Sembung | Blumea balsamifera D.C.

Flora
Sembung | Blumea balsamifera D.C.
27 Juni 2015
5654
[wp_ulike button_type=”text” wrapper_class=”like-front”]

Sembung | Blumea balsamifera D.C. 

 

 

Klasifikasi Tanaman Sembung | Blumea balsamifera D.C
     
Kingdom: Plantae
            Kelas: Magnoliopsida
                 Sub Kelas: Asteridae
                     Ordo: Asterales
                         Famili: Asteraceae
                             Genus: Blumea
                                 Spesies: Blumea balsamifera (L.) D.C.

Indonesia : Sembung / sembung manis, sembung lagi, rumput tahi-babi
English : Wild heliotrope

Tanaman sembung ini tumbuh di tempat terbuka, di tempat yang agak terlindung, di tepi sungai, tanah pertanian, pekarangan, pada tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian 2200 M di atas permukaan laut. Tumbuhan perdu ini tumbuh tegak dengan tinggi 4 M, dan berambut halus. Batang bagian bawah tak bercabang, sedangkan pada ujungnya banyak bercabang. Daun yang bertangkai dibagian atas merupakan daun duduk yang tumbuh berseling, dan bentuk daunnya bundar telur sampai lonjong. Kalau daunnya dimemarkan akan mengeluarkan bau seperti kamper/kapur barus dan agak langu. Pada pangkal dan ujung daun lancip dan bergerigi dengan panjang 8-40 cm dan lebar 2- 20 cm. Permukaan daun bagian atas berambut agak kasar sedang bagian berambut rapat dan halus seperti beludru. Bunganya bergerombol pada ujung batang dan berwarna kuning. Buahnya sedikit melengkung dengan panjang 1 mm. Tumbuhan ini berasal dari Nepal hidup di tempat terbuka sampai agak terlindung di tepi sungai dan tanah pertanian. Dapat tumbuh di tanah berpasir atau tanah yang agak basah pada ketinggian sampai 2.200 m dpl.

Tumbuhan ini mengandung minyak asiri (ngai kamfer), zat bergetah (kapur barus) dan borneol, yang juga mengandung sineol, limone, asam palmitin dan myrristin, alkohol sesquiterpen, diameter khlorasetofenon, tanin, pirokatechin dan glikosida. Sedangkan ekstrak borneol didapat dari daun segar.

Seduhan akarnya dimanfaatkan sebagai obat demam dan batuk, daun mudanya sebagai obat pilek dengan cara dimasukkan ke dalam lubang hidung.  Selanjutnya air rebusan daun sembung juga dapat menambah nafsu makan, menghilangkan bau keringat dan sebagai obat tekanan darah tinggi. Sembung bersifat pedas, sedikit pahit, hangat dan baunya seperti rempah. Berkhasiat sebagai antibakteri, melancarkan peredaran darah, menghilangkan bekuan darah dan pembengkakan, peluruh kentut (karminatif), peluruh keringat (diaforetik), peluruh dahak (ekspektoran), astringen, tonikum dan obat batuk.

 

Daunnya dapat dimanfaatkan untuk mengatasi beberapa penyakit seperti rematik sendi, persendian sakit setelah melahirkan, nyeri haid, datang haid tidak teratur, influenza, demam, sesak napas (asma), batuk, bronkitis, perut kembung, diare, perut mulas, sariawan, nyeri dada akibat penyempitan pembuluh darah koroner (angina pektoris), dan, kencing manis (diabetes melitus). Sedangkan, akar mudanya berkhasiat untuk mengatasi sakit perut, diare, cacingan dan, rematik sendi, darah haid berlebihan (menoragia), dan kurang nafsu makan. Untuk merebus daun sembung harus dalam panci tertutup, supaya minyak asirinya tidak menguap.

 

Sumber:

  • http://www.stuartxchange.com/Sambong.html
  • Sakee, U., et al. 2011. Antimicrobial activity of Blumea balsamifera (Lin.) DC. extracts and essential oil. Nat Prod Res. 2011 Nov;25(19):1849-56. Epub 2011 Jul 11.
  • http://www.globinmed.com/index.php?option=com_content&view=article&id=79078:blumea-balsamifera-linn-dc&catid=704:b
  • http://www.mpbd.info/plants/blumea-balsamifera.php

 

 
Tentang Penulis
Arif Rudiyanto
Yayasan Kanopi Indonesia

Tinggalkan Balasan

2015-07-08
Difference:

Tinggalkan Balasan