Membidik Burung yang Bertengger di tepi Laut Pandansari

Membidik Burung yang Bertengger di tepi Laut Pandansari
27 Oktober 2016
1921

Suara kokok ayam mulai terdengar di subuh hari. Para nelayan pencari ikan bandeng dan ikan belanak terlihat sibuk menyiapkan pelaratannya untuk berlayar. Mesin-mesin perahu milik para nelayan mengaung dan mulai berlayar menuju tempat penjaringan ikan. Beberapa menit kemudian, sampailah mereka ke tujuan. 

Terlihat deretan bambu yang disusun berjajar tidak jauh dari sana. Jaring terikat di deretan bambu yang tersusun berjajar tersebut untuk melindungi pohon-pohon Mangrove yang baru ditanam sekitar dua bulan yang lalu. Agar tidak hanyut oleh gelombang air laut besar yang datang menerjang.

Deretan bambu ini selain untuk melindungi pohon-pohon Mangrove, ternyata dimanfaatkan oleh burung-burung laut sebagai tempat tenggeran. Jenis burung laut yang sering bertengger di deretan bambu ini adalah Dara laut (Sterna belgii). Selain bertengger, mereka juga mencari makan di sini. Sebuah pemandangan yang menarik ketika para Dara laut ini terbang menuju bambu untuk betengger. Seekali suara mereka terdengar bersautan diantara bunyi deru angin dan air laut. Tempat ini akan menjadi tempat yang sangat menarik untuk dikunjungi oleh para pengamat burung.

Di sisi lain tepat dimana pohon-pohon Mangrove ditanam, terlihat kuntul besar (Ergretta alba) sedang menjelajah langit, bertengger dan sesekali mencari makan. Badan dan sayapnya yang putih besar serta kaki dan lehernya yang panjang seperti bangau memudahkan para pengamat burung mudah untuk mengidentifikasi mereka. Kuntul besar ini kadang terlihat bertengger berkelompok di atas pohon-pohon Mangrove besar, sehingga terlihat seperti kapas-kapas putih di atas rimbunnya hijau daun Mangrove.

Selain Dara laut dan Kuntul besar, terlihat pula blekok sawah (Ardeola speciosa) dan kokokan laut (Butorides striatus) bertengger diantara jajaran bambu berjaring dan pohon-pohon mangrove. Tetapi berbeda dengan dara laut dan kuntul besar yang bertengger secara berkelompok, blekok sawah dan kokokan laut ini terlihat bertengger sendiri tanpa kawanannya.

Berdasarkan informasi dari pemuda karang taruna dan warga Desa Pandansari, Brebes, Jawa Tengah, tempat rehabilitasi mangrove ini juga akan dijadikan spot pengamatan burung laut. “Tempat ini rencananya akan dijadikan spot pengamatan burung karena dara laut dan kuntul besar sering bertengger di sini’ jelas Kawel, pemuda karang taruna Desa Pandansari, Brebes Jawa Tengah. Untuk mencapai lokasi spot pengamatan burung laut ini, diperlukan waktu sekitar 30 menit lebih dari dermaga dengan menggunakan perahu mesin.

Menurut beberapa pengamat burung yang datang ke tempat ini, spot ini sudah cukup siap untuk dijadikan spot pengamatan burung laut, hanya diperlukan beberapa fasilitas lain seperti jajaran bambu-bambu berjaring yang lebih tinggi lagi dan menara pengamatan. “Tempat ini sudah hampir sama dengan spot pengamatan burung yang terdapat di Pulau Rambut, mungkin nantinya dapat dibuatkan mercusuar atau menara pengamatan burung agar lebih menarik lagi” ungkap Nadia, anggota Biodiversity Warriors dari Jakarta.

Pesatnya pembangunan di Desa Pandansari ini untuk dijadikan ekowisata memungkinkan spot pengamatan burung ini dapat terselesaikan pembangunannya dengan cepat. Sehingga pengamat burung lain dari berbagai daerah juga dapat mengunjungi spot pengamatan burung ini.

Tri Rahmaeti

Tentang Penulis
Admin BW
Biodiversity Warriors

Tinggalkan Balasan

Artikel
Terkait
Tidak ada artikel yang ditemukan
2020-07-30
Difference:

Tinggalkan Balasan