Suweg | panganan desa super manfaat

Flora
Suweg | panganan desa super manfaat
14 April 2016
5460

Suweg | panganan desa super manfaat

Anda tau umbi suweg?? mungkin di era modern seperti ini banyak yang tdak tahu apa itu umbi suweg , banyaknya panganan modern oanganan import dan panganan instan membuat pangan lokal kadang terabaikan,padahal pangan lokal indonesia itu banyak sekali yg brmanfaat sprti umbi suweg

 

Suweg (Amorphophallus variabilis) adalah tanaman anggota marga Amorphophallus dan masih berkerabat dekat dengan bunga bangkai raksasa (A. titanum) dan iles-iles (A. muelleri). Suweg (berasal dari bahasa Jawa) sering dicampurbaurkan dengan iles-iles karena keduanya menghasilkan umbi batang yang dapat dimakan dan ada kemiripan dalam morfologi daun pada fase vegetatifnya. Nama lainnya adalah porang, meskipun nama ini juga dipakai untuk iles-iles. Nama-nama dalam bahasa lain: elephant foot yam atau stink lily (bahasa Inggris), teve (bahasa Tonga), jimmikand, suran, chenna, ol (bahasa Bengal), serta oluo (bahasa Odia). Suweg adalah tanaman asli Asia Tenggara dan tumbuh di hutan-hutan kawasan Malesia, Filipina, serta India tropik (bagian selatan).

Umbi Suweg bisa dimakan sebagai pengganti nasi. Suweg biasanya tumbuh di bawah naungan.Ketika musim kemarau, batang dan bunga Suweg tidak nampak di atas tanah. Untuk mengambilnya, petani akan menggalinya dengan cangkul.
Untuk memmanfaatkanya, setelah diambil dari dalam tanah Suweg dibersihkan lalu dikupas. Setelah bersih Anda tinggal membelahnya. Lalu tinggal mengukus. Agar rasanya lebih nikmat bisa ditabur garam. Setelah masak, Sugew tak ubahnya seperti nasi dengan rasa yang nikmat.

Apakah manfaat suweg? Dalam laman baltyra.com , disebutkan bahwa Suweg memiliki manfaat yang banyak. Suweg mampu menghasilkan karbohidrat dan tingkatan panen tinggi. Umbinya besar mencapai 5 kg, cita rasanya netral sehingga mudah dipadu padankan dengan beragam bahan sebagai bahan baku kue tradisional dan modern.
Suweg dapat digunakan sebagai bahan lem, agar-agar, mie, tahu, kosmetik dan roti. Tepung suweg dapat dipakai sebagai pangan fungsional yang bermanfaat untuk menekan peningkatkan kadar glukos darah sekaligus mengurangi kadar kolesterol serum darah yaitu makanan yang memiliki indeks glikemik rendah dan memiliki sifat fungsional hipoglikemik dan hipokolesterolemik.
Suweg sebagai serat pangan dalam jumlah tinggi akan memberi pertahanan pada manusia terhadap timbulnya berbagai penyakit seperti kanker usus besar, divertikular, kardiovaskular, kegemukan, kolesterol tinggi dalam darah dan kencing manis. Di Filipina umbi suweg sering ditepungkan mengganti kedudukan terigu dan biasanya dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan roti. Di Jepang, umbi-umbian sekerabat suweg telah banyak dimanfaatkan untuk bahan pangan.

Kandungan Gizi dalam Umbi Suweg
Kandungan gizi setiap 100 gram umbi suweg meliputi:
Kalori 60 –69 kal, Protein 1 gr, Lemak 0,1 gr, Karbohidrat 15,7 gr, Kalsium 62 mg, Fosfor 41 mg, Besi 4,2 mg, Vit B1 0,07 mg, Air 82 gr. (Sutomo, 2008)
Menurut Didah Nur Faridah dari Departemen Ilmu dan Teknologi Pangan Fakultas Teknologi Pertanian Institut Pertanian Bogor, Umbi Suweg apabila telah diolah menjadi tepung jika dibandingkan dengan tepung garut (salah satu sumber karbohidrat alami terbaik) ternyata kandungan serat tepung suweg lebih tinggi. Tepung garut memiliki nilai total serat pangan hanya 9,89 persen sementara serat tepung suweg yang teruji ternyata mencapai 15,09 persen. Setelah diteliti, ternyata Umbi suweg juga berpotensi sebagai pangan alternatif diet bagi penderita diabetes millitus karena nilai IG-nya cukup rendah yaitu sebesar 42. Berdasarkan kajian inilah umbi suweg termasuk dalam bahan pangan yang memiliki nilai IG rendah (kurang dari 55).

suweg juga bisa di jadikan sebagai tepung..

Tepung Umbi Suweg
Indonesia saat ini masih bergantung 100% dengan gandum impor. Sepanjang tahun 2011, ada impor 6,3 juta ton gandum dengan nilai US$ 2,5 miliar. Jumlah ini akan terus bertambah karena besarnya permintaan produk gandum di Tanah Air. Sementara produksi gandum di dalam negeri nyaris nihil hanya sebatas produksi tingkat uji coba laboratorium.
Tanpa disadari impor gandum dalam jumlah yang fantastis ini dapat mengancam stabilitas perekonomian negara karena harga akan dikendalikan oleh negara-negara produsen sedangkan negara konsumen dalam hal ini adalah Indonesia hanya dapat menerima berapapun harga yang ditawarkan sehingga dapat menguras habis anggaran belanja. Apabila terjadi keadaan demikian pastinya Indonesia menjadi negara yang sangat dirugikan karena 100% gandum yang dikonsumsi oleh masyarakat berasal dari luar negeri.
Karena alasan itulah pengolahan umbi suweg menjadi tepung diharapkan dapat menjadi salah satu alternatif pengganti tepung terigu. Apalagi dengan ditambah rasanya yang cenderung netral sangat cocok untuk dijadikan berbagai olahan makanan. Umbi suweg juga merupakan salah satu bahan baku yang relatif banyak di daerah – daerah hutan di Indonesia, dan saat ini banyak dibudidayakan di Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Cara pengolahan Umbi suweg menjadi tepung : Umbi yang sudah dicabut, dibersihkan dari kotoran dan tanah. Kemudian umbi yang sudah bersih dikupas, diiris iris kemudian dicuci dengan air bersih dan garam untuk menghilangkan gatalnya. Setelah dirasa bersih , umbi dikeringkan di dalam oven dengan suhu 50 derajat celsius selama 18 jam atau dijemur di bawah sinar matahari sampai kering. Selanjutnya umbi yang sudah kering diblender dan diayak untuk mendapatkan tepung halus ukuran 60 mesh.

penjelasan di atas mengajak kita sebagai warga negara indonesia dengan banyak keanekaragaman hayati di sekitar yang bermanfaat untuk bisa mengembangkan pangan lokal agar kita tak bergntung pada pangan import... yuk mari belajar lebih akan kekayaan indonesia yg terlupakan

sumber refrensi :
*Mendadaktekpang . blogspot . com
*Tribun jabar

Tentang Penulis
Ari Hidayat

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-06-16
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *