Paok Hijau

Satwa
Paok Hijau
29 Desember 2014
2540

Sangat mudah di kenali, berukuran sedang (18cm), bertubuh gemuk. Kaki panjang, ekor pendek, bulu hijau dengan kepala hitam. Tubuh bagian atas hijau, penutup sayap biru dengan bercak sayap putih. Kepala hitam, dada dan perut hijau, tunggir merah terang. Topi ras migrasi kecoklatan, topi burung penetap hitam, tetapi keduanya terlihat hitam di hutan.
Iris coklat, paruh hitam, kaki berwarna merah daging.

Penyebaran
Terdiri atas 12 sub-spesies dengan daerah persebaran:

  • cucullata Hartlaub, 1843 – Kaki gunung Himalaya dari India utara ke timur sampai Myanmar utara, China selatan (Yunnan selatan) dan Vietnam utara (Tonkin barat), ke selatan sampai Bangladesh utara, Thailand, Laos selatan dan Kamboja; bermigrasi ke selatan sampai Sumatera dan Jawa.
  • abbotti Richmond, 1902 – Kep. Nicobar.
  • mulleri Bonaparte, 1850 – Ujung selatan Thailand, Semenanjung Malaysia utara, Sumatera, Jawa Barat, Kalimantan, Kep. Sulu barat  (Sibutu).
  • bangkana Schlegel, 1863 – P. Bangka dan P. Belitung.
  • sordida (Statius Muller, 1776) – Filipina (kecuali di Catanduanes, Masbate, Panay, dan Palawan), termasuk Basilan dan Kep. Sulu (Jolo, Tawitawi).
  • palawanensis Parkes, 1960 – Filipina barat (Calauit, Busuanga, Culion, Palawan, Balabac).
  • sanghirana Schlegel, 1866 – P. Sangihe.
  • forsteni Bonaparte, 1850 – Sulawesi utara.
  • novaeguineae S. Müller & Schlegel, 1845 – Papua, Termasuk kep. Papua Barat.
  • mefoorana Schlegel, 1874 – P. Numfor, di Teluk Cendrawasih.
  • rosenbergii Schlegel, 1871 – P. Biak, di Teluk Cendrawasih.
  • goodfellowi C. M. N. White, 1937 – Kep. Aru.

Catatan: populasi utara pada musim dingin pindah ke Malaysia, Sumatera (Termasuk Nias, Kepulauan di Selat Malaka, dan Bangka), serta di Jawa. Populasi penetap menghuni Sumatera (termasuk Bangka dan Belitung), Kalimantan, Jawa Barat, Sulawesi dan Papua.

Burung migran, mengunjungi hutan yang agak basah, kebanyakan di dataran rendah sampai ketinggian 800m. Di Papua masih dapat dijumpai sampai ketinggian 1200m, meskipun biasanya sampai ketinggian 500m.  Berlompatan di lantai hutan. Membalikkan dedaunan dan mematuki kayu mati untuk mencari inverteberata. terlihat mencolok saat terbang karena memiliki bercak putih besar pada sayap yang gelap. Malam hari, tidur pada cabang terbuka atau pohon merambat yang rendah. Sangat jinak, mudah didekati dengan cahaya senter.

Memakan serangga, larva, cacing dan siput, berburu makanan di lantai hutan diantara seresah.  Musim berbiak Mei sampai Oktober di Asia Tenggara, Februari sampai Juni di Sulawesi dan Desember sampai Juni di Papua. Sarang berbentuk kubah mendatar, tersusun dari ranting, seresah, serat tugmbuhan, dan akar-akaran. Jumlah telur 2-5 setiap periode berbiak. Sebagian besar sub-spesies merupakan burung penetap, kecuali cucullata yang merupakan burung migran/pengembara.

Tentang Penulis
Bagus Satrio

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2019-08-08
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *