Agroforestry Sebagai Sumber Penghasilan Berkelanjutan

Flora, Kehutanan, Pangan Lokal, Pertanian, Pertanian Organik, Tumbuhan
Agroforestry Sebagai Sumber Penghasilan Berkelanjutan
18 May 2025
50
0

Science Speaks: Agroforestry - United States Department of State

(sumber : state department, 2022)

          Istilah agroforestri berasal dari kata serapan bahasa inggris yakni agro berarti pertanian dan forestry berarti kehutanan. Sistem agroforestri di Indonesia juga dikenal dengan istilah wanatani. Wanatani gabungan dari dua kata yakni “wana” dan “tani” yang berarti hutan tani. Agroforestri adalah perpaduan pengelolaan lahan sebagai solusi konversi lahan dengan menggunakan sistem budidaya tanaman kehutanan, pertanian atau peternakan secara bersamaan.

Berikut beberapa sistem agroforestri di Indonesia diantaranya yaitu:

1. Sistem Pekarangan 

Sistem pekarangan mengadopsi agroforestri dengan menanam tanaman campuran seperti tanaman tahunan, tanaman umur panjang, dan ternak di lahan pekarangan pribadi. Metode ini banyak dijumpai di daerah Jawa Tengah, Jawa Barat, dan Jawa Timur pada pertengahan abad kedelapan belas. Pada umumnya sistem pekarangan memiliki minimal 2 lapisan tanaman. Lapisan paling rendah ditumbuhi dengan tanaman setinggi sampai 2 meter, seperti umbi-umbian, sayur-sayur, dan bambu-bambuan. Lapisan tanaman yang lebih tinggi ditanami oleh buah-buahan seperti cengkeh, sengon, kelapa dan pepohonan lain.

2. Sistem Kebun-Talun 

Dalam tipe agroforestri ini tahapan penanaman terdiri atas tiga proses yang dilakukan berdasarkan jarak waktu. Tiga tahapan tersebut diawali dengan penanaman tanaman perkebunan, dilanjutkan dengan tanaman campuran ketika tanaman kebun sudah mulai tumbuh, dan diakhiri dengan menanam tanaman dengan metode talun.

3. Sistem Lorong

Tipe agroforestri ini telah dikembangkan sejak tahun 1980-an terkhusus untuk wilayah Nusa Tenggara. Sistem lorong memanfaatkan garis-garis kontur untuk ditanami leguminosa atau tanaman sumber protein yang baik untuk pakan ternak. Tanaman tersebut dapat berupa lamtoro gung yang ditanam pada bagian larikan. Di antara larik-larikan kemudian akan ditanami tanaman semusim, tanaman umur panjang, dan rerumputan

4. Sistem Bera yang Disempurnakan 

Bera yang disempurnakan dapat dijadikan alternatif pada sistem pertanian yang berpindah ladang. Sistem pertanian yang memiliki kebiasaan berpindah ladang menimbulkan efek buruk berupa kerusakan pada suatu ekosistem. Maka dari itu, sistem bera dapat dijadikan solusi atas sistem pertanian lahan berpindah. Sistem bera adalah suatu sistem pengembalian kesuburan tanah dengan cara menanami tanaman yang dapat memulihkan kesuburan tanah. Salah satu tanaman yang dapat digunakan dalam sistem bera yang disempurnakan ini adalah Pueraria javanica. Setelah ditanami dan tanah kembali pulih, 3-4 bulan kemudian tanaman pangan sudah mulai dapat dibudidayakan. Tanaman pangan yang bisa digunakan seperti ubi kayu, padi, kacang tanah dan jahe. Selain itu, melinjo dapat menjadi pilihan tanaman jangka panjang

5. Sistem Kebun Wanatani Berstrata 

Tipe agroforestri ini banyak dijumpai di Sumatera Utara. Ciri utama sistem ini adalah adanya perpaduan antara tanaman hutan dan tanaman pertanian sehingga membentuk lahan hutan dengan strata yang berlapis-lapis. Tanaman pertanian dapat berupa tanaman dengan nilai jual tinggi di pasaran agar memberikan pemasukan untuk rumah tangga, seperti cabai, terong, jagung, kacang-kacangan, mentimun. Di sisi lain, tanaman kayu dapat berupa tanaman durian, kayu manis, pala, kopi, dan bayur.

6. Tumpangsari 

Tipe agroforestri ini banyak diterapkan di tanah Jawa. Sistem tumpangsari memanfaatkan lahan hutan sementara waktu dengan menanami tanaman pertanian diantara tanaman kayu keras. Keunggulan dari tumpangsari adalah dapat mengoptimalkan lahan yang ada dengan semaksimal mungkin. Sistem ini dapat diterapkan oleh mereka yang tidak memiliki lahan luas namun ingin mendapatkan hasil lahan yang banyak.

Agroforestri hadir sebagai solusi potensial dalam memberikan manfaat dari segala aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan bagi masyarakat sekitar. Seperti salah satu manfaatnya yaitu bisa memberikan penghasilan yang berkelanjutan bagi para petani, hal ini dikarenakan dengan penerapan agroforestry di lahan petani maka petani akan memperoleh hasil pertanian yang beragam. Penanaman jenis tanaman pertanian yang beragam dan penggabungan jenis pepohonan yang beragam akan menghasilkan waktu panen yang berbeda-beda. Hal ini tentunya memberikan keuntungan bagi petani karena petani tetap bisa memperoleh hasil panen di setiap waktunya.

sumber :

MANFAAT AGROFORESTI BAGI MASYARAKAT SEKITAR HUTAN KONSERVASI

https://lindungihutan.com/blog/agroforestri/

https://2021-2025.state.gov/dipnote-u-s-department-of-state-official-blog/science-speaks-agroforestry/

#agroforestry, Kehutanan, Pertanian
Tentang Penulis
Yeni Nurmalasari
Universitas Mataram

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2025-06-07
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *