Jakarta Biodiversity Survey in Pandemi (Hutan Kota Srengseng)

Aktivitas
Jakarta Biodiversity Survey in Pandemi (Hutan Kota Srengseng)
30 November 2020
894

Perjalanan biodiversity survey kali ini, ke daerah Jakarta Barat, tepatnya di Hutan Kota Srengseng. Hutan ini berada di Jl. H. Kelik, RT.8/RW.6, Srengseng, Kec. Kembangan, Kota Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta. Kalau kalian ke sana menggunakan busway, bisa turun di halte kelapa dua sasak dan bila menggunakan kereta, kalian bisa turun di stasiun palmerah. Kemudian, dilanjutkan menggunakan grab/gojek dengan biaya sekitar Rp 13.000-16.000. Hutan kota ini sangat luas dan selalu ramai dikunjungi oleh warga sekitar, sehingga terdapat banyak pedagang dan tempat mendaftar grab.

 

Saat pandemi ini, gerbang utama Hutan Kota Srengseng ditutup rapat. Hal ini serupa dengan yang dilakukan oleh Taman Ayodya. Tidak memperbolehkan pengunjung masuk ke dalam kawasan untuk mencegah adanya kerumunan. Namun karena kami bersurat ijin, maka diperbolehkan masuk untuk mengambil data dengan syarat menggunakan almamater dan mengirimkan datanya ketika sudah selesai melakuan survei dibeberapa tempat daerah Jakarta.

 

Minggu, 29 November 2020, disambut dengan awan mendung tak menyurutkan semangat Komunitas Ayo ke Taman, Biodiversity Warriors Yayasan KEHATI, dan Biological Bird Club "Ardea" untuk melakukan Jakarta Biodiversity Survey in Pandemi. Tak terasa kegiatan ini sudah memasuki hari kelima biodiversity survey. Kami memulai pengamatan pada jam 07.35 s.d. 10.30. Kami langsung masuk ke dalam hutan, dan ketika berjumpa satwa yang ditargetkan kami catat dan foto. Pada pengamatan kali ini, kami menemukan 8 jenis burung, 5 jenis capung, 10 jenis kupu-kupu, dan cicak terbang (cikiber).

 

Berikut ini beberapa dokumentasi saat kami berkegiatan:




 

Pada pengamatan kali ini, kami merasa sepi akan kicauan-kicauan burung di Hutan Kota Srengseng. Jenis yang sebelumnya ditemukan, tidak kami temukan pada pengamatan hari ini, seperti burung sepah kecil dan bunglon taman. Kami mencoba menduga-duga mengapa hal ini bisa terjadi. Apakah karena kami yang kurang mengamati sekitar atau mungkin karena sempat adanya perbaikan jalan di hutan kota tersebut. Kami juga belum mengetahui jawaban pastinya.

 

Meski sepi akan suara-suara kicauan burung, tapi kami cukup beruntung dapat bertemu dengan burung raja-udang meninting disekitaran danau. Raja-udang meninting (Alcedo meninting) merupakan burung kecil berukuran ± 15 cm. Pada bagian atas tubuhnya didominasi dengan warna biru, sedangkan tubuh bagian bawahnya berwarna merah-jingga terang. Momen itu terjadi saat kami akan lanjut berjalan mengitari danau, dan ia menampakkan diri secara jelas walau hanya sekilas. Kami semua heboh melihat penampakannya karena burung tersebut memang indah untuk kawasan perkotaan.

 

 

 

Ikuti terus perkembangan kegiatan kami.

Sampai bertemu dicerita Jakarta Survey in Pandemi selanjutnya!

Tentang Penulis
Annisa Ramadani
Universitas Nasional

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2021-07-06
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *