WOW !! PESANTREN SANG PENYELAMAT KEANEKARAGAMAN HAYATI!
Garut - Taukah kamu bahwa keanekaragaman hayati di Indonesia sangatlah banyak? Mulai dari flora, fauna hingga mikrobia sekalipun. Burung mematuk pada apa yang terbaik, kupu kupu membawa penyerbukan tanaman, dan ular mengusir tikus atau hama lainnya. Lingkaran alam ini semua berarti demi kehidupan manusia. Namun, mereka semua sudah terkontaminasi, bukan? Manusia, terlalu melebih-lebihkan bahwa mereka dapat melakukan hal-hal yang lebih baik. Kemungkinan, merekalah yang harus disalahkan tentang kerusakan alam ini. Pada akhirnya, keanekaragaman hayati bahkan keanekaragaman pangan menjadi masalah utama yang sangat serius pada saat ini.
Pondok Pesantren Ekologi Ath Thaariq merupakan salah satu pesantren yang menerapkan system pertanian berbasis Agroekologi dan berfokus pada penyelamatan kearifan lokal. Pondok Pesantren ini didirikan oleh Ibang Lukmanurdin dan Nissa Wargadipura bersama ketiga anaknya, pada luas tanah kira kira 85000 m2. Selain di Pondok Pesantren ia bersamanya suaminya sedang mengembangkan Labolatorium Biodiverstiy di Garut Selatan sekitar 12 ha tanah untuk dijadikan penelitian Keanekaragaman Hayati Indonesia.
Memiliki banyak pangan local, seperti tomat dengan lima jenis Cherry kuning, Cherry merah, Kemiri, Trondol, dan Kemang/Ranti. Dengan lima jenis padi lokal, yaitu Beras Merah, Beras Ciherang, Beras Rojolele, Beras Sanggarung, Beras Sarinah, dan Beras Huma. Lalu cabai yang empat jenisnya; cabai jepeng jeplak/leutik, cabai gunung, cengek domba, dan cabai bali. Mereka berfungsi sebagai sumber makanan alami kita ditengah krisis ekonomi di Indonesia. Ia juga mengatakan bahwa tujuan utamanya mendirikan pesantren Ath-thaariq agar anak yang memiliki potensi yang berasal dari desa tidak pergi ke kota dan mau membangun desa.
Pola makan santri di Pesantren di Ath Thaariq begitu bervariasi dan tidak hanya mengkonsumsi nasi saja. Dia mengemukan bahwa potensi alam Indonesia sangat luar biasa hebat, dianugerahi tanah yang subur dan kenakaragaman hayati yang melimpah.
“ Banyak kok tanaman yang bisa dimakan sebagai pengganti karbohidrat tidak hanya dari beras saja, sorgum pun bisa jadi alternatif beras sebagai asupan karbohidrat. Why not kita bisa makan tanpa nasi, why not kita masih bisa makan ubi – ubian dan lain sebagainya. Ini yang kita sebut sebagai keanekaragaman hayati pangan. Yang peting dari gerakan kami, gerakan mempunyai benih, mengebangkan benih sendiri dan dikonsumsi oleh warga di pesantren Ath-thaariq.” jelasnya.
Tak hanya untuk dikonsumsi, Nissa mengatakan bahwa “Tanaman antanan, pegagan, bunga rose dan lainnya memiliki nilai ekonomis yang cukup lumayan, di jadikan parsel dan ini yang kita jual. Biasanya pembelinya baru dikalangan teman-teman. Tetapi banyak juga masyarakat yang tahu tentang khasiat tanaman herbal ini mereka pesan dan datang kepada kita. Wirausaha Hijau ini untuk menghasilkan sejuamlah uang untuk memenuhi kebutuhan para pengelola dan untuk modal mengembangkan Wirausaha ini ketahapan yang luas lagi.” Tuturnya.
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.