Perjalanan Singkat Menyakitkan

Perjalanan Singkat Menyakitkan
27 April 2022
546

Perjalanan Singkat Menyakitkan

Mencapai semua kurikulum yang ada di divisi gunung hutan dalam rangka memenuhi penilaian gladimadya sangatlah panjang. Berbagai materi perluku capai bersama tim melalui kegiatan pematerian serta pengaplikasian di lapangan. Beberapa materi telah dicapai selama dua lapangan sebelumnya, lapangan saat ini terdapat tiga capaian diantaranya materi survival, penyakit gunung hutan, dan komunikasi. Survival merupakan salah satu teknik dalam mempertahankan diri di alam bebas, teknik ini perlu menjadi bekal seorang pencinta alam yang membantu kegiatan lapangan. Sebelum kami melakukan lapangan assessment survival, penyakit gunung hutan, dan komunikasi ini maka dilaksanakan manajemen terlebih dahulu untuk mempersiapkan dan merancang kegiatan di lapangan. Perancangan telah dilakukan sejak 20 Febuari 2022 dimana kegiatan assessment ketiga ini harusnya dilaksanakan pada tanggal 25-27 Febuari 2022. Namun hal tersebut tidak dapat terlaksana karena beberapa hal seperti anggota tim drop dan tidak memungkinkan untuk melaksanakan kegiatan assessment. Setelah beberapa lama tertunda akhirnya tim mulai manajemen kembali dan terdapat tambahan anggota tim dari angkatan Badasmeru sebanyak 3 orang yang digunakan sebagai kegiatan try out gladimadya angkatan mereka. Manajemen dilaksanakan kembali mulai tanggal 13-17 Maret 2022. Perencanaan yang sudah siap pada manajemen sebelumnya sangat membantu manajemen minggu itu karena tidak memulai dari awal atau dasar, hanya saja melanjutkan dan menyusun komposisi tim. Lapangan assessment 3 ini dilaksanakan pada tanggal 18-20 Maret 2022 di Gunung Lawu, Via Tambak, Ngargoyoso. Anggota tim diantaranya Viola, Al, Hakim, Alam, Jeffy, Shela, Lafiif, Maulida, Cici, Ziyad, Uyap, mas Bayu, dan Mbak Intan.

 

Semua perencanaan tim sudah siap dan selesai, diadakan briefing sebelum keberangkatan pada hari jumat tanggal 18 Maret 2022 berlokasi di depan Sekretariat Mapagama. Pukul 19.00 WIB kami berangkat dari Sekretariat Mapagama menuju Ngargoyoso. Seperti kegiatan lapangan sebelumnya transportasi yang digunakan berupa motor pribadi. Malam hari yang kian dingin setelah turunnya hujan menemani kita dalam perjalanan keberangkatan menuju rumah pak RT tempat singgah kami. Terdapat 7 motor yang kami gunakan selayaknya kampanye menggunakan motor. Telah disepakati bersama bahwa pengisian bensin dilaksanakan di pom bensin dekat dengan bandara dan makan malam dilaksanakan di daerah klaten yang sering didatangi oleh teman-teman pada saat ke Ngargoyoso. Benak saya selama perjalanan yaitu dimana ? dan makan apa ? karena pada lapangan ini memiliki capaian survival yang mana kita hanya makan bahan-bahan yang kita peroleh pada saat di lapangan saja. Setelah sampai di tempat makan kita segera memesan dan menyelesaikan makan dikarenakan dikejar oleh waktu agar sampai di rumah pak RT tidak terlarut malam. Setiap orang diberi dana sebesar 10.000 selebihnya masing-masing orang perlu menambahkan dana pribadi.

 

Setelah selesai makan kami melanjutkan perjalanan kembali. Selama perjalanan banyak rangkaian cerita, perbincangan, dan canda tawa untuk menghilangkan ngantuk. Tawa lepas dan canda tawa hingga terdengar oleh orang lain karena suara saya yang terlalu besar. Tak merasa dan merasa tidak masalah saya tetap melanjutkan perbincangan selama perjalanan. Setelah sekian lama waktu perjalanan berlalu, kami sampai di rumah pak RT sekitar pukul 23.00 lebih. Setelah sampai kami merapikan barang dan persiapan untuk beristirahat. Namun tidak secepat itu ada saja pembahasan dan bahan perbincangan yang membuat kita tidur semakin larut. Canda tawa selalu ada saat kita berkumpul bersama di lapangan.

 

Hari kedua dimulailah perjalanan dan petualangan kami di area lawu. Saya mulai membuka mata mulai pukul 5 pagi dimana semua alaram mulai nyaring berbunyi namun tidak ada seorang pun yang bangun dan mematikannya. Setelah itu, semua anggota mulai bangun satu persatu. Namun terdapat satu anggota tim yang belum hadir di rumah pak RT dikarenakan harus mengerjakan tugas malam hari di rumah sobatnya di bawah. Ini kenapa mba shela belum sampai sini ? apakah masih tidur ? pertanyaan itu selalu ada. Usaha kami menelpon dia tidak bisa menjawab pertanyaan itu. Saya kemudian ijin kepada kortim dan memutuskan untuk menjemput mba shela di rumah sobatnya. Setelah semua anggota sudah lengkap kita bergegas sarapan pagi dilanjutkan dengan briefing tim. Semua persiapan keberangkatan telah selesai kita memutuskan untuk memulai pendakian sekitar pukul 8 pagi. Dimulai dengan pemanasan dan foto bersama. Seperti biasa teriak nyaring “VIVA Mapagama So.. so… so…”.  Tim beranjak dari jalanan cor hingga tanjakan yang cukup tinggi dilanjutkan dengan pertemuan tim dengan salah satu orang perhutani yang sedang melakukan pengamatan lokasi atau area lawu. Semat berfikir apakah tidak diperbolehkan untuk naik atau kita akan ditegur. Namun semua itu tidak benar, orang perhutani hanya mengingatkan kita agar menjaga kawasan seperti tidak menebang pohon untuk camp, tidak membuat api di tutupan kawasan yang rapat, dan lain sebagainya selayaknya menjaga kelestarian kawasan. Setelah selesai penyampaian pesan dilanjutkan dengan dokumentasi untuk laporan ke pihak perhutani. Urusan tersebut selesai, dilanjutkan pendakian mulai dari pintu jalur pendakian. Jalur pendakian awal berupa bantuan yang tertata rapi. Semua masih bersemangat banyak perbincangan dan topik serta lagu yang dapat dinyanyikan untuk menghilangkan rasa bosan dan stressor lainnya. Selama kegiatan survival terdapat beberapa ketentuan seperti tidak boleh menyalakan musik dan lain sebagainya. Belum lama berjalan terdapat satu anggota kami yang mengalami kelelahan dikarenakan sudah lama tidak melakukan kegiatan lapangan. Maka dari itu kami menunggu terlebih dahulu, sudah beberapa menit kami tunggu anggota tim kami menyuruh lanjut saja. Kami memutuskan untuk melanjutkan perjalanan dan satu orang tim menemani dan dibekali dengan ht untuk alat komunikasi yaitu mas bayu. Tim menemukan sebuah percabangan dimana kami mengambil jalur kiri, setelah berjalan kami melihat avenza serta peta kami harus ke kanan sedangkan tidak ada jalur mengarah ke kanan. Kami memutuskan untuk membuka jalur baru dengan melewati punggungan bukit agar menemukan jalur pendakian utama. Setelah berjalan beberapa menit menembus hutan pinus, akhirnya tim menemukan jalur pendakian utama. Tim melakukan komunikasi dengan tim yang dibelakang terkait lokasi tim utama saat ini dan menanyakan kondisi serta lokasi tim yang dibelakang. Setelah melakukan komunikasi kami diminta untuk melanjutkan perjalanan. Setelah kami memastikan arah ke titik tujuan, kami memutuskan untuk mengambil jalur menyilang, maka agar tim yang dibelakang tau arah jalan tim utama kita membuat tanda di pohon dengan mengaitkan ilalang. Hal tersebut dilakukan terus apabila terdapat percabangan jalan. Tidak terasa dengan canda tawa serta kegiatan tambahan dimana satu kawan kami sedang mengumpulkan serangga untuk bahan praktikum, kita sudah berjalan begitu jauh kami memutuskan untuk beristirahat terlebih dahulu sembari menunggu tim yang dibelakang. Setelah melakukan komunikasi kami memutuskan untuk menunggu tim yang dibelakang karena sinyal ht mulai hilang dan sudah terputus karena pembagian logistic untuk superstick lupa diberikan oleh tim yang ada di belakang. Sembari menunggu kami bercerita dan bercanda tawa terkait lingkup Mapagama, tak terasa anggota tim yang dibelakang akhirnya sampai dan bergabung bersama kami. Setelah berdiskusi dan memberikan superstick kami memutuskan untuk lanjut, namun karena tim belakang perlu berisirahat kembali maka kami membagi dua tim kembali dengan pergantian tim belakang dimana terdiri dari Jeffy dan Mbak Intan. Vegetasi yang dilalui berupa hutan pinus dengan jalur yang lurus menanjak hingga kami sebut dengan jalur tol. Dengan bentuk jalur tersebut pendakian dirasa semakin lama dan tidak sampai-sampai. Selama awal kami melalui kawasan hutan konservasi, serta selama perjalanan terdapat berbagai cabang jalur yang dapat kami lewati. Karena capaian kami pada lapangan kali ini adalah survival maka kami sudah melakukan pengumpulan bahan makanan dari awal masuk jalur pendakian. Lapar haus semua tidak terasa bagi saya selama perjalanan menuju lokasi yang telah ditetukan. Pada saat berjalan, kami menemukan area tebu dimana kami langsung memutuskan untuk mencari tebu terlebih dahulu agar kami dapat mengkonsumsinya. Tebu membuat kami lebih memiliki tenaga meskipun tebu yang kami temukan tidak begitu memiliki kandungan air yang banyak. Dirasa cukup kami memutuskan untuk lanjut. Tak lama setelah itu cuaca mulai mendung dan turun hujan tim memutuskan untuk menggunakan jas hujan dan tetap lanjut berjalan. Hingga akhir jalur selesai kami memutuskan untuk membuka jalur karena sudah tidak ada jalur yang dapat membawa kita ke lokasi titik utama tim. Tim utama menunggu dan berkomunikasi dengan tim belakang agar pembukaan jalur dilakukan bersama-sama. Pembagian tim mulai dari ahli tebas atau parangmen, navigator mulai diterapkan dimana vegetasi yang akan dibuka sangat rapat, berduri, dan vegetasinya memiliki tinggi sekitar 2 m. Mulai masuk pintu tebasan beberapa tumbuhan yang dapat dimakan mulai ditemukan dan dikumpulkan seperti begonia, rumut teki, pelepah pisang, dan lain-lain. Menyusuri area tebasan baru cukup lama dengan medan yang naik turun dengan berbagai tumbuhan berduri yang mampu menggores tangan hingga seluruh tubuh. Terdapat beberapa kejadian yang saya alami pada saat melewati area tebangan dan kejadian tersebut sangat menyakitkan. Pada saat lokasi yang turun saya salah mengambil pinjakan kaki, saya menginjak batang licin yang mempu membuat saya jatuh dengan posisi kaki kanan saya yang sakit tertekuk dan disitu saya kesakitan dimana kaki saya yang belum bisa menekuk secara full. Saya dibantu oleh teman belakang dan depan saya dimana mereka sedikit panik dengan keadaan saya yang sangat kesakitan. Disitu saya mencoba baik baik saja agar tidak banyak orang yang panik.  Saya mencoba untuk bangkit dan menahan rasa sakit itu dan melanjutkan perjalanan. Selama perjalanan saya menahan rasa sakit dan merasa ada yang berbeda di bagian lutut kanan saya. Tapi di hati saya hanya berkata “ tidak apa apa, ayo bisaa, semangat, ini cuma sakit dikit aja” dari situ menjadi pemicu saya untuk tetap semangat dan melanjutkan pergerakan agar tidak menyulitkan tim. Mulai dari situ saya mulai lebih berhati-hati dalam melangkah. Namun kejadian tersebut terjadi lagi dan lagi dan saya hanya terawa serta menahan tidak ada hal lain yang saya lakukan agar tidak menghambat tim serta tidak membuat orang lain panik. Dari kejadian ini membawa saya menulis cerita perjalanan ini dengan judul “Perjalanan Singkat Menyakitkan”.

 

Langkah demi langkah membawa saya ke radius lokasi yang telah kita tetapkan sebagai titik camp. Sebelum titik tersebut kita dihadapkan dengan lahan yang naik dan curam dimana berpotensi untuk seseorang jatuh. Terdapat beberapa anggota tim yang sudah sampai ke titik camp terlebih dahulu dan terdapat tiga anggota tim yang belum sampai. Sembari menunggu ketiga anggota tim tersebut maka tim mencari lokasi untuk pendirian bivak. Saya merasa kenapa tim belakang belum datang disini kami memanggil mereka dengan teriakan “Alee aleee”. Beberapa menit belum ada jawaban, tiba tiba terdapat suara peluit dan teriakan “aleee aleee” kami pun menjawabnya dan kemudian tim belakang tiba di lokasi camp. Lokasi camp  memiliki tutupan yang rapat dalam bentuk hutan dengan vegetasi yang beragam serta kondisi medan lumayan datar. Pembangunan bivak dimulai dimana terdapat 5 bivak yang didirikan. Saya bersama maulida memutuskan untuk mencoba model bivak yang berbeda dengan teman-teman. Langit mulai gelap kami sudah selesai mendirikan bivak. Tak lama pukul 19.00 kami melanjutkan evaluasi tim, pertengahan evaluasi air hujan mulai turun kami memutuskan untuk melanjutkan evaluasi di dalam salah satu bivak. Selesai evaluasi semua anggota kembali ke bivak masing-masing dilanjutkan dengan istirahat. Malam yang panjang dengan terjangan air hujan turun.

 

Keesokan harinya, pagi hari saya terbangun namun melihat belum ada tanda-tanda anggota lain beraktivitas saya menahan diri terlebih dahulu. Tiba-tiba terdengar suara “cik cik mau ambil nesting ada ?” kata alam yang terdengar dari luar tenda. Saya pun menjawab “ ada lam. Mau ngapain ?” Tanya ku balik. Alam pun menjawab “ mau masak yang ada cik”. Saya lalu bergegas keluar dan berkata “ ikut lam”. Kemudian saya, alam, dan al mulai mengolah  bahan yang ada hasil dari pengambilan selama perjalanan. Masakan seadanya jadi dibuat kemudian kita memanggil semua anggota untuk makan dan ikut bergabung dengan kami. Kegiatan selanjutnya yaitu penyakit gunung hutan atau PPGD, capaian tersebut seharusnya dilakukan hari pertama karena kita sampai titik camp sudah larut maka dialihkan hari kedua. PPGD dilakukan dengan pembagian dua tim laki-laki dan perempuan dan dimana ada dua scenario yang berbeda. Semua ilmu dan pengetahuan diimplementasikan pada saat itu terdapat evaluasi setelah dilaksanakan. Secara garis besar tim sudah paham terkait penangannya hanya saja karena medan dan faktor lain terdapat beberapa kesalahan dari tim pada saat penanganan korban. Setelah selesai dilaksanakan maka tim melakukan pembongkaran bivak dan pembersihan lokasi camp. Setelah selesai semua packing dilanjutkan briefing lalu memulai kegiatan turun ke bawah menjari lokasi terbuka untuk sinyaling. Langkah demi langkah mulai membawa tim menuju jalur kedatangan kemarin, diperjalanan tim menemukan air dari pelepah pisang yang kemarin diambil dan liana yang mampu menghasilkan air untuk diminum. Tak terasa tim mulai keluar dari ribunan vegetasi dan jalur tebasan. Mulai langkah di jalur pendakian mengarahkan kita ke area tebu yang sebelumnya ditempati. Area tebu begitu luas maka digunakan untuk sinyaling. Pembuatan sinyaling dengan menciptakan asap dalam bentuk segitiga terdapat tiga sumber asap dan tanda yang dapat terlihat dari kejauhan. Pembuatan perapian yang menghasilkan asap memakan banyak waktu dimana ketiga pusat tidak bersamaan dalam menghasilkan sumber asap. Satu sumber mulai menyala besar, tim lain meminta bantuan untuk membantu menyusun sumber asap. Berbagai bahan dikumpulkan hingga berulang kali mati dan hidup serta berbagai cara dilakukan, akhirnya satu persatu sumber mulai menyala dan mengeluarkan asap. Selain itu sinyal yang lain dengan membuat seperti bendera dipohon menggunakan raincover yang menyala. Sinyaling sudah selesai dilakukan oleh tim dengan waktu yang cukup panjang dan melebihi rundown.

 

Tim bergegas untuk turun dikarenakan melihat langit yang mulai gelap gulita menandakan datangnya air hujan. Tahap demi tahap melalui jalur yang sama dengan berbagai perbincangan serta waktu istirahat membawa tim menuju rumah pak RT. Sesampainya di rumah pak RT anggota tim mulai mengeluarkan dan memakan bahan konsumsi cadangan, karena semua sudah mulai lapar.

Beberapa menit hingga jam kita habiskan di rumah pak RT untuk bersih-bersih dan persiapan kepulangan. Setelah selesai dan berpamitan kami pun melanjutkan perjalanan kembali ke Yogyakarta. Beberapa km tim berjalan terdapat satu motor yang belum berjalan beringan bersama tim. Setelah dikomunikasikan ternyata terjadi ban bocor maka tim menunggu terlebih dahulu. Setelah semua beres tim mulai mencari warung bakso dan mie ayam untuk makan malam. Makan malam dilaksanakan di Ngargoyoso, dimana tempat yang biasanya teman-teman makan setelah dari lapangan. Perjalanan panjang dimulai kembali bahan perbincangan dimulai, perjalanan ke Yogyakarta lancar tanpa halangan. Tim sampai ke Sekretariat Mapagama sekitar jam 22.00 WIB. Tidak berhenti disitu saja tim melanjutkan evaluasi tim dari mulai teknis hari kedua sampai manajemen hingga selesai dan ditutup sekitar pukul 02.00 pagi. Perjalanan tim selesai sampai disini. Terimakasih

 

Tentang Penulis
Viola Cantika Amadea
UGM/Mapagama

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2023-01-19
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *