Burung Hantu/Buek

Satwa
Burung Hantu/Buek
13 Juli 2017
2828

Pagi itu, nyanyian burung tak pernah henti menjadi nada-nada indah dan merdu dikawasan hutan pinus lereng selatan gunung slamet itu. Cukup berbeda saat gerombolan burung kriminal (kutilang) sebutan salah satu sahabat saya, benar-benar berasa berisik dan mampu menembus suara hempasan angin yang cukup besar disela-sela pepohonan pinus. Saya pun berpikir, bahwa ini pasti ada sesuatu dibalik ramenya burung kutilang tadi. Dari jarak yang cukup jauh hingga aku berhasil tepat dibawah pohon pinus lereng hutan itu. Leher yang sudah cukup terbiasa nyilu karena terus menengadah keatas berharap bisa menemukan sesuatu yang berbeda di atas sana (pohon pinus). Segerombolan burung kutilang tetap ramai hampir 15 an ekor saling melompat-lompat sambil berdendang riang, ternyata dibalik gerombolan burung kriminal itu ada satu burung yang tak biasa muncul di pagi menjelang siang itu. Ya mataku tepat menemukan seekor Buffy Fish Owl atau beluk ketupa istilah lain ketupa ketupu, burung jenis ini menjadi kali pertama kulihat dan akhirnya kuabadikan dalam bingkai foto pada cerita ini. Bukan sekedar burung hantu biasa atau kokok beluk, ini berbeda dengan berbagai jenis burung hantu, tapi mulai dari warna yang kecoklat-coklatan, hampir mirip dengan burung jenis serak jawa. Usai berhasil kuabadikan yang tak cukup banyak, si ketupa ketupu itu pun kembali terbang, ternyata di atas pohon pinus itu ada 3 ekor elang yang terus mengintai sesekali menyambar namun tak berhasil. Selamatlah burung beluk ketupa itu, dan terbang ke bukit yang jarak pandang sampai 1 km dan kuperhatikan dimana berhentinya. Kembali lagi kumemburunya turun lereng dan naik bukit disebrang jalan kampung itu. Hampir 1 jam lamanya mencoba menelisik dan terus mengamati satu persatu pepohonan yang jarang dengan kebanyakan rumput ilalang yang sudah meninggi menutupi jalan itu. Ternyata ada 1 pohon yang cukup besar dan aku pun menemukan si ketupa ketupu tadi, kali ini kuberhasil mengabadikan cukup banyak dengan berbagai sudut pandang yang berbeda. Sampai-sampai aku perlahan memberanikan diri menaiki pohon itu dari arah belakang burung itu menghadap, dan tak pernah kebanyak birding kali ini aku begitu dekat sampai-sampai aku perlahan mengelus tubuh si beluk ketupa itu pelan-pelang, sesekali kuabadikan dari belakang. Dan usai cukup lama kumencubuinya dari belakang, ku usap pelan cukup membuat si burung itu berasa ada temannya, secara sengaja berharap burung itu terbang dan berpindah ketempat yang lebih aman, usai menengok seolah tau bisikan saya padanya, lalu terbanglah rerimbunan bukit yang disitu ternyata rumah masa depan penghuni kampung itu (pemakaman). Sedikit mengintip dan melihat burung itu aman disana, tapi sedikit merinding karena aku menjadi teringat cerita orang kampung itu, kalau burung itu kembali ke pemakaman sebagai petanda akan ada orang yang meninggal. Salam pembelajar.    

Tentang Penulis
kang Isrodin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2017-07-29
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *