Tanaman sagu (Metroxylon sagu) (Gambar 1) merupakan tanaman yang tersebar di Indonesia, dan termasuk tumbuhan monokotil dari keluarga Palmae, marga Metroxylon, dengan ordo Spadiciflorae. Sagu memiliki kandungan pati yang lebih tinggi dibandingkan dengan jenis Metroxylon lainnya, sehingga sagu banyak dimanfaatkan dalam berbagai industri pertanian. Saat ini, pemanfaatan sagu hanya terfokus pada pati yang terkandung di dalamnya.
Gambar 1 Tanaman Sagu
Sagu (secara umum) merupakan tanaman tahunan yang dapat menghasilkan karbohidrat dalam jumlah besar (Anonim, 2000; McClatcheyet al., 2006). Menurut Awg- Adeni et al. (2010),bahwa dalam tepung sagu terkandung amilosa sebesar 27% dan amilopektin 73%. Flach (1997), bahkan melaporkan bahwa dalam pati sagu terkandung karbohidrat hingga 85,90%, lebih tinggi dibandingkan beras (80,40%), jagung (71,70%), ubi kayu (23,70%), dan kentang (23,70%). Disamping itu, tanaman sagu memiliki produktivitas yang tinggi pula, yaitu mencapai 25 ton pati kering/ha/tahun. Produktivitas ini setara dengan tebu, namun lebih tinggi dibandingkan dengan ubi kayu dan kentang dengan produktivitas pati kering 10-15 t/ha/tahun. Oleh karena itu, tanaman ini sangat prospektif untuk dikembangkan. Di Indonesia, luas areal tanaman sagu diperkirakan mencapai 1,128 juta ha atau 51,3% dari luas areal sagu dunia (Dirjen Bina Produksi Pertanian, 2003). Flach (1997), memperkirakan bahwa dari sekitar 2,47 juta hektar lahan sagu yang ada di dunia, sekitar
4
1,4 juta hektarnya terdapat di Indonesia, terutama di wilayah Papua, Maluku, Sulawesi, dan Kalimantan. Namun demikian, meskipun Indonesia memiliki luas lahan sagu dan potensinya yang besar, namun sebagian besar masyarakatnya belum memanfaatkan tanaman tersebut secara optimal. Disamping itu, limbah sagu yang merupakan produk samping dari pengolahan pati sagu juga belum dimanfaatkan secara optimal. Padahal menurut Djoefrie (2003), limbah sagu yang dihasilkan dari proses pengolahan sagu, baik berupa kulit batang dan ampasnya diperkirakan mencapai 72%. Oleh karena itu jika diasumsikan bahwa dari satu hektar lahan sagu diperoleh pati sagu sebanyak 30-60 ton, maka limbah sagu yang dihasilkan mampu mencapai 154 ton (Djoefrie, 2003).
Tinggalkan Balasan
Anda harus masuk untuk berkomentar.
Terkait