Dringo | Acorus terrestris Spreng.

Flora
Dringo | Acorus terrestris Spreng.
27 Juni 2015
3227

 Dringo |  Acorus terrestris Spreng.

 

 

 

 

 

 

Nama daerah taneman Dringo (Acorus terrestris) yaitu, Dlingo (Jateng), Daringo (Sunda), Jharango (Madura), Jeurunger (Aceh), Jerango (Batak), Jarianggu (Minangkabau), Kaliraga (Flores), Jeringo (Sasak), Kareango (Makasar), Kalamunga (Minahasa), Areango (Bugis), Ai wahu (Ambon). 

 

Taksonomi Dringo |  Acorus terrestris Spreng.

Kingdom : Plantae

Divisi : Magnoliophyta                

Kelas : Liliopsida (Monocotyledon) 

Ordo : Arales                          

Famili : Acoraceae 

Genus : Acorus             

Spesies : Acorus terrestris Spreng.

 

Tanaman Dringo (Acorus calamus L.) merupakan tanaman herba, jenis tanaman yang hidup dengan umur tahunan, tinggi + 75 cm. Basah, pendek, membentuk rimpang, putih kotor. batang Tunggal, bentuk lanset, ujung runcing, tepi rata, pangkal memeluk batang, panjang ± 60 cm, lebar ± 5 cm, pertulangan sejajar, hijau. Majemuk, bentuk bongkol, ujung meruncing, panjang 20-25 cm, di ketiak daun, tangkai sari panjang ± 2,75 mm, kepala sari panjang ± 2,75 mm, kepala sari panjang 0,5 mm, putik 1-1,5 m, kepala putik meruncing, panjang ± 0,5 mahkota bulat panjang, panjang 1-1,5 mm, putih. 

Rimpang dan daun dringo mengandung saponin dan flavonoid, di samping itu rimpang dringo mengandung minyak atsiri. Rimpang dringo juga mengandung choline, flavon, acoradin, galangin, acolamone dan isocolamone (Singh, Rupali et all., 2011). Digunakan untuk mengobati hulu hati yang dirasakan sakit, sakit perut, sakit langu (puyeng dan letih lesu), penyakit banta, juga untuk mengobati penyakit pada lengan atas kanan (Anonim a, 2008). Rimpang dringo (Acorus calamus L.) merupakan jenis tanaman yang digunakan oleh masyarakat sebagai obat tradisional. Rimpang dringo secara empiris/tradisional digunakan sebagai obat encok (reumatik), bengkak, dan demam. Menurut penelitian Sa’roni dkk, (2002), pemberian ekstrak etanol rimpang dringo pada mencit secara oral dengan dosis 1,5 mg dan 4,5 mg /10 g.BB terbukti dapat memberikan efek analgetik yang tidak berbeda secara signifikan dengan asetosal dosis 0,52 mg /10 g.BB. Ekstrak etil asetat dari rimpang dan daun dringo menunjukkan aktivitas antibakteri terhadap bakteri Escherichia coli. Kandungan yang memiliki aktivitas sebagai antibakteri dan antijamur adalah a-asarone dan ß-asarone dari rimpang dan daun dringo (Devi dkk., 2009).

 

 

Penelitian lainnya :

Hepatoprotektor : Pada penelitian yang dilakukan pada tikus Wistar albino jantan yang diinduksi dengan parasetamol, diketahui bahwa ekstrak etanol bagian aerial dringo memiliki aktivitas sebagai hepatoprotektor pada dosis 500 mg/kg berat badan yang diberikan secara oral. Induksi dari parasetamol dapat menyebabkan kerusakan pada enzim-enzim yang terdapat dihati. Pemberian ekstrak dringo akan mencegah kerusakan enzim ini melalui aktivitas stabilisasi membran yang dimiliki oleh dringo. Hal ini ditunjukkan dengan kadar serum enzim transaminase yang kembali normal, adanya perbaikan pada parenkim hati dan terjadinya regenerasi dari sel-sel hati(Palani., 2009).

Nefroprotektor : Pada penelitian yang dilakukan pada Tikus Wistar albino jantan yang diinduksi dengan parasetamol, diketahui bahwa ekstrak etanol bagianaerial dringo memiliki aktivitas sebagai antioksidan pada dosis 500 mg/kg berat badan yang diberikan secara oral. Pemberian ekstrak etanol bagianaerial dringo dapat menurunkan kadar serum urea dan kreatinin secara signifikan (Palani, 2009).

Antispasmodik : Pada penelitian yang dilakukan dengan evaluasi ekstrak pada isolasi kelinci melalui studi jejunum. Hasil dari penelitian bahwa ekstrak dari tanaman mampu menghambat inhibisi spontan dengan menginduksi kontraksi kemudian menghasilkan aktivitas plasmolitik yang dimediasi melalui blockade saluran kalsium (Gilani et all.,2006).

Antikanker : Penyiapan ekstrak alkohol berair dari Terminalia cebula, rimpang dari dringo dan akar dari Glyzzyrrhiza glabra dan studi lanjut aktivitas antiproliferatif pada sel antikanker. Hasil menyatakan bahwa semua bahan tanaman tersebut memiliki aktivitas antiproliferatif yang signifikan sebagai antikanker (Gaidhani et al.,2009).

 

 

Sumber :

  • Rizki Agustin Rositawati. 2011. Pengaruh Variasi Konsentrasi Bahan Penghancur Pada Formulasi Tablet Ekstrak Rimpang Dringo (Acorus Calamus L.) Secara Granulasi Basah Terhadap Sifat Fisik Tablet . UNS-F. MIPA Prodi. Farmasi-M3508067-2011
  • http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=62713:acorus-calamus&catid=8&Itemid=113
  • http://www.gbif.org/species/2873776
  • https://archive.org/stream/WorldSpicePlantsEconomicUsageBotanyTaxonomy/World%20Spice%20Plants%20-%20Economic%20Usage,%20Botany%20&%20Taxonomy_djvu.txt
 
Tentang Penulis
Arif Rudiyanto
Yayasan Kanopi Indonesia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2015-07-08
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *