Seperti kerang-kerang lainnya, timbuhing –sebutan lokal triton trompet-- memiliki kepala berkembang baik yang memiliki mata, tentakel, dan mulut menonjol berbentuk pipa. Juga terdapat otot-otot kaki datar yang digunakan untuk merayap. Selain itu, pada tubuh lunak berisi organ-organ internal yang dilindungi oleh cangkang berbentuk spiral. Kekhasan fauna yang bisa membesar dan memanjang ini terletak pada bentuknya seperti trompet atau mirip tanduk. Selain itu, ukuran cangkangnya tergolong cukup besar, antara 30-50 cm. Cangkang umumnya berwarna krem dengan bintik-bintik kemerahan. Triton trompet biasanya menyantap beberapa jenis bulubabi, moluska, dan bintang laut. Namun paling utama, triton memangsa bintang laut mahkota duri (Acanthaster plancii), yang terkenal gemar menyantap polip karang. Organ reproduksi triton trompet terpisah jenis kelamin dan fertilisasinya terjadi secara internal.
Triton betina akan mengeluarkan kapsul-kapsul putih yang berisi embrio. Lalu, organisme muda akan menetas dari kapsul dan menjadi larva yang menjadi plankton dan berenang di perairan. Triton trompet ini bisa ditemukan di kedalaman 4-25 meter, terutama di kawasan terumbu karang. Beberapa tempat yang umum ditemukan bia ini, antara lain di kawasan Indo Pasifik, laut Merah, Mozambique, Jepang, dan sejumlah perairan Indonesia. Sementara di Sulut sendiri, triton trompet bisa dijumpai di kawasan yang memiliki terumbu karang, seperti TN Bunaken dan perairan kepulauan Sangihe dan Talaud. Hanya saja, secara alamiah triton trompet tidak dijumpai dalam jumlah besar. Akibatnya, peluang triton jantan dan betina bertemu dan melakukan reproduksi relatif kecil, sehingga meminimkan peluang perkembang-biakan hewan ini.