Pemanfaatan Umbi Gadung sebagai Bahan Alami Pengendali Hama Tikus

Flora
Pemanfaatan Umbi Gadung sebagai Bahan Alami Pengendali Hama Tikus
13 Januari 2016
3215

Gadung (Dioscorea hipsida Dennst) yang masuk ke dalam suku gadung-gadungan atau Dioscoreceae tergolong umbi-umbian yang cukup populer walaupun kurang mendapat perhatian. Gadung menghasilkan umbi yang dapat dijadikan salah satu bahan pestisida nabati. Kandungan kimia yang dikandung dalam umbi gadung (Dioscorea composita) adalah dioscorine (racun penyebab kejang, saponin, amilum, CaC2O4, antidotum, besi, kalsium, lemak, garam fosfat, protein, dan vitamin. Komponen yang merugikan pada gadung yaitu terdapat zat beracun berupa asam sianida (HCN), yang diperkirakan merupakan bahan aktif dalam pengendalian tikus. Gadung merupakan kelompok tanaman yang mampu membatasi jumlah keturunan tikus, sehingga memberikan prospek yang baik untuk bahan pengendalian hama tikus. Bahan kimia diosgenin yang terkandung dalam umbi gadung dapat digunakan sebagai obat antifertilitas yang efektif, khususnya untuk hama tikus.

Sifat racun umbi gadung disebabkan oleh kandungan dioskorin, rasanya yang menggigit disebabkan oleh kandungan taninnya. Tumbuhan dari genus yang sama yaitu Dioscorea bulbifera linn juga bersifat toksik terhadap Artemia salina Leach dengan LC50 sebesar 0,7460 ppm (Puspawati,1997). Oleh karena senyawa metabolit sekunder yang terbentuk pada bagian tertentu tumbuhan terdistribusi ke seluruh bagian tumbuhan, maka diduga umbi gadung juga mengandung senyawa yang bersifat toksik.

Pembuatan Pelet Umbi Gadung sebagai Racun Tikus

Alat dan Bahan pembuatan pelet racun :

1 kg umbi gadung

10 kg dedak padi/jagung

1 ons tepung ikan

1 buah kemiri

Air secukupnya

Cara Pembuatan : Haluskan umbi gadung. Tambahkan dengan 10 kg dedak/jagung, tepung ikan dan kemiri beri sedikit air. Aduk adonan hingga rata. Buat menjadi pelet.

Cara Penggunaan : Tempatkan di tempat yang sering dikunjungi tikus.

Sumber: 

Dhamayanti, Gitalia. Pemanfaatan Umbi Gadung sebagai Pestisida Hayati/Nabati. http://stppyogyakarta.ac.id. diakses 13 Januari 2016

 

Tentang Penulis
tri rahmaeti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-07-14
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *