Anis Gunung

Satwa
Anis Gunung
13 Juli 2017
1363

Satu bentuk kearifan lokal di alam liar khususnya didataran tinggi gunung.

Saat kita berasa berburu keindahan alam di puncak-puncak gunung, jangan pernah melupakan obat lelah yang harus terus kita jadikan penyemangat ketika mendaki.

Belum lama ini, hampir 10 tahunan tidak melakukan pendakian gunung dijawa, memoriku selalu terbayang akan keindahan alam dan ekosistem yang ada digunung, saat itu juga tanpa berpikir panjang usai mengikuti sebuah kegiatan di kabupaten Wonosobo, saya pun memutuskan untuk kembali mengingat bahwa aku yang sudah memiliki candu akan bercumbu penuh rindu bersama mu wahai para penghuni gunung prahu.

Cukup berbekal dan berteman 1 kawan, kugendong daypack dan 1 carriel temen pun menjadi kawan menyusuri ladang hingga hutan gunung prahu itu.

Gunung prahu yang terkenal dengan begitu banyaknya bukit-bukit (teletubis) terhampar luas terlihat sayup kejauhan gundukan besar gunung sindoro, sumbing, merbabu, merapi dan gunung slamet menjadi pemandangan yang bisa kita nikmati ketika mendaki keatas sana.

1 pos terlewati mulai terdengan kicau burung yang mulai terjaga dan siap menyambut terbitnya sang fajar (sunrise) yang banyak ditunggu para pendaki. Aku pun tak melewatkan disela-sela lelah dan capai karena sudah cukup berumur (17 tahun lebih umurku) menjadi tak sekuat dulu.

Menengok kekanan kiri, angin yang terus berhembus membuat tubuh ini menjadi lelah dan tergantikan oleh riuhnya suara burung saling bersahutan. Usai kulihat lebih dekat, ternyata ada satu kekhasan dari aktifitas birding kali ini, bahwa saat mendaki pasti kita akan dikawal oleh burung yang satu ini anis gunung, burung ini masih setia kepada para pendaki dari dulu hingga saat ini.

Bersahabatlah dan terus menjaga ekosistem tetap seimbang, mendaki tidak harus merusak apalagi mencederai diri dan para endemik yang ada.

Biarkan si anis gunung dengan corak yang khas dan ada juga yang kental dengan mitos pada burung pengawal para pendaki ini.

Konon burung jenis ini kalau di gunung lawu memiliki mitos sebagai burung periaan Brawijaya V Raja terakhir Majapahit sebelum runtuh, menjadi pesan bahwa belajarlah dengan alam niatkan positif ketika mendaki bahwa ini bagian dari menikmati kebesaran ciptaan Tuhan semesta alam.

Salam pembelajar.

Tentang Penulis
kang Isrodin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2017-07-29
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *