Distribusi Tumbuhan Amorphophallus sp. Berdasarkan Ketinggian di Kawasan Hutan Adat Wonosadi, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta

Flora
Distribusi Tumbuhan Amorphophallus sp. Berdasarkan Ketinggian di Kawasan Hutan Adat Wonosadi, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta
15 January 2017
1899

[Artikel ini ditulis oleh Anes Devy, akun penulis di laman Biodiversity Warriors HANYA digunakan sebagai sarana publikasi]

Hutan Adat Wonosadi adalah salah satu Hutan Adat yang terdapat di kawasan Taman  Keanekaragaman Hayati (Kehati) Kecamatan Ngawen, Kabupaten Gunung Kidul. Hutan Adat Wonosadi memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi. Menurut Ganasari (2011:140) di Hutan Adat Wonosadi terdapat lebih dari 107 pohon, 8 jenis anggrek alam yang hanya dapat ditemukan di hutan ini, 30 jenis tanaman obat-obatan dan berbagai jenis reptil, burung, primata dan mamalia.  Jenis tumbuhan lain yang khas antara lain pohon Asam Jawa tua yang dengan usia lebih dari 200 tahun, bunga bangkai (Amorphophallus sp) putih serta anggrek tanah. Keanekaragaman hayati yang tinggi di Hutan Adat Wonosadi ini memunculkan permasalahan biologi yang dapat dikaji, salah satunya adalah deskripsi pola distribusi tumbuhan Amorphophallus sp berdasarkan ketinggian.

Amorphophallus merupakan tanaman herba dan menchun. Batang tegak, lunak, batang halus berwarna hijau atau hitam belang-belang (totol-totol) putih. Batang tunggal memecah menjadi tiga bagian batang sekunder dan akan memecah lagi sekaligus menjadi tangkai daun. Pada setiap pertemuan batang akan tumbuh bintil  berwarna coklat kehitam-hitaman sebagai alat perkembangbiakan tanaman. Tinggi dapat mencapai 1,5 meter sangat tergantung umur dan kesuburan tanah (Yuzami, 2009).

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh ketinggian terhadap distribusi tumbuhan Amorphophallus di kawasan Hutan Adat Wonosadi, Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta Penelitian ini menggunakan metode survey, dengan teknik pengambilan data menggunakan teknik jelajah, purposive sampling. Pengamatan tumbuhan Amorphophallus dilakukan dengan menggunakan petak. Penentuan stasiun berdasarkan topografi atau ketinggian. Stasiun pertama pada ketinggian 290 mdpl, stasiun kedua pada ketinggian 310 mdpl dan stasiun ketiga pada ketinggian 330  mdpl. Ketinggian diukur dengan menggunakan alat altimeter pada masing-masing stasiun yang dibuat menjadi 2 plot. Tumbuhan Amorphophallus sp.  yang diamati  di Hutan Adat Wonosadi pada ketinggian 290-330 mdpl memiliki pola persebaran berkelompok atau clumped. Hal ini diketahui berdasarkan perhitungan indeks persebaran yang nilainya lebih dari 0 yaitu 1, 43. Semakin tinggi stasiun pengamatan, semakin sedikit tumbuhan Amorphophallus sp. yang ditemukan.

Rekomendasi dari program penelitian ini berupa penelitian lanjutan dengan menambah waktu pengamatan serta menambah jumlah stasiun pengamatan agar dapat merepresentasikan keberadaan tumbuhan Amorphophallus di Hutan Adat Wonosadi secara utuh. (Anes Devy)

About Author
Rahmadiyono Widodo
Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2022-01-17
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *