konsisten. Pemanfaatan sumberdaya air yang bijak dengan menghindari penggunaan air yang tidak terlalu banyak, hindari penyiraman rumput secara berlebihan, dan menggunakan mesin pendaur ulang saat mencuci mobil. Melakukan konservasi air tanah bertujuan untuk tanah memiliki daya serap yang lebih besar yang berfungsi untuk mengimbangi peningkatan penggunaan lahan, menambah cadangan air, dan mengurangi banjir. Sebenarnya pencegahan banjir dan pencegahan krisis air sangatlah berkaitan. Keduanya merupakan dampak dari perubahan iklim. Cara sederhana untuk mengatasi perubahan iklim adalah 5R (Rethink, Reduce, Reuse, Recycle, Replace) yaitu: Rethink: yaitu merubah pola perilaku dalam hal produksi dan konsumsi suatu barang (produk) yang dihasilkan sehingga dapat dianalisis cara melakukan daur ulang terhadap produk tersebut. Reduce: yaitu sebisa mungkin mengurangi penggunaan barang-barang atau material yang dipergunakan setiap hari karena semakin banyak barang yang digunakan maka makin banyak juga sampah yang dihasilkan. Reuse: yaitu sebisa mungkin memilih barang-barang yang dapat digunakan kembali dan harus menghindari penggunaan barang-barang yang dispossable (sekali pakai). Hal ini dilakukan untuk memperpanjang waktu penggunaan suatu barang sebelum menjadi sampah. Recycle: Sebisa mungkin barang-barang yang sudah tidak dipakai lagi dapat didaur ulang atau dimanfaatkan kembali misalnya plastik bekas detergen bisa kita gunakan untuk membuat berbagai hasta karya yang unik dan menarik contohnya tas.Dimana tas itu bisa kita jual,selain mendapatkan hasilnya kita pun juga telah melindungi alam kita dari bahaya global warming. Recovery/Replace: Meneliti barang-barang yang dipakai sehari-hari kemudian mengganti barang-barang sekali pakai dengan barang yang lebih tahan lama.  #bwkehati #hariairsedunia #bwchallege 

About Author
Tasya Aulia
Sekolah Vokasi Institut Pertanian Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *