Tahun depan 40 Drone akan Menjaga Hutan Indonesia

Tahukah anda kini bidang konservasi sudah mulai memanfaatkan teknologi unmanned Aerial Vehicle (UAV). Istilah UAV mungkin terdengar asing di telinga anda bukan? Tetapi istilah drone tentu sudah banyak anda dengar bahkan kenal. Drone adalah salah satu istilah yang menggantikan UAV, yang memiliki arti pesawat atau kendaraan udara tanpa awak.

Drone pada awal sejarahnya digunakan untuk peperangan. Membombardir wilayah lawan tentu lebih aman menggunakan pesawat tanpa awak. Tapi seiring berkembanya teknologi drone, kini banyak bidang yang memanfaatkannya termasuk untuk konservasi.

Conservation Drones adalah salah satu organisasi nirlaba di US yang mengembangkan drone untuk konservasi. Conservation Drones mengembangkan drone agar bisa dijangkau oleh kelompok pemerhati lingkungan, konservasi, dan ilmuwan. Karena salah satu hambatan terbesar dalam penggunaan drone adalah  biaya.

Salah satu contoh penggunaan drone untuk konservasi adalah untuk pengawasan hutan. Seperti pada foto diatas terlihat dampak illegal logging di TN Gunung Leuser. Dengan menggunakan drone maka pengawasan kawasan konservasi dapat menghemat banyak tenaga dan waktu. Serta memiliki jangkauan yang lebih luas dibandingkan patroli keliling di darat.

Penggunaan drone di Indonesia saat ini sudah mulai berkembang pesat saat ini. Beberapa bidang seperti pertanian, planologi, pemetaan, dan hiburan telah menggunakan drone. Bahkan pemerintahan Indonesia telah menerbitkan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 90 Tahun 2015 tentang Pengendalian Pengoperasian Pesawat Udara Tanpa Awak.

Selain itu tahun depan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) memiliki kabar baik untuk dunia konservasi. Karena KLHK akan menggunakan 40 drone untuk meningkatkan pengawasan kawasan konservasi. Jadi jangan heran tahun 2016 nanti ketika kamu berjalan di hutan taman nasional lalu bertemu drone terbang bukannya elang.

Sumber bacaan:

[antara, YALE env, guardian, rainforestpartner, conservationdrones]