Kima sisik (Tridacna squamosa)

Kima merupakan kelompok moluska bercangkang ganda yang hidup di perairan tropis. Kima memiliki ukuran yang besar, sehingga biota ini sering disebut dengan kerang raksasa (giant clam) dan memiliki mekanisme makan yang sangat spesial. Mantelnya memiliki sistem sirkulasi khusus, yang menjadi tempat tinggal bagi zooxanthellae dan merupakan dinoflagellata dari Genus Symbidinium. Biota bersel tunggal ini mampu menghasilkan makanannya sendiri melalui proses fotosintesis dengan memanfaatkan sisa hasil metabolisme kima yang berupa karbon dioksida, fosfat dan nitrat. Kima juga berperan penting dalam ekosistem terumbu karang dalam menjaga keseimbangan ekosistem (Kumayanjati, 2015).

Taksonomi kima adalah sebagai berikut (MolluscaBase eds., 2022):

Kingdom: Animalia

Phylum: Mollusca

Class: Bivalvia

Order: Cardiida

Family: Cardiidae

Genus: Tridacna

Spesies: Tridacna squamosa (Lamarck, 1819)

Kima sisik (Tridacna squamosa) memiliki daerah sebaran yang terbentang dari pantai Timur Afrika dan Laut Merah hingga Polynesia. Di Indonesia, jenis kima ini masih cukup banyak dijumpai di berbagai ekosistem karang. Diduga terutama karena cara hidupnya yang membenamkan diri di karang, maka lebih sulit untuk diambil dibandingkan dengan jenis kima besar lainnya (Sadili et al., 2015).

Pemanfaatan hewan kima baik dari daging yang dikonsumsi karena memiliki nilai gizi yang cukup tinggi maupun cangkangnya sebagai hiasan, menyebabkan nilai ekonomis dan permintaan pasar kima semakin tinggi sehingga populasi hewan tersebut menurun. Secara nasional, kima dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah No. 7 tahun 1999. Secara internasional, kima masuk ke dalam kategori Appendix II dari Convention on International Trade in Endangered Species (CITES) sejak tahun 1985 dan daftar Red List (terancam punah) dari IUCN (Lesmana & Wahyudin, 2016). Status kima sebagai hewan yang dilindungi dan jumlah populasinya yang mulai menurun akibat over eksploitasi membutuhkan pengelolaan lebih lanjut (Boangmanalu, 2022).