Cenderawasih kerah

Satwa
Cenderawasih kerah
11 Juni 2016
3593

Cenderawasih kerah (nama ilmiah: Lophorina superba) adalah burung Cenderawasih yang satu-satunya dari genus Lophorina. Burung jantan berwarna hitam dengan mahkota berwana hijau pelangi mempunyai bulu penutup dadanya biru-hijau dan berbulu pundak yang bisa menegak berwarna hitam beludru. Burung betinanya berwarna cokelat-kemerahan dan bawahnya bulu bergaris-garis warna cokelat. Burung muda berwarna mirip burung betina. Burung Cenderawasih kerah tersebar di seluruh hutan hujan di pulau Papua. Burung jantan bersifat poligami dan menampilkan salah satu tarian kawin yang memukau dalam dunia burung. Pada awal penampilannya dia akan menyanyikan nada keras dan cepat, lalu dia mulai melompat-lompat di depan betinanya. Tiba-tiba bulu pundaknya dan bulu penutup dada yang tadinya terlipat, menegak keluar dan mengembang di kepalanya dan membuatnya menjadi penari berbentuk elips. Meskipun banyak diburu untuk diambil bulunya, burung Cenderawasih Kerah merupakan salah satu burung yang umum dan tersebar luas di hutan-hutan Papua.

Jenis dari suku PARADISAEIDAE yang paling toleran. Hidup di tepi hutan pegunungan, kebun-kebun tua, dan semak hutan sekunder pada rentang ketinggian antara 1150 – 2300 m, meski lebih mudah dijumpai pada rentang ketinggian antara 1500 – 1800 m. Menghuni kanopi atas dan lapisan tengah kanopi. Mencari artropoda dan buah dari permukaan tanah sampai puncak kanopi hutan, biasanya sendirian mencari makan. Berbiak sepanjang musim, tercatat jantan melakukan display untuk menarik pasangan dari bulan Agustus sampai Januari. Spesies yang poligini. Jantan bertengger di dahan yang tinggi ketika akan melakukan gerakan menarik pasangan. Persenggamaan melibatkan gerakan menari dan pose diam, dimana tutup dahi menegak dan tameng dada mengembang.

Betina membangun dan menjaga sarang sendirian. Sarang berbentuk mangkuk, pada ketinggian 1,5 m atau lebih, biasanya pada pohon palem. Jumlah telur 1-2 butir. Burung jantan berwarna hitam metalik kebiruan; dengan penutup dada berbentuk baji dan tudung hitam beledu, tegak (panjang 6 cm.). Warna bulu burung betina bervariasi secara geografis seperti pada jenis-jenis burung Parotia betina; tudung kehitaman; alis dan garis malar pucat; dan terdapat warna coklat-merah metalik di tepi bulu-bulu primer. Beberapa ras memiliki warna kepala hitam.

Burung betina sangat mirip betina Parotia yang ada di daerah barat, bedanya ukuran Cendrawasih kerah betina lebih kecil, iris gelap, dan paruh lebih ramping. Mirip betina Parotia carola, bedanya Parotia carola nampak lebih montok, dengan iris dan dahi pucat. Juga mirip betina Cendrawasih belah rotan, perbedaan terletak pada tidak adanya warna hitam di bagian muka dan tidak adanya warna coklat-merah metalik di tepi bulu-bulu primer betina Cendrawasih belah rotan. Burung jantan juga mirip dengan jenis-jenis Parotia, bedanya ukuran Cendrawasih kerah jantan lebih kecil, serta memiliki tubuh dan paruh yang lebih ramping. Sangat mirip dengan Cendrawasih loria jantan, perbedaan terletak pada keberadaan hiasan penutup dada.

Suara
Kicauan berupa rangkaian 7 – 10 nada yang identik, parau, dan semakin meninggi “
shre shre shre shre shre shre shre” pada bagian akhir nada semakin keras dan melambat. Sering mengeluarkan lengkingan di pagi dan sepanjang hari.

Tentang Penulis
mukhamad indra

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-06-11
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *