Menengok Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku di Hutan Adat Wonosadi Gunungkidul

Flora
Menengok Keanekaragaman Jenis Tumbuhan Paku di Hutan Adat Wonosadi Gunungkidul
12 January 2017
3441

 

[Artikel ini ditulis oleh Maryatul Qibtiyah, akun penulis di laman Biodiversity Warriors HANYA digunakan sebagai sarana publikasi].

Hutan Adat Wonosadi merupakan salah satu kawasan konservasi berupa Taman Keanekaragaman Hayati (Taman Kehati) yang terletak di kecamatan Ngawen, kabupaten Gunungkidul. Kawasan ini memiliki luas kurang lebih 25 hektar dengan kontur perbukitan dan kanopi padat sehingga memungkinkan berbagai jenis hewan maupun tumbuhan hidup di dalamnya. Salah satu permasalahan biologi yang dapat dikaji di Hutan Adat Wonosadi ini adalah keankeragaman jenis tumbuhan paku. Tumbuhan paku dapat hidup di berbagai tempat, baik yang bersuhu lembab maupun kering. Perbedaan ketinggian suatu tempat memungkinkan adanya perbedaan kondisi lingkungan abiotik yang dapat mempengaruhi keanekaragaman tumbuhan paku yang hidup di dalamnya.

Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan oleh mahasiswa FMIPA UNY (Fitarahmawati, Indah Wardaniyati, Miftakhurohmah dan Maryatul Qibtiyah) ditemukan 9 famili paku dengan 14 genus dan 21 spesies di Hutan Adat Wonosadi. Kesembilan famili tersebut adalah Famili Pteridaceae, Adiantaceae, Cyantheaceae, Aspleniaceae, Blechnaceae, Polypodiaceae, Ophioglossaceae, Selaginellaceae, dan Lygodiaceae. Tumbuhan paku ini kemudian dikategorisasi berdasarkan penemuannya yaitu berdasar habitat dan berdasar ketinggian. Berdasar habitatnya, tumbuhan paku terbagi atas tumbuhan paku terrestrial, epifit, dan menempel pada batu. Tumbuhan paku terrestrial yang ditemukan di Hutan Adat Wonosadi berjumlah 18 spesies, yaitu Hemionitis cordifolia, Pteris ensiformis, Pteris sp., Adiantum cuneatum, Adiantum polyphyllum, Adiantum sp, Cheilantes tennifolia, Cyathea sp., Asplenium sp., Asplenium cuneatum, Blechnum sp., Cibotium sp., Drynaria sparsisora, Davallia solida, Selaginella ornata, Lygodium japonica, Lygodium flexuosum, dan Lygodium circinnatum.  Tumbuhan paku epifit yang ditemukan ditemukan berjumlah 7 spesies yaitu Lygodium circinnatum, Asplenium antrophyoides, Drynaria sparsisora, Ophioglossum pendulum, Lygodium japonica, Lygodium flexuosum, dan Lygodium circinnatum. Tumbuhan paku yang menempel pada batuan ditemukan 9 spesies yaitu Hemionitis cordifolia, Pteris sp., Adiantum cuneatum, Adiantum polyphyllum, Adiantum sp., Woodwardia sp., Elaphoglossum angulatum, Davallia solida, dan Selaginella ornata. Tumbuhan paku yang paling banyak ditemukan yaitu berhabitat terrestrial karena tanah merupakan sumber unsur hara terbesar bagi tumbuhan. Selain dapat hidup di atas tanah, tumbuhan paku juga dapat hidup menempel pada batu. Tumbuhan paku yang menempel pada batu tumbuh atas spora yang terbawa angin hingga menempel pada humus diatas batu-batu besar. Tumbuhan paku ini tumbuh dengan menyerap nutrisi dari udara, hujan, dan merombak materi organik yang terakumulasi pada batu.

(Tumbuhan paku Hemionitis cordifolia yang tumbuh subur di lereng selatan Hutan Adat Wonosadi)

Keanekaragaman jenis tumbuhan paku berdasar ketinggian dibagi atas empat titik pengamatan. Pada ketinggian 292 – 321,5 mdpl ditemukan 5 jenis paku yaitu Davalia sollida, Pteris sp., Drynaria sparsisora, Selaginella ornata, dan Adiantum sp. Pada ketinggian 321,5 – 351 mdpl ditemukan 4 jenis paku yaitu Pteris ensiformis, Cyathea sp., Lygodium flexuosum, dan Pteris sp. Pada ketinggian 351 – 380,5 mdpl ditemukan 7 jenis paku yaitu Adiantum polyphyllum, Pteris ensiformis, Adiantum cuneatum, Adiantum sp., Hemionitis cordifolia, Woodwardia sp., dan Lygodium flexuosum. Pada titik puncak yaitu pada ketinggian 380,5 – 410 mdpl ditemukan 3 jenis paku yaitu Pteris sp., Drynaria sparsisora, dan Cheilantes tennifolia. Jenis tumbuhan paku yang ada di hampir seluruh stasiun adalah paku Pteris sp. Artinya, paku tersebut memiliki daya ketahanan hidup yang tinggi di kondisi yang berbeda. Selain itu, jenis paku yang banyak ditemui sepanjang perjalanan adalah dari genus Lygodium yang hidup secara terestrial. Perbedaan jumlah jenis yang ditemukan seiring pertambahan ketinggian dikarenakan perbedaan kondisi lingkungan maupun sumber makanan tempat hidup paku tersebut.Tidak adanya kecenderungan bertambahnya jumlah jenis tumbuhan paku disebabkan ketinggian tempat dari dasar hingga puncak bukit tidak terlalu berbeda signinfikan sehingga jenis paku yang ditemukan juga hampir sama.

Tumbuhan paku yang unik ditemukan di Hutan Adat Wonosadi adalah tumbuhan paku dengan spesies Hemionitis cordifolia atau disebut sebagai Heart Fern karena daunnya berbentuk menjantung yang jika dilihat sekilas tidak seperti tumbuhan paku pada umumnya. (Maryatul Q.)

About Author
Rahmadiyono Widodo
Yogyakarta

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

2022-01-17
Difference:

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *