Konservasi Sumber Daya Air dengan Menanam Bambu

Kelautan
Konservasi Sumber Daya Air dengan Menanam Bambu
10 Juli 2016
1882

Air merupakan elemen penting yang menjamin eksistensi kehidupan di bumi, maka sudah seharusnya kita tidak boleh memanfaatkan air secara berlebihan tanpa adanya upaya konservasi air demi memenuhi kebutuhan makhluk hidup di masa kini maupun masa mendatang.

Konservasi sumber daya air adalah upaya memelihara keberadaan serta keberlanjutan keadaan, sifat, dan fungsi sumber daya air agar senantiasa tersedia dalam kuantitas dan kualitas yang memadai untuk kebutuhan makhluk hidup, baik pada waktu sekarang maupun yang akan datang. Konservasi sumber daya air ini tidak hanya sebatas air yang ada di permukaan tanah saja, tetapi juga yang ada di bawah permukaan tanah.

Langkah bijaksana yang dapat diambil dalam jangka pendek oleh pemerintah untuk mengkonservasi air adalah dengan menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi.

Selain memiliki keunggulan untuk memperbaiki sumber tangkapan air yang sangat baik, sehingga mampu meningkatkan water storage (cadangan air bawah tanah)   secara nyata, maka pertimbangan menggunakan bambu sebagai tanaman konservasi adalah karena bambu merupakan tanaman yang mudah ditanam serta memiliki pertumbuhan yang sangat cepat, tidak membutuhkan perawatan khusus, dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tidak membutuhkan  investasi besar,   sudah  dewasa  pada  umur  3  –  5 tahun dan dapat dipanen setiap tahun tanpa merusak rumpun serta memiliki toleransi tinggi terhadap gangguan alam  dan kebakaran.

Disamping itu,   bambu juga memiliki kemampuan peredam suara yang  baik  dan  menghasilkan  banyak  oksigen sehingga  dapat ditanam  di daerah pemukiman maupun dipinggir jalan raya.

Tanaman bambu mempunyai sistem perakaran serabut dengan akar rimpang yang sangat kuat, meskipun berakar serabut pohon bambu sangat tahan terhadap terpaan angin kencang. Perakarannya tumbuh sangat rapat dan menyebar ke segala arah, serta memiliki struktur yang unik karena terkait secara horizontal dan vertikal, sehingga  tidak mudah  putus  dan  mampu  berdiri  kokoh  untuk menahan erosi dan tanah longsor di sekitarnya, disamping itu lahan di bawah tegakan bambu menjadi sangat stabil dan mudah meresapkan   air.           

Dengan   karakteristik   perakaran   seperti   itu, memungkinkan tanaman ini menjaga sistem hidrologis yang menjaga ekosistem    tanah  dan  air, sehingga  dapat  dipergunakan  sebagai tanaman konservasi.

Bambu juga tahan kekeringan dan bisa tumbuh baik di lahan curam,  sehingga bambu mempunyai potensi untuk menahan longsor. Walaupun kadang-kadang dijumpai banjir atau tanah longsor yang menghanyutkan rumpun bambu. Itu bisa terjadi pada rumpun bambu yang tumbuh soliter (rumpun tersendiri).

Kalau bambu ditanam   berderet   menyerupai   teras   pada sebuah   lereng   dan membentuk sabuk gunung, dimana akar bambu akan saling terkait dan mengikat antar rumpun, maka kekuatannya sangat luar biasa. Rumpun bambu berikut serasah di bawahnya juga mampu menahan top soil hingga tidak hanyut tergerus run off air hujan. Sehingga kemampuan   tanaman   bambu   untuk   mencegah   erosi   maupun longsor dapat diandalkan.

Sumber bacaan:

http://portal.bangkabaratkab.go.id/content/konservasi-sumber-daya-air-dengan-menggunakan-tanaman-bambu

Sumber gambar:

http://www.too2bamboo.com/bamboo/patiobamboo1.jpg

Tentang Penulis
tri rahmaeti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2016-07-14
Difference:

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *