Dampak Perubahan Lingkungan terhadap Kondisi Air dalam Lingkup Ekowisata

Marine
Dampak Perubahan Lingkungan terhadap Kondisi Air dalam Lingkup Ekowisata
30 March 2020
1579

Berbicara tentang lingkungan, kita perlu mengetahui definisi dari lingkungan itu sendiri. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, lingkungan merupakan daerah (kawasan dan sebagainya) yang termasuk di dalamnya. Emil Salim mengartikan lingkungan sebagai segala benda, kondisi, keadaan dan pengaruh yang terdapat dalam ruangan yang kita tempati dan mempengaruhi hal yang hidup termasuk kehidupan manusia. Sementara itu, menurut Otto Soemarwoto, lingkungan hidup diartikan sebagai ruang yang ditempati suatu makhluk hidup bersama dengan benda hidup dan tak hidup di dalamnya. Dengan demikian, lingkungan adalah tempat dimana seluruh unsur biotik dan abiotik hidup. Di antara unsur-unsur tersebut terdapat suatu hubungan timbal balik, saling mempengaruhi dan adanya ketergantungan satu sama lain.            

Menurut Munadjat Danusaputro, lingkungan atau lingkungan hidup adalah semua benda dan daya serta kondisi, termasuk di dalamnya manusia dan tingkah-perbuatannya, yang terdapat dalam ruang dimana manusia berada dan mempengaruhi kelangsungan hidup serta kesejahteraan manusia dan jasad-jasad hidup lainnya. Lingkungan hidup adalah bagian dari bumi yang terdiri dari makhluk hidup di antarananya yaitu manusia, hewan, tumbuhan, dan benda lainnya seperti air, udara, tanah, dan energi yang ada di dalamnya sehingga membentuk satu kesatuan. Bagaimana membentuk lingkungan yang baik? Lingkungan hidup yang baik dapat terbentuk apabila adanya keseimbangan antar satu makhluk hidup dengan makhluk hidup lainnya serta terhadap benda lain seperti air, udara, tanah dan sumber energi.            

Air merupakan salah satu komponen terpenting dalam kehidupan makhluk hidup. Tidak ada satupun makhluk hidup yang tidak mengenal air. Semua makhluk hidup di dunia membutuhkan apa yang disebut dengan air. Apabila tidak ada air, kehidupan di bumi ini tidak akan mungkin berjalan, karena air merupakan kebutuhan utama bagi proses kehidupan. Air dengan rumus kimia H2O adalah suatu zat kimia yang terdiri dari oksia hidrogen yang merupakan produk dari reaksi antara unsur hidrogen dengan unsur oksigen. Air yang dipergunakan untuk kebutuhan sehari-hari manusia di rumah bukan merupakan air murni, melainkan air yang berasal dari sumber-sumber tertentu yang kemudian diproses dengan penambahan zat-zat kimia, sehingga layak untuk digunakan oleh manusia itu sendiri. Air minum juga bukan merupakan air murni, melainkan terdapat kandungan sedikit gas dan mineral-mineral tertentu yang dibutuhkan oleh manusia. Secara normal, air yang dapat dimanfaatkan untuk suatu kehidupan pada umumnya tidak berwarna, tidak berbau dan tidak berasa kecuali pada air laut. Air yang mempunyai rasa biasanya mengandung garam terlarut. Dalam kondisi tersebut telah terjadi pelarutan ion-ion logam yang dapat mengubah konsentrasi ion hidrogen yang terdapat di dalam air, selain itu pH air juga akan berubah.            

Peran penting air dan lingkungan dalam kehidupan bukan hanya sebagai pemenuh kebutuhan pokok saja. Air memiliki manfaat yang lebih luas, salah satunya pada sektor pariwisata khususnya wisata yang berbasis alam atau biasa disebut sebagai ekowisata. Salah satu wisata yang memanfaatkan potensi air dan lingkungannya adalah wisata air terjun. Air terjun merupakan sebuah formasi geologi dari arus air yang mengalir melalui sebuah formasi batuan yang mengalami macam-macam erosi dan jatuh dari ketinggian tertentu. Pada dasarnya air terjun merupakan sungai atau badan air lainnya yang jatuh dari tebing berbatu menuju ke kolam terjun yang ada di bawahnya. Pergerakan air jatuh ini sebenarnya mengikuti hukum alamiah air yaitu mengalir dari tempat tinggi menuju ke tempat yang lebih rendah.            

Pesatnya perkembangan wisata alam di dunia khususnya Indonesia, menjadikan air terjun sebagai wisata yang banyak dikunjungi oleh para wisatawan untuk berekreasi dan berlibur. Air terjun atau biasa disebut sebagai curug oleh masyarakat Sunda merupakan suatu kawasan yang sangat cocok bagi mereka yang ingin merasakan berlibur dengan suasana baru. Air terjun dipilih karena kawasan ini memiliki lingkungan yang sangat sejuk dengan vegetasi alam yang masih alami dan belum banyak tersentuh oleh tangan manusia sehingga lingkungannya masih terjaga. Kondisi lingkungan yang masih asri, banyaknya hewan  dan vegetasi yang terjaga juga diseimbangi oleh kondisi air yang masih jernih dan belum tercemar oleh sampah ataupun limbah kimia yang biasanya banyak ditemukan di sungai-sungai pinggiran kota.

Antusiasme wisatawan untuk berwisata ke air terjun tidak dibarengi oleh kesadaran untuk menjaga lingkungan. Melonjaknya wisatawan yang berkunjung ke air terjun juga dapat berpotensi merusak lingkungan dan kualitas air itu sendiri. Kenapa aktivitas wisatawan dapat menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan dan air? Hal ini dikarenakan kurangnya kesadaran untuk mencintai lingkungan dan kurangnya pemahaman untuk menjaga apa yang telah disediakan oleh alam. Banyaknya wisatawan juga mempengaruhi lingkungan serta ekosistem air terjun, terlalu banyak wisatawan dapat menyebabkan ekosistem air terjun kesulitan untuk memperbaharui dan memulihkan kondisinya. Contoh aktivitas yang dapat menyebabkan kerusakan terhadap lingkungan dan air yaitu banyaknya wisatawan yang membuang sampah sembarangan. Sampah yang dibuang sembarangan akan mengakibatkan air tercemar dan mengurangi keindahan air terjun. Bukan hanya itu saja, banyak ditemukan wisatawan yang mandi menggunakan sampo dan sabun di bawah kucuran air terjun. Zat kimia yang terdapat pada sampo dan sabun dapat menyebabkan air tercemar. Salah satu zat berbahaya yang terdapat pada sabun dan sampo yaitu surfaktan. Surfaktan berfungsi sebagai pembasah yang membantu penyerapan air dan pengangkat kotoran. Surfaktan memilki sifat resisten terhadap dekomposisi biologi atau sulit diuraikan oleh mikroorganisme, sehingga jika mengalir ke air maka akan menjadi polutan bagi ekosistem di dalamnya. Selain itu, bahan pembentuk detergen seperti Sodium tri poly phosphate (STPP), Nitril tri acetate (NTA), Ethylene diamine tetra acetate (EDTA), zeolit, dan asam sitrat juga dapat meracuni makhluk hidup di air serta membuat air menjadi berbau karena adanya gas NH3 dan H2S yang berasal dari peruraian bakteri anaerob.           

Seluruh aktivitas wisatawan yang berdampak buruk terhadap lingkungan dapat berasal dari kurangnya kesadaran wisatawan untuk menjaga dan menghargai lingkungan dan bisa juga berasal dari tidak adanya kebijakan yang dibuat oleh pengelola objek wisata. Wisatawan yang kurang mengetahui cara menjaga lingkungan akan semakin tidak terkontrol aktivitasnya apabila tidak ada regulasi khusus mengenai nilai-nilai konservasi yang bertujuan untuk menjaga kelestarian lingkungan dan elemen abiotik berupa air. Oleh karena itu, regulasi sangat diperlukan untuk memberikan batas-batas kepada wisatawan agar aktivitas yang dilakukan tidak berdampak buruk terhadap lingkungan, karena bagaimanapun pengelola objek wisata harus turut bertanggung jawab terhadap komponen alam yang dikelolanya.            

Ternyata aktivitas manusia bukan hanya berdampak pada kawasan pariwisata saja, melainkan lebih besar dari itu semua. Hal tersebut merupakan perubahan iklim. Menurut Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) perubahan iklim merupakan gejala yang disebabkan baik secara langsung atau tidak langsung oleh aktivitas manusia. Para ilmuwan sepakat bahwa sebagian besar kerusakan lingkungan seperti hutan gundul, kekeringan, air laut naik dan gunung es mencair, memicu pemanasan global yang merupakan akibat dari ulah manusia itu sendiri. Menurut WWF, aktivitas manusia seperti pembakaran bahan bakar fosil dan deforestasi serta kegiatan industri menjadi penyebab efek rumah kaca.

Mengenai perubahan iklim, United States Global Climate Change Programme (dalam Okoli & Ifeakor, 2014) perubahan iklim didefinisikan sebagai reaksi ekstrem fenomena cuaca yang menciptakan dampak negatif pada sumber daya pertanian, sumber daya air, kesehatan manusia, penipisan lapisan ozon, vegetasi dan tanah, yang menyebabkan dua kali lipat dari konsentrasi karbon dioksida dalam ekosistem. Sedangkan Francis (2014) menyebutkan bahwa perubahan iklim adalah perubahan sifat statistik dari sistem iklim. Hal ini juga berkaitan dengan perubahan cuaca bumi termasuk perubahan suhu dan angin. Perubahan iklim secara langsung berdampak negatif kepada manusia dan lingkungan sekitarnya.

Apa hubungan perubahan iklim dengan ketersediaan air di bumi? Perubahan iklim akan memberikan dampak yang sangat besar bagi ketersediaan air. Menurut Jumaedy (2008) salah satu dampak perubahan iklim adalah krisis air bersih, yang disebabkan oleh masa kekeringan berkepanjangan. Kondisi tersebut disebabkan oleh pergantian musim yang tidak stabil, sehingga daerah yang jarang air terancam mengalami krisis air. Sumber kebutuhan air tawar sepertiga penduduk dunia diperkirakan akan kering pada tahun 2100. Pada pertengahan abad ini, daerah subtropis dan tropis yang kering diprediksi akan mengalami kekurangan air sebanyak 10 – 30 persen sehingga terancam bencana kekeringan. Tentu saja hal ini tidak diinginkan oleh seluruh makhluk hidup yang ada di bumi. Perubahan iklim dan tidak adanya ketersediaan air akan memperburuk hidup mereka, walaupun perubahan iklim juga diakibatkan oleh ulah manusia itu sendiri.

Perubahan iklim yang menyebabkan berkurangnya ketersediaan air juga berpengaruh terhadap objek wisata seperti air terjun dan lingkungan atau ekosistem di sekitarnya. Bagaimana air dapat berpengaruh terhadap air terjun? Dilihat dari penyebabnya, perubahan iklim menyebabkan jumlah air berkurang. Berkurangnya jumlah air akan memberikan dampak kepada air terjun. Aliran air akan kering, hewan yang hidup di kawasan ini pun berisiko mati, air terjun sebagai objek wisata akan ditutup karena obyek utamanya yaitu air tidak dapat dinikmati, dan seluruh tumbuhan pun akan mati. Kekurangan air akan berdampak pada tumbuhan karena lahan tumbuhan yang mengalami kekurangan air akan menyebabkan aerasi udara dalam tanah menjadi terganggu dan suplai oksigen dalam tanah tidak lancar. Hal tersebut mengakibatkan fungsi dan pertumbuhan akar sebagai bagian tanaman yang paling penting akan mati. Akibatnya, pertumbuhan seluruh bagian tanaman akan berhenti sehingga perkembangan menjadi tertunda dan akar tanaman menjadi rentan terhadap serangan penyakit yang akan membawa kematian bagi tanaman dalam waktu yang singkat.

Seluruh permasalahan ini dapat dicegah dan diselesaikan mulai dari masing-masing individu. Hal pertama yang harus dilakukan adalah dengan menanamkan kesadaran kepada diri sendiri, bahwa apa yang ada di bumi seperti air dan lingkungannya merupakan sesuatu yang berharga. Tindakan dapat dilakukan dengan usaha preventif seperti tidak membuang sampah sembarangan, mencintai dan menghargai lingkungan, dan menanamkan kesadaran bahwa perilaku buruk seperti boros dalam pemakaian air merupakan tindakan yang salah. Kelak, hal-hal kecil tersebut dapat membawa dampak yang signifikan. Manusia yang merupakan makhluk berakal harus memiliki rasa syukur dan tanggung jawab atas apa yang telah diberikan oleh alam. Oleh sebab itu menjaga dan merawat apa yang telah alam sediakan patut untuk kita laksanakan. Sebab ketika alam berbicara, manusia yang pertama kali menelan dampaknya.

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge

About Author
Zalfa Defrian Fatinah
Sekolah Vokasi Institur Pertanian Bogor

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-30
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *