Kenapa Hutan Berperan Penting Dalam Mitigasi Perubahan Iklim?

Ekowisata, Kehutanan, Perubahan Iklim
Kenapa Hutan Berperan Penting Dalam Mitigasi Perubahan Iklim?
21 Maret 2024
856

Menurut Organisasi Meteorologi Dunia (WMO), antara tahun 2011-2020, tingkat perubahan iklim melonjak sangat mengkhawatirkan. Pada tahun tersebut merupakan dekade terpanas yang tercatat dengan margin yang jelas untuk daratan dan lautan. Kenaikan suhu rata-rata global untuk periode 2011-2020 yaitu 1,10 ± 0,12 °C di atas rata-rata 1850-1900. Enam tahun terpanas yang tercatat secara global adalah antara 2015 dan 2020. Berdasarkan analisis data secara time series tercatat setiap dekade berturut-turut sejak 1990-an lebih hangat dari semua dekade sebelumnya.

Kenaikan suhu udara ini disebabkan oleh konsentrasi gas rumah kaca yang terus meningkat sehingga memicu rekor suhu darat dan lautan dan mempercepat percepatan dramatis dalam pencairan es dan kenaikan permukaan laut. Menurut WMO tercatat pada dekade tahun 2011-2020, gletser menipis sekitar 1 meter per tahun. Hal ini belum pernah terjadi sebelumnya.

Dampak perubahan iklim ini juga menyebabkan terjadinya kenaikan suhu air laut dan pengasaman yang merusak ekosistem laut. Selain itu juga menyebabkan terjadinya cuaca ekstrim yang berdampak negatif dan dapat menyebabkan korban berjatuhan. Cuaca ekstrim siklon tropis dapat memporakporandakan bangunan, pohon, kerusakan habitat, terbunuhnya  satwa, korban manusia, dan kerusakan besar lainnya. Gangguan iklim El Nino dapat menyebabkan kekeringan, gagal panen tanaman pangan dan meningkatnya potensi kebakaran lahan dan hutan. Sebaliknya, La Nina, dapat menyebabkan meningkatnya intensitas curah hujan penyebab erosi, longsor, sedimentasi dan penurunan kualitas air.

 

Lalu apa hubungan hutan dengan perubahan iklim?

Pemanasan dan perubahan iklim disebabkan oleh tingginya konsentrasi gas rumah kaca di atmosfer terutama yang diemisikan dari aktifitas antropogenik. Sebaliknya, hutan memiliki kemampuan menangkap (mengabsorbsi) gas rumah kaca (CO2) dalam proses fotosintesis. Selain itu juga memiliki kemampuan menyerap berbagai polutan di udara. Hutan juga berperan penting dalam mengurangi energi pancaran gelombang panjang bumi yang berasal dari radiasi matahari yang sebelumnya diabsorbsi oleh bumi.

Sebagai gambaran, radiasi matahari yang jatuh pada area berhutan, Keberadaan hutan dapat menurunkan potensi kenaikan suhu udara karena sebagian energi radiasi matahari yang datang akan diintersepsi oleh tajuk hutan, digunakan untuk fotosintesis, dan digunakan untuk transpirasi sehingga radiasi matahari yang sampai permukaan tanah menjadi rendah. Rendahnya radiasi matahari yang sampai permukaan tanah, menyebabkan radiasi matahari yang diabsorbsi tanah juga rendah. Hal ini menyebabkan pancaran gelombang panjang tanah ke atmosfer juga rendah. Pancaran gelombang panjang yang rendah, akan menyebabkan pemanasan udara juga rendah, sehingga menciptakan kondisi iklim mikro dengan suhu udara juga rendah dan kelembapan udara tinggi. Keberadaan hutan akan membuat kondisi cuaca/iklim yang lebih nyaman. Oleh karena itu hutan memiliki peran penting dalam mitigasi iklim.

Permasalahan pengurangan luas hutan yang masih terjadi sampai saat ini mengurangi peran dan fungsi hutan yang sebenarnya dapat mengantisipasi berbagai dampak negatif dari perubahan iklim.  Permasalahan pengurangan luas hutan disertai peningkatan emisi gas rumah kaca, akan memperparah kondisi atmosfer kita. Efek rumah kaca akan terus terjadi, pemanasan udara dan perubahan iklim juga akan terus berlangsung. Oleh karena itu pengelolaan hutan lestari menjadi sangat penting, konservasi sumber daya hutan di kawasan konservasi dan pengelolaan ruang terbuka hijau termasuk hutan kota sangat berperan positif dalam mitigasi perubahan iklim.

Pemanasan dan perubahan iklim dapat diatasi dengan mengurangi emisi gas rumah kaca melalui penurunan konsumsi bahan bakar fosil, subtitusi bahan bakar fosil dengan energi ramah lingkungan serta dengan cara meningkatkan absorbsi dan penyimpanan gas rumah kaca melalui pengelolaan hutan lestari dan konservasi sumber daya hutan, dan juga meningkatkan ruang terbuka hijau termasuk hutan kota.

Tebet Eco Park, ruang terbuka hijau di Provinsi DKI Jakarta

 

Konservasi hutan untuk iklim dan kehidupan yang lebih baik

Gas Rumah Kaca, Hari Hutan Sedunia, Penurunan Suhu
Tentang Penulis
Dr. Ir. Siti Badriyah Rushayati M.Si
Departemen Konservasi Sumberdaya Hutan dan Ekowisata

IPB University

Syarat dan ketentuan

  1. Memuat hanya topik terkait keanekaragaman hayati dan lingkungan hidup
  2. Panjang tulisan 5.000-6.000 karakter
  3. Tidak plagiat
  4. Tulisan belum pernah dimuat di media dan situs lain
  5. Mencantumkan nama, jabatan, dan organisasi
  6. Melampirkan foto diri dan biografi singkat
  7. Melampirkan foto pendukung (jika ada)
  8. Mengirimkan tulisan ke [email protected]
  9. Jika akan dimuat dimuat, pihak admin akan menghubungi penulis untuk menginformasikan tanggal pemuatan

Tinggalkan Balasan

Tinggalkan Balasan