Lateng / Pulus

Flora
Lateng / Pulus
25 April 2016
7597

Pulus (Laportea stimulans, syn. Dendrocnide stimulans syn. Urtica stimulans) adalah tanaman pohonan yang banyak ditemukan di daerah hutan hujan tropis dataran rendah di sebagian Indonesia. Sebarannya cukup luas termasuk di Masigit Kareumbi.

Di beberapa daerah, Pulus sering dipersamakan dengan Kemadu atau Kemaduh (Laportea sinuata), walaupun sejatinya Kemadu adalah spesies yang berbeda, namun demikian keduanya sama-sama memiliki bulu sengat.

Pulus (wood nettle, stinging nettle) termasuk dalam famili Urticaceae sehingga berkerabat dekat dengan tanaman Jelatang atau Jelutung (Girardina palmata). Di beberapa daerah Pulus juga sering disebut Jelatang. Walaupun secara fisik sebetulnya tanaman ini berbeda karena Jelatang memiliki daun berbentuk menjari seperti daun pepaya,berbentuk perdu dan memiliki duri di sekujur tubuhnya sampai ke batang.

Pulus yang di bali disebut Lateng ini memiliki daun berwarna hijau terang. Memiliki tulang dan urat daun yang tampak jelas. Pinggir daun mudanya berbentuk gerigi dengan jarak gerigi tidak terlalu rapat. Semakin tua, gerigi semakin menghilang. Bagian atas dan pinggir daun ditumbuhi bulu-bulu halus yang hanya nampak bila dilihat dari jarak sangat dekat.

Bila bulu-bulu ini tersentuh bagian kulit kita yang halus dan sensitif seperti punggung tangan, lengan, paha atau betis dapat menimbulkan rasa gatal, perih dan panas yang cukup menyengat. Sengatan pulus pada kulit tubuh biasanya baru akan hilang setelah satu atau dua minggu bila tanpa penanganan.

Dengan tampilan yang low-profile, daun pulus memang tidak terlalu kentara di tengah rerimbunan pohon lain. Karena menyenangi daerah lembab dan ternaungi, Pulus seringkali ditemukan di pinggir-pinggir jalan setapak. Pada akhir musim hujan, banyak ditemui seedlings atau anakan pulus yang tingginya tidak lebih dari 40cm. Hal ini membuat pulus semakin tidak kentara dan mudah tersentuh bagian tubuh terutama kaki.

Di Kareumbi, Pulus bisa ditemukan di sepanjang jalan setapak menuju hutan dan disekitar area rumah pohon. Kami sudah melokalisir beberapa tanaman di rumah pohon agar mudah dikenali dan sebagian besar lainnya sudah kami singkirkan dari jalan setapak, namun tidak menutup kemungkinan masih ada anakan-anakan yang tersembunyi.

Racun dan penangkal:
Racun yang terdapat dalam bulu sengat Pulus ini adalah formic acid dan beberapa jenis asam lainnya. Kandungan yang mirip juga ditemukan pada sengat lebah dan sengat semut sehingga asam formic ini juga disebut asam semut. Dari literatur, asam semut ini larut dengan baik dalam air. Namun informasi ini bertolak belakang dengan informasi dari masyarakat yang apabila seseorang terkena sengatan pulus sebaiknya jangan dicuci. Penangkal yang biasa dilakukan adalah menggosok daerah sengatan dengan tanah gembur yang kering.

Literatur lain menyebutkan bahwa gosokan daun Pacing Merah pada daerah sengatan berkhasiat untuk menyembuhan luka sengatan Pulus.

Sedangkan yang lain menuliskan bahwa air yang dihasilkan dari remasan tanaman Alocasia macrorrhiza (Talas Gajah) dapat secara instan menghilangkan rasa sakit sengatan Pulus.

 

Tentang Penulis
indra wardani aldyla

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2017-03-30
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *