Nilam

Nilam (Pogostemon cablin) merupakan tanaman yang dipergunakan di dalam industri berbagai jenis minyak atsiri. Minyak nilam yang diproduksi di Indonesia masihlah sangat terbatas dan produksi dari minyak nilam masihlah belum bisa dikatakan optimal meskipun minyak nilam akan sangat membantu pendapatan devisa negara. Ada beberapa perusahaan yang berupaya untuk meningkatkan produksi minyak nilam baik secara kuantitas maupun kualitas dari minyak nilam. Tentu saja juga dengan tidak melupakan aspek lingkungan. Tanaman nilam merupakan jenis semak tropis dengan batang pohon mencapai 1meter dan  salah satu penghasilkan minyak  atsiri, dalam pasar internasional minyak nilam di kenal dengan nama patchouli sebab minyak nilam proses penyulingnya dari daun. Fakta nya harga minyak nilam diperdangan internasinal mempunyai harga jual yang cukup tinggi di bandingkan dengan minyak atsiri yang lain.

Di Indonesia sendiri sangat jarang yang membudidayakan tanaman nilam ini, sebab tanaman nilam ini sangat sensitive sekali jika terkena sinar matahari langsung dan akan capat mudah layu jika kekurangan air, tanaman nilam dapat tumbuh dengan baik pada linkungan yang lembab, teduh dan hangat. Ciri khas tanaman nilam adalah bunganya memancarkan bau yang kuat dan wangi,  bijinya kecil, biasanya dalam proses perbanyaknya menggunakan system vegetative. Minyak nilam masih dalam golongan minyak atsiri dengan komponen utamanya adalah patchouli. Minyak nilam yang mempunyai nilai ekonomis tinggi pada umumnya mempunyai kadar PA diatas 30% dan mempunyai warna yang jernih dan kuning, karena aroma dari minyak nilam yang kuat, minyakn ini banyak dimanfaatkan untuk industry parfum, diperkirakan sepertiga dari produk parfum dunia menggunakan minyak ini separuhnya adalah parfum pria. Menurut orang eropa minyak nilam ini mempunyai aroma yang menenangkan. Setelah kita tahu keunggulan tentang minyak nilam ini apakah anda tertarik untuk membudidayakan tanaman nilam? Berikut adalah panduan mudah budidaya tanaman nilam yang mungkin dapat berguna untuk refrensi