Archives: Artikel

Tiga Spesies Baru Kumbang Air Kalimantan

Tiga spesies baru kumbang air ditemukan di Pulau Kalimantan. Mereka semua tergolong dalam genus Grouvellinus, dan diberi nama Grouvellinus leonardodicaprioi, G. andrekuipersi, and G. quest. Penemuan baru ini merupakan kali pertama kumbang air dari genus Grouvellinus ditemukan di Pulau Kalimantan, meskipun genus ini memiliki persebaran yang luas dari Eropa hingga Asia, termasuk Indonesia. Ketiga spesies baru tersebut Tiga Spesies Baru Kumbang Air Kalimantan

Siput Laut yang Curi Plastid untuk Fotosintesis

Bagaimana jika hewan juga bisa berfotosintesis seperti layaknya tumbuhan? Terdengar tidak masuk akal tentu. Namun, siput laut kecil bernama Elysia chlorotica berhasil mencuri kemampuan alga coklat Vaucheria litorea dan membuat dirinya bisa menghasilkan energi berkat plastida curian. Siput E. chlorotica memangsa banyak V. litorea ketika remaja. Siput akan menusuk alga dan menghisap seluruh isinya. Sitoplasma Siput Laut yang Curi Plastid untuk Fotosintesis

Capture Nature Serentak Se-Indonesia

Dalam rangka memeringati Hari Keanekaragaman Hayati Sedunia yang jatuh pada tanggal 22 Mei, Biodiversity Warriors akan menggelar Capture Nature (Capnature) secara serentak di beberapa daerah di Indonesia. Capture Nature (Capnature) merupakan kegiatan mendata, mengidentifikasi dan mendokumentasikan keanekaragaman hayati di suatu daerah. Kemudian, hasil pengamatan tersebut dibuat tulisan atau artikel lalu diposting di wrbsite www.biodiversitywarriors.org Sebagai Capture Nature Serentak Se-Indonesia

Selamatkan Ekosistem Karang Pulau Sangiang, KEHATI dan PT Asahimas Chemical Jalin Kerja Sama

  Yayasan Keanekaragaman Hayati Indonesia (KEHATI) dan PT Asahimas Chemical menandatangani kerja sama program rehabilitasi terumbu karang di kawasan Pulau Sangiang, Banten. Melalui program ini diharapkan ekosistem terumbu karang di kawasan konservasi perairan yang kini dalam kondisi terancam akibat berbagai aktivitas Industri, wisata, reklamasi, dan pembangunan di kawasan pesisir tersebut, dapat diselamatkan.   Gambar 1 Selamatkan Ekosistem Karang Pulau Sangiang, KEHATI dan PT Asahimas Chemical Jalin Kerja Sama

Manisnya Jeruk Kebanggaan Tanah Karo, si Keprok Brastepu

Banyak jeruk asli Indonesia yang tidak kalah manis bila dibandingkan dengan jeruk Mandarin atau Sunkist. Salah satunya Keprok Brastepu yang merupakan jeruk kebanggaan masyarakat Tanah Karo, Sumatera Utara. Hal ini karena keistimewaan jeruk yang tak berbiji dengan rasa segar manis. Buah berbentuk bulat pipih. Ukurannya sedang, sekitar 120 gram perbuah. Jadi rata-rata setiap kilogram berisi Manisnya Jeruk Kebanggaan Tanah Karo, si Keprok Brastepu

Mengenal Varietas Jagung Putih

Mendukung kampanye diversifikasi pangan, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian memperkenalkan empat varietas baru jagung putih. Harapannya, dengan warna jagung yang mirip nasi, masyarakat Indonesia mau melirik jenis karbohidrat utama lain sebagai pengganti nasi. Keempat jenis varietas baru ini antara lain: Bima putih-1, Bima putih-2, Anoman dan Srikandi putih. Keempat varietas jagung putih tersebut memiliki keunggulan Mengenal Varietas Jagung Putih

Jamur, Pangan Alternatif yang Kaya Manfaat

Jamur sangat berpotensi untuk dikembangkan secara luas di Indonesia, sebab memiliki nilai ekonomi tinggi, ramah lingkungan, dan kaya zat gizi. Didukung oleh peluang pasar yang besar, luasan kebun jamur terus meningkat dari tahun ke tahun. Terdapat setidaknya enam jenis jamur konsumsi di Indonesia, antara lain jamur merang, jamur kuping, jamur kancing, jamur tiram, jamur shitake, Jamur, Pangan Alternatif yang Kaya Manfaat

Kumis Berbahaya Si Ikan Batu

Ikan batu dikenal dengan kepintarannya menyamar. Warna tubuh yang mirip karang dan dasar laut membuat mereka dengan mudah mengecoh mata. Tak heran bila mereka jarang dijumpai penyelam. Selain langka ditemukan di alam liar, penelitian tentang fisiologi atau perilaku ikan batu juga jarang dilakukan. Sehingga, penemuan terbaru tentang pisau lipat di wajah ikan batu cukup mengagetkan. Kumis Berbahaya Si Ikan Batu

Laba-laba Terus Terbang sejauh Angin Berhembus

Terbang tidak melulu butuh sayap, inilah yang ditunjukkan oleh laba-laba yang mampu mengendarai angin dengan benang-benangnya. Mereka dapat melintasi kota bahkan samudera. Kemana angin membawa, kesanalah mereka terbang. Dalam catatan Charles Darwin, terdapat laba-laba yang terbang sejauh 60 mil (±96.6 km) dari Pantai Argentina ke kapalnya selama pelayaran tahun 1832. Perilaku terbang laba-laba adalah perilaku Laba-laba Terus Terbang sejauh Angin Berhembus

Kompas dalam Mata Burung

Burung tidak pernah tersesat atau keliru mengambil arah, semua itu berkat protein khusus dalam retina yang sensitif terhadap cahaya biru. Protein ini bernama Cry4 (cryptochrome 4). Dia terlibat dalam siklus sirkadian (siklus tidur biologis) dan membantu mendeteksi medan magnet bumi, sehingga berfungsi seperti kompas 24 jam bagi burung. Protein Cry4 ditemukan saat dilakukan penelitian pada Kompas dalam Mata Burung