Perlahan Bumiku Rusak

Marine
Perlahan Bumiku Rusak
31 March 2020
1073

 PERLAHAN BUMIKU RUSAK

Karya Tulis Ilmiah ini disusun untuk mengikut event lomba Esai dengan Tema Air dan Lingkungan untuk memperingati Hari Air Sedunia 2020                

 Disusun oleh:

                           Khansa Nada Salsabila                            

Asal Intruksi:

Program Studi Ekowisata

Sekolah Vokasi

Institut Pertanian Bogor    

Sumber:Ulyadays.com

Pendahuluan Air adalah unsur terpenting dalam kehidupan, Air memberikan berbagai manfaat kepada manusia baik untuk minum, kehidupan sehari-hari, industri dan lain-lain. Dalam proses siklus alami air menguap menjadi hujan lalu turun ke bumi, tersimpan di hutan, dalam tanah, turun ke sungai dan terus mengalir ke laut, kemudian mengalami penguapan lalu menjadi hujan kembali. Dalam proses tersebut materi polutan dibersihkan. Selain itu, air memiliki gaya di antara waktu dari udara ke sungai lalu ke laut berkali-kali lalu dimanfaatkan dalam berbagai bentuk sebagai sumberdaya kehidupan, setelah itu dikembalikan lagi kepada siklus air. Proses ini memberikan pengaruh yang besar kepada air, dan karenanya memberikan pengaruh kepada tanah dan makhluk hidup.Apabila siklus yang sempurna tidak bisa terjadi, maka akan muncul berbagai kerusakan seperti ketidakstabilan debit air sungai, berhentinya sumber air, memburuknya kualitas air, dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan terjadinya proses polusi air yang akan memberikan pengaruh luas pada aliran sungai dan laut, ada juga yang terdeposit di dasar air dalam bentuk materi berbahaya dan memiliki pengaruh jangka panjang karena setelah beberapa tahun materi ini dapat menimbulkan gangguan pada kesehatan manusia, dan penyebaran gangguan polusi air dapat terjadi melalui lautan polusi bisa menyebar ke seluruh dunia dan memiliki kemungkinan pengaruh kepada ekologi khususnya binatang air.  

Saat ini kerusakan lingkungan didasari oleh sebuah kegiatan manusia yang mengexploitasi sumber daya alam secara berlebih dimulai dari hulu hinnga ke hilir, sebagai contoh daerah aliran sungai ciliwung dapat dikatakan rusak akibat adanya kegiatan exploitasi sumber daya alam yang berlebih dan permaslahan pertumbuhan penduduk di hulu hingga hilir yang menyebabkan adanya kerusakan berkelanjutan, hal tersebut akibat dari luas bumi dan sumberdaya nya tidak dapat memenuhi kebutuhan hidup manusia. Kerusakan demi kerusakan terus terjadi mulai pendangkalan sistem biotik dan abiotik DAS rusak, pencemaran air hingga pemanfaatan air sebagai sumber kehidupan semakin rusak karena di perparah adanya kegiatan produksi industri yang terjadi di sekitar DAS ciliwung yang menyebabkan penyakit hingga kematian terjadi pada lingkungan yang tidak sehat.  Air rentan terhadap polusi. Air dikenal sebagai pelarut universal sebab mampu melarutkan lebih banyak zat daripada cairan lain di bumi. Itu sebabnya air sangat mudah tercemar. Pencemaran air adalah pencemaran badan air (seperti lautan, laut, danau, sungai, air tanah dan lainnya) yang biasanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Perubahan dalam sifat fisik, kimia atau biologis air akan memiliki konsekuensi yang merugikan bagi organisme hidup.

Sumber:Intanfauzi.com

Menurut berita dari Encyclopaedia Britannica, polusi air adalah pelepasan zat ke dalam air tanah di bawah permukaan atau ke danau, aliran, sungai, muara dan lautan ke titik di mana zat mengganggu penggunaan air yang bermanfaat atau fungsi alami ekosistem. Berdasarkan catatan dari Natural Resources Defense Council, polusi air adalah ketika zat-zat berbahaya (bahan kimia atau mikroorganisme) mencemari aliran, sungai, danau, lautan atau badan air lainnya sehingga menurunkan kualitas air dan menjadi beracun bagi manusia dan lingkungan. Pencemaran air mengakibatkan krisis air tawar, mengancam sumber-sumber air minum dan kebutuhan penting lainnya bagi manusia dan makhluk hidup lain.   Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari yang kualitasnya berbeda dengan air minum (Permenkes RI No. 32Tahun 2017). Akhir-akhir ini sulit medapatkan air bersih. Penyebab susah mendapatkan air bersih   adalah   adanya   pencemaran   air   yang   disebabkan   oleh limbah industri, rumah tangga, limbah pertanian. Selain itu adanya pembangunan dan penjarahan hutan merupakan penyebab berkurangnya kualitas mata air dari pegunungan karena banyak tercampur dengan lumpur yang terkikis terbawa aliran air sungai. Akibatnya, air bersih terkadang menjadi barang langka. Kebutuhan air bersih yaitu banyaknya air yang dibutuhkan untuk memenuhi   kebutuhan   air   dalam   kegiatan   sehari-hari   seperti   mandi, mencuci, memasak, menyiram tanaman dan lain sebagainya. Sumber air bersih untuk kebutuhan hidup sehari-hari secara umum harus memenuhi standar kuantitas dan kualitas. Ditinjau dari sudut ilmu kesehatan masyarakat, penyediaan sumber air bersih harus dapat memenuhi kebutuhan masyarakat karena penyediaan air bersih yang terbatas memudahkan timbulnya penyakit di masyarakat. Volume rata-rata kebutuhan air setiap individu per hari berkisar antara 150-200 liter atau 35-40 galon. Kebutuhan air tersebut bervariasi dan bergantung   pada   keadaan   iklim,   standar   kehidupan,   dan   kebiasaan masyarakat tersebut.  

Pembahasan Air merupakan unsur yang sangat vital bagi kehidupan manusia di dunia. Bahkan dimasa depan air bisa menjadi isu melebihi suatu isu tentang konflik dan perang karena minyak. Sebuah penelitian dari WHO dimasa depan kebutuhan air yang sehat dan baik sangatlah langka makanya tidak mustahil negara-megara di dunia akan berebut terhadap keberadaan air bersih ini. Hal tersebut menjadi sebuah acuan terhadap hal yang apa yang harus kita bahas terkait masalah tentang isu-isu air bersih dan sehat di Indonesia. Faktor-faktor dengan masalah air ini muncul di bumi pertiwi dikarenakan oleh hal berikut.   Pada masa sekarang ini, jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 253 juta jiwa, yang semuanya berhak mendapatkan akses air minum. Pada masa sekarang ini, jumlah penduduk perkotaan menjadi lebih besar dibandingkan dengan perbandingan jumlah penduduk diwilayah lainnya seperti pedesaan. Pergeseran ini mengindikasikan semakin meningkatnya kebutuhan akan air minum per kapita, karena konsumsi air masyarakat perkotaan lebih besar daripada masyarakat perdesaan.

Pertumbuhan penduduk terutarna diperkotaan lebih tinggi daripada pertumbuhan sarana penyediaan air minum yang ada. Sementara itu penduduk khususnya di pulau Jawa akan meningkat dengan cepat, sementara ketersediaan airnya yang sangat terbatas perlahan akan menyebabkan kelangkaan. Hal tersebut didasari dari sebuah kegiatan yakni penggundulan hutan yang terjadi saat ini semakin tidak terkendali sehingga menyebabkan dan mengganggu ketersediaan air baku. Sedangkan sumber air baku terutarna air permukaan mengalarni pencemaran yang semakin meningkat akibat kegiatan domestik, berupa industri dan pertanian. Sehingga ketersediaan air baku semakin tidak bisa dijamin, baik kuantitas dan kualitas. Air baku di sebagian besar wilayah Indonesia sebenarnya tersedia dengan cukup, tetapi terancam keberadaannya akibat pengelolaan yang buruk, baik oleh pencemaran maupun kerusakan alam yang menyebabkan terhambatnya konservasi tanah dan air. Di sebagian wilayah Indonesia seperti Kalimantan, Jakarta, Jawa dan sebagian Sumatera air baku sulit diperoleh karena kondisi alamnya yang rusak sehingga masyarakat harus mengandalkan air hujan atau air permukaan tanah dan air yang tidak sehat. Akibat kerusakan alam, semakin banyak wilayah yang menjadi rawan bencana air, kekeringan di musim kemarau dan kebanjiran di musim hujan.   Tanah merupakan faktor pembentuk lingkungan yang penting, dan menjadi dasar keberadaan makhluk hidup termasuk manusia, serta memiliki peran yang penting untuk siklus materi ataupun ekologi.

Manfaat dan fungsi tanah merupakan penghasil bahan makanan untuk kayu, membersihkan air dan menampung air tanah, menopang ekologi, dan lain-lain. Kerusakan tanah akan memberikan pengaruh kepada eksistensi manusia dan makhluk hidup lain dan juga ekologi. Dibandingkan dengan air atau udara, tanah merupakan penyusun sangat beragam dan respon terhadap materi berbahaya juga beragam. Pengaruh yang diberikan kepada manusia biasanya secara tidak langsung yaitu sebagai media biologi atau melalui bahan pangan. Pengaruhnya biasanya bersifat lokal dan berbeda dari satu tempat ke tempat lainnya. Terdapat juga masalah yakni berubahnya tanah/wilayah kering menjadi longsor. Seperti layakanya yang pernah terjadi di daerah Palu pada gempa dan tsunami 2019 kemarin, yakni berupa fenomena likuifaksi pada tanah kering, di antaranya. Hal ini akan menjadi masalah yang besar karena penggunaan air tanah dan berkurangnya upaya konservasi dari tanah dan air tidak di indahkan dan di lestarikan oleh masyarkat akibatnya akan banyak terjadinya fenomena aneh yang dapat bermunculan ketika semakin parah keadaan tanah yang ada di bumi pertiwi.   Permasalahan limbah dan aktivitas sosial ekonomi saat ini menjadi produksi skala besar, konsumsi skala besar dan produksi limbah dalam skala besar dapat menimbulkan sebuah permasalahan berkepanjangan.

Bersamaan dengan meningkatnya taraf hidup menimbulkan peningkatan volume limbah, yang disebabkan dari beragamnya jenis sampah, dan berkurangnya kapasitas tempat pembuangan sampah. Hal ini meningkatkan beban dari lingkungan pada tiap tahap dari sumber sampai menjadi limbah. Dalam kasus limbah berbahaya, banyak terlihat peningkatan kasus berupa berpindahnya lokasi pengolahan limbah. Karena beragamnya kualitas limbah dan meningkatnya volume limbah, tempat pengolahan limbah berpindah dari negara dengan biaya pengolahan tinggi ke negara dengan biaya pengolahan rendah, atau berpindah dari negara yang memiliki peraturan pengolahan limbah yang ketat ke negara yang peraturannya longgar. Hal ini tentu menjadi kekhawatiran apabila negara penerima limbah tidak melakukan pengolahan dengan baik, maka negara tersebut akan menerima pengaruh pada lingkungan hidup dan ekologinya. Perpindahan limbah berbahaya ini menjadi masalah. Hal tersebut dikarenakan mulai terlihat adanya rencana untuk memindahkan limbah dari negara maju ke negara berkembang, sebagai contoh pada negara kita Indonesia, saat ini negara kita sedang bingung bagaimana tata cara kelola sampah dan limbah agar lingkungan hidup tetap sehat. Pada tahun tahun sebelumnya marak terjadi penumpukan sampah di berbagai kota di negara Indonesia hal tersebut menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan hidup manusia dan ekologi disekitarnya akibat penggunaan sampah dan limbah yang berlebih terutama pada limbah produksi dan limbah rumah tangga yang menghasilkan sampah diantaranya adalah plastik. Kepedihan terasa pada daerah daerah yang terdampak terjadi wabah penyakit serta mengganggu aktivitas dan kesehatan masyarakat tetapi, hal yang sangat disayangkan masyarakat masih belum perduli akan dampak sampah dan limbah tersebut.

Kebutuhan dan gaya hidup yang konsumtif masyarakat Indonesia masih menjadi pola utama yang tetap berjalan setiap harinya. Hal tersebut merupakan suatu kejadian yang akan berdampak buruk bagi segalanya jika tidak ada kesadaran untuk melakukan upaya dan melestarikan lingkungan hidup yang sehat serta mengubah gaya hidup yang konsumtif menjadi upaya konservasionis.   Luas hutan di bumi adalah sekitar ¼ luas daratan bumi, pada tahun 1995 luasnya sekitar 3,454 milyar ha. Menurut laporan Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), hutan di bumi khususnya hutan tropis, di seluruh dunia berkurang sebesar 56,3 juta ha dari tahun 1990 hingga 1995. Rata-rata setiap tahun sekitar 11,3 juta ha hutan musnah, dan ini sekitar 30% dari luas wilayah Jepang. Luas hutan, sejak tahun 1990 hingga 1995 di negara maju (kecuali Rusia) bertambah 8,78 juta ha, tetapi di negara berkembang berkurang lebih dari 7 kali dari angka pertambahan hutan di negara maju atau sebesar 65,15 juta ha (rata-rata per tahun 11,03 juta ha), dan kecepatan musnahnya hutan semakin tinggi. Di antara negara berkembang, berkurangnya hutan tropis adalah yang paling cepat, sedangkan untuk wilayah hutan non tropis di negara berkembang, dari tahun 1990 hingga 1995 rata-rata setiap tahun luas hutan berkurang 430 ribu ha, sedangkan hutan tropis berkurang 12,59 juta ha. Penyebab berkurangnya hutan tropis di negara berkembang adalah masalah sosial ekonomi seperti kemiskinan, pertambahan penduduk, peraturan pertanahan, dan lain-lain. Karena tanaman mengubah CO2 di udara menjadi materi organik melalui fotomorfosis, hutan tropis memainkan peranan sebagai sumber penyerapan CO2. Berkurangnya hutan akan mempercepat laju pemanasan global. Selain itu disebutkan dalam sebuah catatan tersebut bahwa 50 – 80% dari makhluk hidup yang ada di bumi tinggal di hutan tropis salah satunya adalah Indonesia, hutan tropis juga memiliki peran penting dalam mempertahankan keanekaragaman hayati, berkurangnya hutan tropis akan membuat punahnya binatang dan tumbuhan, serta mengakibatkan berkurangnya tempat penyemaian bibit. Mirisnya pada beberapa tahun kebelakang salah satu faktor penyebab terjadinya kerusakan hutan di indonesia didasari adanya upaya dari deforestasi yang menyebabkan luas wilayah hutan di Indonesia semakin berkurang dan beralih menjadi lahan non-hutan, salah satunya berupa kebijakan pemerintah yang memasukan sebuah komoditi baru sebagai komoditi kehutanan bernama sawit. Keberadaan lahan sawit menjadi isu yang akan menghasilkan sebuah perdebatan dikarenakan keberadaanya mampu menggeser lahan hutan menajdi lahan non-hutan, dan menyebabkan kekeringan pada daerah terdampak sawit tersebut.  

Menurut informasi yang didapatkan oleh UNEP melalui sebuah penelitian diperkirakan ada 3 – 11,1 juta jenis tanaman di bumi termasuk jenis yang belum dikenal. Saat ini yang sudah dikonfirmasi ada sekitar 1,75 juta jenis. Keanekaragaman jenis seperti ini diklasifikasikan melalui bentuk keragaman pada level gen, keragaman ekologi, yang semuanya disebut sebagai keanekaragaman hayati. Tetapi keanekaragaman hayati ini musnah dengan cepat apabila kerusakan hutan terus berlanjut, diperkirakan sekitar 4 –8% jenis flora yang hidup di hutan tropis akan punah akibat adanya exploitasi dan penggunaan sumber daya hutan yang dilakukan secara berlebih. Saat ini laju musnahnya flora dan fauna sudah mulai melambat. Musnahnya jenis flora itu bukan karena proses alam, tetapi didasari oleh aktivitas sosial ekonomi manusia yang terus bertumbuh setiap harinya. Hal tersebut menjadi acuan bsgi kita sesama mahluk hidup untuk menjaga kelestarian tanaman dan satwa liar maka dibuatlah suatu konvensi yaitu Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora, dengan tujuan untuk menjaga serta melestarikan keanekaragama hayati dari flora dan fauna.   Kebanyakan masalah lingkungan sekarang ini disebabkan oleh kegiatan sosial ekonomi manusia dan memburuknya lingkungan, akibat hadirnya kegiatan tersebut yang tentu akan berpengaruh terhadap bumi secara keseluruhan baik pada masa sekarang maupun pada masa yang akan datang. Peningkatan emisi CO2 yang menyertai konsumsi bahan bakar fosil dan pemanasan global berakibat pada memburuknya kualitas air, meningkatnya limbah akibat perubahan gaya hidup, dan lainnya merupakan contoh permasalahan lingkungan yang terjadi pada saat ini.

Sumber:HelloSehat.com

 

Sekarang ini, pemanasan global adalah masalah yang paling berat di antara masalah lingkungan lainya yang menyebabkan adanya peningkatan suhu, perubahan iklim, meningkatnya permukaan air laut, dan perubahan ekologi akan memberikan pengaruh besar kepada dasar eksistensi manusia sebagai mahluk hidup. Selain itu, masalah kerusakan lapisan ozon, hujan asam, oksidan fotokimia, dan lain-lain memberikan pengaruh kepada kesehatan dan lingkungan, bukan hanya masalah lingkungan diudara, tetapi juga masalah lingkungan air dan tanah yang berada dalam kondisi yang tidak dapat diabaikan.   Salah satu faktor dan penyebab masalah lingkungan sekarang ini terjadi adalah limbah yang dihasilkan dari kegiatan sosial ekonomi yang saat ini berjalan setiap harinya, kegiatan tersebut berupa produksi dalam skala besar, konsumsi skala besar, dan limbah yang dihasilkan dalam skala besar. Dari hasil limbah tersebut kemudian timbul masalah pada bumi berupa perpindahan limbah beracun dari negara maju ke negara berkembang.   Masalah lingkungan lainnya yang berdampak buruk pada rusaknya lingkungan alam yang berharga seperti hutan, sungai, pantai dan lain-lain, merupakan ancaman yang serius selain dapat merusak keanekaragaman hayati yang sangat penting untuk manusia serta dapat merusak dari tatanan sistem rantai makanan di alam. Karena itu perlu upaya nyata yang dilakukan secara bersama dan bersifat internasional untuk menghadapi bahaya dari masalah ini.   Cara mengatasi pencemaran air untuk menjaga lingkungan hidup yang sehat dan berdampak pada kelangsungan hidup manusia serta linnya dapat dilakukan dari usaha pencegahan seperti tidak membuang sampah ke sungai, mengurangi penggunaan deterjen dan obat kimia berbahaya seperti pestisida serta menggunakan air seperlunya saja. Tentu ada beberapa tindakan lain yang bisa dilakukan sebagai cara mengatasi permasalahan terhadap pencemaran air dan lingkungan khususnya di negara kita Indonesia,   Upaya melakukan pembuatan kolam stabilisasi bertujuan untuk stabilisasi dengan proses yakni air limbah akan diolah secara alami untuk menetralisir zat pencemar sebelum dialirkan ke sungai. Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL) merupakan sebuah upaya berupa pengelolaan air dengan cara membuat instalasi air limbah menggunakan alat khusus dengan tiga tahapan yakni tahap pertama (primary), kedua (secondary) dan tahap lanjutan (tertiary).

 

Pengelolaan Excrexta merupakan sebuah upaya, Pengelolaan yang biasanya dijumpai untuk penanganan limbah dari septic tank yang bisa diolah menjadi biogas alias sumber gas yang bisa digunakan untuk keperluan rumah tangga. Hal tersebut memiliki sebuah harapan yakni nantinya, limbah-limbah yang terbentuk tidak sampai mencemari lingkungan, termasuk perairan melalui upaya pengelolaan tersebut. Limbah dari septic tank sendiri sebetulnya bisa berasal dari berbagai kegiatan yakni industri, peternakan, maupun pertanian. Berbicara pengelolaan limbah ini sebenarnya dapat dilakukan secara tradisional maupun secara modern dengan memanfaatkan teknologi tertentu, dan setidaknya dalam hal ini ada beberapa hal yang harus diaplikasikan, yaitu:

  1. Recycle (daur ulang)
  2. Reuse (penggunaan ulang)
  3. Reduce (pengurangan penggunaan)
  4. Repair (perbaikan).

Menggunakan detergent yang ramah lingkungan merupakan bentuk pengelolaan yang dilakukan secara individu dengan tujuan memulai sesuatu hal yang baik demi bumi lestari, seperti yang telah kita ketahui bersama perihal tentang sebelumnya bahwa air sabun seperti detergen menjadi salah satu sumber polusi yang cukup banyak terjadi. Salah satu indikasi bahwa deterjen mengandung bahan kimia yang banyak dan berdampak negatif bagi tanah dan air adalah menghasilkan busa dan polutan yang melimpah. Jika busa ini sampai terbawa ke sumber perairan, maka bisa langsung membuat mikroorganisme di dalamnya mati. Jika memang saran untuk mengendalikan laju dan meminimalisir kerusakan lingkungan segera memulai secara selektif dalam memilih deterjen, misalnya dengan membeli yang lebih ramah lingkungan. Selain sabun, saat ini juga ada beberapa produk lain yang diklaim lebih ramah lingkungan, misalnya saja bahan bakar dan obat- obatan. Menjaga kualitas air sungai merupakan suatu upaya yang dapat dilakukan dan dikelola oleh masyarakat umum secara luas dengan tujuan utamanya yakni demi bumi lestari kembali. Dalam hal ini upaya yang dapat dilakukan adalah tidak menjadikan sungai sebagai tempat mencuci, maupun sebagai tempat mandi dan buang air seperti yang sering terlihat di beberapa daerah di Indonesia. Cara mengatasi pencemaran air sungai sekaligus mencegahnya adalah dengan berhenti melakukan eksploitasi seperti kegiatan diatas dan mulai melakukan pemeliharaan seperti menanam banyak pohon di pinggirnya me naturalisasi sungai sebagai mana fungsi dan peranannya. Karena pohon adalah pembersih sungai alami yang manfaat dari akarnya mampu menyimpan air di dalam tanah sehingga menghasilkan kehidupan serta ekologi yang baik di lingkungan sekitar.   Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang bersih terutama pada tanah dan air yakni dengan cara tidak menggunakan pestisida secara berlebihan dikarenakan hal tersebut dapat menjadi cara mengatasi pencemaran air akibat kegiatan pertanian. Bagi para petani khususnya, penggunaan pestisida memang sangat penting, karena dapat menghasilkan tanaman yang berkualitas. Namun tanpa disadari ketika petani menggunakan pestisida secara berlebihan, maka hal tersebut dapat menibulkan dampak negatif yakni mencemari lingkungan sekitar termasuk lingkungan air dan tanah.  

Upaya pengelolaan lingkungan hidup yang bersih terutama pada tanah dan air yakni dengan cara menjauhkan sumber polutan dari sumber air dapat dilakukan dengan cara mencegah dan mengatasi pencemaran air limbah industri adalah dengan menjauhkan sumber polusi dari sumber air dan tanah. Caranya dengan mendirikan kawasan industri yang jauh dari sumberdaya kehidupan yang mampu merusak lingkungan, sehingga limbah industri bisa lebih terkontrol serta tidak diperkenankan nya kembali mendirikan kawasan industri yang dekat dengan sumber air karena dampak negatifnya akan segera dirasakan jika hal tersebut terus terjadi pada wilayah lainnya yang akan menimbulkan kekurangan serta kelangkaan air bersih dan higienis.  

 

Sumber: http://www.bontangkota.go.id/

Terkait upaya pengelolaan lingkungan hidup yang bersih terutama pada tanah dan air dengan cara pemerintah menjamin dan mengatur keberadaan air bersih bagi masyarakatnya dikarenakan sesuai dengan UU No 7/2004 tentang Sumber Daya Air telah mengamanatkan dibentuknya Dewan Air untuk manajemen air secara terpadu dan Badan Pengatur untuk mengurusi air minum. Tetapi hingga saat ini lembaga lembaga tersebut belum terbentuk. Belum adanya lembaga yang mengatur tata guna air secara terpadu menyebabkan persoalan air di Indonesia ditangani secara sektorat sehingga tidak terarah dan tidak terintegrasi. Dengan otonomi daerah, sebagai pemegang kewenangan penyediaan air ada pada pemerintah daerah. Tetapi kebanyakan pemerintah daerah belum memandang air sebagai persoalan prioritas. Pemekaran wilayah yang berdampak pada pemekaran PDAM, sehingga terbentuk PDAM berukuran kecil dan cenderung tidak efisien, ditambah lagi permasalahan sumber air baku terletak diluar batas administrasi pengelola PDAM, sehingga menjadi kendala untuk peningkatan pelayanan.  

Pada dasarnya pemerintah baik pusat maupun daerah sudah harus memperhatikan terkait isu pencemaran lingkungan dari air dan tanah dan mengupayakan sebuah giat usaha masyarakat terkait dengan konservasi tanah dan air. Hal tersebut nantinya akan memicu munculnya sebuah kebijakan yang memihak dan memperhatikan kepada masyarakat miskin dan masih belum dapat berkembang. Pada dasarnya negara menjamin hak setiap orang untuk mendapatkan air bagi kebutuhan pokok minimal sehari hari guna memenuhi kehidupan yang sehat, bersih dan produktif (UU No 7 tahun 2004, pasal 10). Namun pada kenyataannya presentase penduduk miskin masih tinggi, sehingga kemampuan untuk mendapat akses kesarana penyediaan air minum yang memenuhi syarat masih terbatas. Masyarakat berpenghasilan rendah, ternyata membayar lebih besar untuk memperoleh air daripada masyarakat berpenghasilan tinggi, hal ini menunjukkan ketidak adilan dalam mendapatkan akses pada air minum. Walaupun sudah terdapat program program air minum dan sanitasi untuk masyarakat berpenghasilan rendah, namun akses terhadap air minum belum menunjukkan peningkatan yang berarti. Perlu dukungan dan kebijakan yang lebih fokus untuk penyediaan sanitasi dan air minum bagi masyarakat berpenghasilan rendah karena hal tersebut merupakan sebuah bentuk pengelolaan dari upaya konservasi air dan tanah agar masyarakat tidak melakukan eksploitasi secara berlebih kepada air dan tanah karena kebuthannya telah tercukupi dan diatur oleh negara atau suatu wilayah tersebut. Pada masa masa ini penyedia jasa air minum milik negara atau daerah yakni PDAM belum dikelola dengan prinsip kepengusahaan yang baik. Air minum perpipaan sebagai sistem pelayanan air minum yang paling ideal hingga saat ini baru dapat dinikmati oleh sebagian kecil masyarakat Indonesia. Secara nasional, cakupan air perpipaan baru sekitar 17%, meliputi 32% di perkotaan dan 6,4% di perdesaan. Pada umumnya PDAM secara rata rata nasional mempunyai kinerja yang belum memenuhi harapan. Seperti tingkat pelayanan yang rendah (32%), kehilangan air tinggi (41%), konsumsi air yang rendah (14 m3/bulan/RT). Dan masih banyak kekurangan yang harus dibenahi secara bersama-sama agar terciptanya cita cita bangsa dan harapan serta tujuan untuk melestarikan bumi melalui upaya Konservasi Tanah Dan Air.  

SELAMAT HARI AIR SE-DUNIA SEMOGA BUMI TETAP LESTARI DAN KITA MAMPU MENJADI PENGENDALI EKOSISTEM YANG BERKELANJUTAN SECARA BAIK.  

#bwkehati #hariairsedunia #bwchallenge    

About Author
Khansa Nada Salsabila
INSTITUT PERTANIAN BOGOR

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2020-03-31
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *