Santri Pondok Pesantren Juga Bisa Jadi Citizen Scientist!

Santri Pondok Pesantren Juga Bisa Jadi Citizen Scientist!
13 Maret 2016
1530

Alam telah menyediakan apa yang manusia butuhhkan untuk hidup di atas bumi. Tidak hanya menyediakan sumber makanan, sejak lama manusia telah memanfaatkan alam sebagai sumber bahan obat. Bahkan hingga sekarang masih banyak tumbuhan di alam yang berpotensi sebagai obat.

Biodiversity Warriors bekerjasama dengan Fakultas Biologi Universitas Nasional dan Chevron mengajak para santri dan santriwati Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Garut-Jawa Barat mengenal keragamanan hayati, terutama potensi tumbuhan obat yang berada di sekitar lingkungan pondok pesantren. Kegiatan ini juga diadakan untuk menyambut World Wildlife Day yang jatuh pada tanggal 3 Maret 2016.

Sebelum melakukan pengamatan para warriors dari Universitas Nasional membagikan ilmu kepada para santri. Beberapa diantaranya adalah tentang Keragaman Hayati dan Tumbuhan Obat Indonesia oleh Nadia Putri Rachma, Teknik Dasar Fotografi oleh M Bagus Satrio dan Penulisan Populer oleh Ahmad Baihaqi.

Para santri pun mulai beraksi, mereka terlihat piawai menjadi citizen scientist. Mereka meneropong satwa melalui binokuler hingga mencatat keanekaragaman hayati pada buku lapang. Kamera juga melengkapi senjata mereka saat mengintip keanekaragaman hayati.

Berdasarkan pengamatan para Biodiversity “Santri” Warriors di pondok pesantren , tercatat ada 44 jenis tumbuhan obat, 15 jenis kupu-kupu, 5 jenis capung, 21 jenis burung, 5 jenis herpetofauna, 1 jenis mamalia dan 2 jenis jamur.

Kepala Pondok Pesantren Ekologi Ath-Thaariq, Ibang Lukman mengatakan “Disini, selain belajar mengaji, diharapkan para santri juga belajar mengenal keragaman hayati dengan memelihara berbagai habitat di dalamnya untuk menjaga ekosistem”.

“Para santri sangat antusias melakukan pengamatan keragaman hayati yang ada disekitar pesantren. Para santri harus bisa menuliskan hasil pengamatannya, lalu di share di website Biodiversity Warriors” Ujar Muhammad Khoir, selaku koordinor acara yang merupakan mahasiswa tingkat akhir Fakultas Biologi Universitas Nasional.

Lusi Dianti Duryat salah satu santri menuturkan “Kegiatan ini sangat menarik, dapat menambah wawasan dan meningkatkan kepedulian kita pentingnya menjaga ekosistem, tidak sekedar peduli namun kita menjadi aktor konservasi”.

Mengenal dan mencintai keanekaragaman hayati di alam tidak pernah terbatasi apa pun. Siapapun yang hidup dari alam, harus mengenal dan mencintainya. Karena alam bukan tempat kita singgah atau bertamu, alam adalah rumah kita.

 

Oleh: BW/Abay

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *