Goanggali / Julang Sumba

Satwa
Goanggali / Julang Sumba
4 Juni 2016
1929

Sahabat Warriors! Inilah satu - satu jenis enggang endemik Indonesia yang ada di kepulauan Nusa Tenggara, tepatnya di Sumba seperti nama yang diberikan kepadanya. Mengapa ia ada di wilayah ini?

Klasifikasi! Kingdom: Animalia; Filum: Chordata; Kelas: Aves; Ordo: Coraciiformes; Famili: Bucerotidae; Genus: Aceros; Spesies: Aceros Everetti

Sejak terpisah dari benua Asia, jenis - jenis tersebut berevolusi menyesuaikan kondisi alam Sumba sehingga menjadi jenis unik yang endemis. Burung julang dikenal sebagai ‘petani’ dari dalam hutan, burung julang Sumba ini memakan biji-bijian dari dalam hutan dan menyebarkannya ke seluruh wilayah hutan lain. Burung jantan dan betina mudah dibedakan. Kepala dan leher burung jantan berwarna merah, sedang burung betina memiliki kepala dan leher berwarna hitam. Burung ini memiliki paruh kekuningan dengan kantung leher biru. Panjang burung ini termasuk besar lebih kurang 70 cm dan dapat ditemukan baik secara soliter maupun berkelompok hingga lima belas ekor. 

Diantara tiga jenis julang endemis Indonesia, julang Sumba / Aceros everetti terbilang paling unik, karena berada jauh dari daratan lain yang menjadi habitat julang. Dari segi corak warna, mungkin penampilan julang sumba barangkali dianggap masih kalah dibanding julang sulawesi, namun burung berbulu dominan hitam ini, justru terletak pada keberadaannya di pulau yang sohor dengan kebudayaan megalitikum tersebut. Tidak ada sebaran julang yang dapat ditemukan di pulau - pulau Nusa Tenggara lain. Burung julang Sumba ini paling sering mengunjungi hutan dataran rendah dengan pohon-pohon besar dan bertajuk rapat, terutama yang berada dalam kawasan Taman Nasional Manupeu Tanadaru (TNMT), salah satu kawasan yang memiliki populasi Julang Sumba terbesar di Pulau Sumba. Sayangnya, julang Sumba saat ini mengalami penurunan pertumbuhan karena populasi dan area sebarannya yang kecil. Meskipun perlindungan terhadap hutan dataran rendah di kawasan konservasi terus dilakukan, tetapi fragmentasi masih tetap terjadi di luar kawasan tersebut. Akibatnya, saat ini diperkirakan terjadi penurunan populasi burung yang dikenal dalam nama lokal goanggali ini hingga sekitar 30 - 49%.

Berdasarkan dari hilangnya habitat hutan yang terus berlanjut, serta populasi dan daerah di mana burung ini ditemukan sangat terbatas, julang Sumba dievaluasikan sebagai rentan di dalam IUCN Red List dan spesies ini didaftarkan dalam CITES Appendix II. Sahabat Warriors! Hanya dengan melestarikan dan menjaga hutan yang tersisa di Sumba , kita dapat membantu menyelamatkan jenis ini dari kepunahan. Sebab, julang sumba sejatinya dapat dijumpai di semua tipe habitat berhutan di Sumba. 

(sumber:mongabay)

Tentang Penulis
Selpandri Gerhat J
Universitas Sumatera Utara

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-07-13
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *