Hari Habitat Sedunia 2024: Peran Generasi Muda dalam Pengelolaan Spesies Invasif di Ekosistem Perkotaan

Activity, Forestry
Hari Habitat Sedunia 2024: Peran Generasi Muda dalam Pengelolaan Spesies Invasif di Ekosistem Perkotaan
7 October 2024
119

Peran Generasi Muda dalam Pengelolaan Spesies Invasif di Ekosistem Perkotaan

Setiap tahunnya, Hari Habitat Sedunia dirayakan setiap Senin pertama di bulan Oktober. Peringatan Hari Habitat Sedunia sebagai upaya meningkatkan kesadaran global tentang pentingnya pemukiman manusia yang layak dan pembangunan kota yang berkelanjutan. Konteks habitat dalam hal ini tidak hanya mengenai tempat tinggal satwa liar, namun lebih luas adalah tempat tinggal bagi seluruh makhluk hidup, termasuk manusia. Hari Habitat Sedunia mengajak masyarakat memahami bagaimana kita memiliki tanggung jawab kolektif dalam menjaga kota dan lingkungan yang sehat, sekaligus mendukung hak setiap orang memiliki tempat tinggal yang layak.

Tema Hari Habitat Sedunia pada tahun 2024 ini adalah "Engaging youth to create a better urban future" yang menyoroti pentingnya peranan generasi muda dalam perencanaan kota yang berkelanjutan. Para pemuda diharapkan dapat berkontribusi aktif dalam membangun kota yang sehat, ramah lingkungan dan inklusif, sekaligus juga memastikan bahwa suara mereka berperan dalam proses pengambilan keputusan untuk merumuskan kebijakan pembangunan perkotaan. Salah satu tantangan yang dihadapi ekosistem perkotaan saat ini adalah ancaman spesies invasif. Keberadaan spesies invasif berpotensi merusak keseimbangan ekosistem, serta tentunya berdampak buruk pada keanekaragaman hayati. Dalam konteks ini, keterlibatan generasi muda menjadi krusial dalam pengelolaan dan pencegahan penyebaran spesies invasif di lingkungan perkotaan.

Mengapa spesies invasif menjadi ancaman di ekosistem perkotaan?

Spesies invasif dapat berupa hewan, tumbuhan, atau organisme lain yang diperkenalkan ke suatu wilayah di luar habitat aslinya. Spesies dapat berkembang biak secara cepat dan seringkali tanpa predator alami. Hal ini menyebabkan pertumbuhan populasi dan penyebarannya menjadi begitu cepat. Di lingkungan perkotaan, spesies invasif dapat menyebar dengan mudah melalui perdagangan (trade), perjalanan (travel), wisata (tourism), dan transportasi (transport).  Jalur masuk dan penyebaran spesies non-lokal tersebut semuanya terjadi dalam skala tinggi di kawasan perkotaan. Hal inilah yang memicu mudahnya penyebaran spesies invasif di kawasan perkotaan. Padahal kehadiran spesies invasif di ekosistem perkotaan mengancam flora dan fauna lokal, mengurangi keanekaragaman hayati, dan sering kali memicu kerusakan ekonomi serta berdampak pada kesehatan manusia.

Konsekuensi dari spesies invasif di ekosistem perkotaan tidak hanya berdampak pada ekologi, tetapi juga memiliki implikasi sosial-ekonomi. Spesies invasif dapat mengganggu ekonomi lokal dengan mempengaruhi sektor pertanian, perikanan, dan pariwisata, yang akhirnya berpengaruh terhadap peningkatan biaya pengelolaan dan menurunnya jasa ekosistem. Oleh karena itu, mengatasi masalah spesies invasif di daerah perkotaan bukan hanya masalah lingkungan, tetapi juga masalah kesehatan masyarakat dan stabilitas ekonomi. Beberapa contoh spesies invasif di ekosistem perkotaan diantaranya adalah eceng gondok (Eichhornia crassipes), ikan Red Devil (Amphilophus labiatus), pohon terompet (Cecropia peltata), ikan Alligator (Atractosteus spatula), tembelekan (Lantana camara) dan pohon Tulip Afrika (Spathodea Campanulata).

Peran Penting Generasi Muda dalam Pengelolaan Spesies Invasif

Generasi muda tentunya memiliki potensi besar dalam membantu mengatasi permasalahan ini. Tingginya akses terhadap teknologi yang dapat membantu pemantauan dan pengendalian spesies invasif, sekaligus juga semangat dan pemikiran inovatif untuk merancang solusi yang berkelanjutan. Melalui pendidikan dan partisipasi dalam gerakan lingkungan, generasi muda dapat terlibat langsung dalam pengelolaan ekosistem perkotaan yang sehat dalam beberapa kegiatan misalnya melakukan inovasi teknologi, edukasi masyarakat, serta partisipasi aktif dalam perumusan kebijakan.

Pada bagian inovasi teknologi, generasi muda tentunya lebih ahli dalam memanfaatkan teknologi digital, misalnya dalam hal pemetaan penyebaran spesies invasif di lingkungan perkotaan. Aplikasi berbasis ponsel yang inputnya secara partisipatif bisa digunakan untuk mendeteksi dan melaporkan adanya spesies invasif, yang kemudian menjadi masukan bagi otoritas lokal untuk mengambil tindakan preventif.

Dalam hal edukasi ke masyarakat, para pemuda dapat berfungsi sebagai agen perubahan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang bahaya spesies invasif. Kampanye ini dapat dilakukan melalui media sosial, ataupun berupa kegiatan kampanye langsung. Kegiatan ini diharapkan dapat mengedukasi publik tentang pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem perkotaan, sekaligus mengajarkan tindakan preventif yang bisa dilakukan masyarakat untuk mencegah penyebaran spesies invasif, misalnya tidak memelihara hewan non-lokal yang dapat menjadi invasif, melepasliarkan hewan peliharaan secara sembarangan ke lingkungan, maupun berhati-hati dalam lebih memilih tanaman hias.

Terakhir, para generasi muda turut bertisipasi dalam perumusan kebijakan. Pemuda dapat terlibat dalam advokasi kebijakan terkait pengelolaan spesies invasif melalui partisipasi dalam forum kebijakan lingkungan ataupun organisasi non-pemerintah. Hal ini dapat membantu para pemuda agar dapat mendorong pemerintah daerah untuk merumuskan regulasi yang lebih ketat terkait pengendalian spesies invasif demi menjaga keseimbangan ekosistem kota.

Membangun masa depan kota yang lebih baik

Generasi muda dapat menjadi pelopor dalam mengubah cara kita memandang ekosistem perkotaan. Dengan semangat inovasinya, kesadaran ekologis yang lebih tinggi, generasi muda dapat berkolaborasi dengan pemerintah maupun organisasi lingkungan untuk bersama-sama merumuskan kebijakan pembangunan kota yang berkelanjutan. Spesies invasif memang menjadi ancaman serius bagi ekosistem perkotaan, tetapi dengan keterlibatan generasi muda, kita dapat menciptakan solusi yang inovatif dan efektif melalui kolaborasi lintas sektor. Ditambah lagi dengan adanya komitmen dari semua pihak untuk menjaga keseimbangan ekologi perkotaan. Maka di Hari Habitat Sedunia 2024 ini, mari kita ciptakan kesempatan kepada para pemuda untuk menjadi agen perubahan dalam menjaga keberlanjutan kota dan ekosistemnya.

Alien spesies, Keanekaragaman hayati, biodiversitas urban
About Author
Aisyah Handayani
Peneliti Spesies Invasif dari Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN)

Mahasiswa Program Doktoral Ilmu Pengelolaan Sumberdaya Alam dan Lingkungan IPB

Terms and Conditions

  1. Contains only topics related to biodiversity and the environment
  2. Writing length 5,000-6,000 characters
  3. No plagiarism
  4. The article has never been published in the media and on other sites
  5. Include name, title, and organization
  6. Attach a photo of yourself and a brief biography
  7. Attach supporting photos (if any)
  8. Sending writings to [email protected]
  9. If it will be loaded, the admin will contact the author to inform the loading date

Leave a Reply

Leave a Reply