Katak Pengintai

Katak Pengintai
28 September 2021
833

Katak dan kodok berperan penting sebagai bioindikator kualitas lingkungan, dan pengendalian populasi serangga di alam. Katak dan kodok juga memberikan manfaat bagi manusia, antara lain sebagai sumber protein hewani berupa daging paha katak beku, yang menjadi komoditi ekspor penting bagi beberapa negara (Sparling, et.al., 2000). Bahkan dibeberapa negara terdapat kedai-kedai yang menjual hidangan katak swike termasuk Indonesia.

Katak dan kodok sangat peka terhadap perubahan lingkungan, bahkan sejak stadium telurnya. Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi populasi katak. salah satunya kerusakan hutan, pencemaran sungai, maupun konversi lahan, menjadi penyebab berkurang, atau bahkan hilangnya habitat alami katak dan kodok (Kusrini, 2009). Di wilayah Jawa Barat diketahui terdapat 28 spesies Anura dari 6 famili: Bufonidae, Dicroglossidae, Microhylidae, Megophyridae, Ranidae, dan Rhacophoridae (Kusrini, 2013).

Spesies Rhacophorus margaritifer (katak pohon Jawa) adalah spesies yang paling banyak ditemukan, di area Rawa khususnya mereka banyak dijumpai di sepanjang alur rawa. Katak ini diketahui tersebar di hutan primer pada ketinggian di atas 250-1500 m dpl (Kusrini, 2013).  Katak ini juga sering disebut sebagai katak pengintai, hal ini dibuktikan dengan perilaku kebiasaannya yang suka bertengker di pohon.

Persebaran R. margaritifer terbatas di Pulau Jawa, antara lain di Kawasan Taman Nasional G. Gede Pangrango, G. Malabar (daerah Bogor), Lawang, dan Gua Ngerong (Jawa Timur). Status konservasi spesies ini adalah least concern (LC) atau beresiko rendah, dan populasinya diketahui cenderung stabil (IUCN, 2015)

dimas geova

(Rhacophorus margaritifer: Dimas Geovana)

Hak Cipta
@CEK.LIS
Nama
Nama Latin
Lokasi sebaran
Status konservasi
Manfaat
Fotografer
DIMAS GEOVANA
Pendidikan Biologi-UHAMKA

Tinggalkan Balasan

Foto
Terkait
Tidak ada foto yang ditemukan
2021-09-28
Difference:

Tinggalkan Balasan