Jalak Lawu

Animal
Jalak Lawu
20 June 2014
4553
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Jalak Lawu (Turdus  poliocephalus  stresemanni Bartels) adalah sub spesies dr Anis Gunung yang hanya ada (endemik) di kawasan lereng gunung Lawu (Natus, 2005; Peterson 2007). Oleh masyarakat lereng Gunung Lawu, burung ini dikeramatkan karena ada kepercayaan bahwa burung tersebut merupakan jelmaan pengawal Prabu Brawijaya V saat pelariaanya ke gunung Lawu (Anak Gunung Lawu,  2013, komunikas pribadi).

Jalak Lawu memiliki ukuran tubuh sedang dengan panjang total sekitar 23 cm. Warna bulu punggung, leher dan ekornya adalah hitam kecoklatan. Bulu bagian dada berwarna cokelat kekuningan, sedangkan bulu kepala dan leher cenderung kecoklatan. Warna mata hitam dengan garis melingkar berwarna kuning. Memiliki paruh yang lancip pendek berwarna kuning gading.

Status konservasi burung ini belum dinilai oleh IUCN. Ada indikasi bahwa populasi Jalak Lawu mengalami penurunan. Hal ini berdasarkan kesaksian masyarakat setempat yang menyatakan intensitas pertemuan dengan burung ini tidak sesering pada tahun-tahun sebelumnya (Paguyuban Giri Lawu,  2013, komunikas pribadi). Faktor yang diduga menyebabkan penurunan populasi tersebut adalah hilangnya habitat akibat kebakaran hutan di lereng Gunung Lawu pada setiap musim kemarau. Selain itu banyak pemburu liar yang menangkap burung ini untuk diperjualbelikan.  Penurunan populasi ini juga didukung oleh tingkat reproduksi yang rendah yakni dari satu kali siklus reproduksi Jalak Lawu hanya menghasilkan 2-3 telur dan hanya 1 yang dapat menetas dan bertahan hidup hingga dewasa (Budiharjo, 2005).

Apabila permasalahan tersebut terus berlanjut dikhawatirkan keberadaan burung Jalak Lawu yang menjadi icon di gunung Lawu semakin terancam. Sampai saat ini belum banyak catatan yang mengulas tentang burung Jalak Gading dan kehidupannya di alam. padahal endemisitas suatu spesies identik dengan kerentanan terhadap habitat.

Apakah kita harus menunggu statusnya menjadi Criticaly Endangered baru kita peduli?

Budiharjo, A. 2005. Pola Reproduksi Burung Jalak Gading (Turdussp) di Gunung Lawu Jawa Tengah. Biodiversitas 6 (4):272-275

Natus, I. R. 2005. Biodiversity and Endemic Centres  of Indonesian Terrestrial Vertebrates. Dissertation. Department of VI (Geography/EarthScience) University of Trier, Germany

Peterson, A. T. 2007. Geographic Variation in Size and Coloration in the Turdus poliocephalus Complex: A First Review of Species Limits. Scientific Papers Natural History Museum The University of Kansas 40:1-17

About Author
Muhammad Ridwan Sururi

Leave a Reply

2014-06-21
Difference:

Leave a Reply